TUGAS IKD III
TEST DIAGNOSTIK
KARDIOVASKULER
Disusun
Oleh:
1)
Dalkurnain
2)
David Eka S.
3)
Deni Librianto
4)
Vika Kristian
Program
Studi S1 Keperawatan
Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)
Insan
Cendekia Medika (ICMe)
Jombang
2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur patut kami
haturkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah dan rahma- Nya kami berhasil
menyusun makalah IKD3 dengan tema “Test Diagnostik Sistem Kardiovaskuler” yang
telah selesai tepat pada waktunya.
Tujuan
kami menyusunan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan tentang TEST
DIAGNOSTIK SISTEM KARDIOVASKULER. Sehubungan dengan hal tersebut, maka penulis
mengucapkan terima kasih kepada Bpk.
Ribut aksana hadi putro SKep.Ns selaku
dosen pengampu mata kuliah IKD3.
Kami menyadari walaupun
sudah berusaha semaksimal mungkin,mencurahkan segala pikiran dan kemampuan yang
dimiliki,makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahan,baik dari segi
bahasa,pengolahan maupun dalam penyusunan.Oleh karene itu kami sangat
mengharapkan kritik serta saran yang sifatnya mendukung untuk membangun kami demi
sempurnanya makalah ini.
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . .
DAFTAR ISI . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . .
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . .
B. Rumusan Masalah. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C.
Tujuan . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB II ISI
A.
Definisi Sistem Kardiovaskuler . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. Diagnostik system Kardiovaskuler . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . .
C. Contoh Pengkajian Sistem Kardiovaskuler . . . . . . . . . . . . . .
. . .
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
System sirkulasi darah merupakan satu system yang paling penting di
dalam tubuh manusia. Fungsinya adalah untuk membawa oksigen,tenaga dan nutrisi
ke seluruh tubuh fungsi lain yaitu untukTransport: makanan, gas, hormon,
mineral, enzim, sisa metabolism, Mempertahankan suhu tubuh dengan cara
vasokontriksi dan vasodilatasi Perlindungan melalui sistem imun dan pembekuan
darah Buffering, protein darah merupakan sisten buffer yang mempertahankan pH
darah
Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan jantung
maka perlu dilakukan pemeriksaan penunjang untuk menegakan diagnosa tersebut.
Contoh pemeriksaan penunjang tersebut adalah tes
diagnostic, seperti EKG, fhoto thorax, TMT dll.
2. Rumusan Masalah
a.
Jelaskan pengertian system
kardiovaskuler?
b.
Bagaimana ukan deagnostik system
kardiovaskuler?
c.
Jelaskan cara pengkajian system
kardiovaskuler?
3. Tujuan
a.
Untuk megetahui system
kardiovaskuler
b.
Untuk mengetahui diagnostic
system kardiovaskuer
c.
Untuk mampu melakukan
diagnostic system kardiovaskuler
BAB II
PEMBAHASAN
v
Anatomi
kardiovaskuler
System
sirkulasi darah merupakan satu system yang paling penting di dalam tubuh
manusia. Fungsinya adalah untuk membawa oksigen,tenaga dan nutrisi ke seluruh
tubuh fungsi lain yaitu untukTransport: makanan, gas, hormon, mineral, enzim,
sisa metabolism, Mempertahankan suhu tubuh dengan cara vasokontriksi dan
vasodilatasi Perlindungan melalui sistem imun dan pembekuan darah Buffering,
protein darah merupakan sisten buffer yang mempertahankan pH darah
Pada
waktu yang bersamaan, pembuangan metabolisme di bawa keluar melalui system
peredaran darah tersebut. System peredaran darah terdiri dari jantung, arteri,
kapiler dan vena. Jantung merupakan pusat tenaga untuk peredaran darah. Jantung
berdenyut dengan terus menerus untuk memompa darah mengalir ke seluruh tubuh.
Arteri adalah saluran darah yang berfungsi untuk mengantarkan darah dari
jantung ke seluru tubuh. Vena adalah saluran darah yang berfungsi membawa
kembali darah ke tempat semula yang sudah berkumpul di jantung. Kapiler adalah
saluran darah halus yang menghubungkan micro arteri dan micro vena.kapiler
tersebut terdapat pada seluruh bagian tubuh dan merupakan tempat pergantian
nutrisi dan oksigen.
Penyakit yang berhubungan dengan system peredaran
darah
Penyakit dapat terjadi pada seluruh system peredaran
darah, dan mengganggu fungsi normal seluruh bagian system tersebut. Penyakit
yang biasanya sering mengganggu yang berhubungan dengan system peredaran darah
termasuk penyakit jantung, hipertensi, pembekuan darah, kegagalan fungsi pada
system microsirkulasi dan sebagainaya. Apabila tidak di rawat penyakit penyakit
tersebut akan menjadi lebih parah dan menyebabkan infarksi miokardial
(berhentinya denyut otot pada jantung), stroke, buta, bahkan dapat membayakan
nyawa.
v TES DIAGNOSTIK KARDIOVASKULER
Hanya dalam beberapa hari setelah konsepsi sampai
kematian, jantung terus menerus berdetak.Pada kenyataannya, sepanjang rentang
usia manusia rata – rata, jantung berkontraksi sekitar tiga miliar kali, tidak
pernah beristirahat, kecuali sepersekian detik diantara denyutan. Dalam sekitar
tiga minggu setelah pembuahan, bahkan sebelum ibu dapat memastikan bahwa ia
hamil, jantung mudigah yang sedang berkembang sudah mulai berfungsi. Diyakini
bahwa jantung merupakan organ pertama yang berfungsi.Sebelum membahas lebih
lanjut tentang jantung, ada baiknya kita mengerti dahulu apa pengertian dari
jantung itu sendiri. Jantung adalah bagian lambung yang langsung menempel pada
dan mengelilingi ostium cardiacum antara esofagus dan bagian lambung yang
menempel langsung pada dan mengelilingi ostium. ( Sumber : Kamus Kedokteran
Dorland).Fungsi jantung adalah sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap
darah untuk menimbulkan gradien tekanan yang diperlukan agar darah dapat
mengalir ke jaringan. Darah, seperti cairan lain, mengalir dari daerah yang
bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah sesuai penurunan gradien
tekanan. (Sumber : Fisiologi Sherwood).
Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan jantung
maka perlu dilakukan pemeriksaan penunjang untuk menegakan diagnosa tersebut.
Contoh pemeriksaan penunjang tersebut adalah tes
diagnostik.
Dalam
melakukan Tes diagnostik kardiovaskuler meliputi dua jenis pemeriksaan yaitu:
Invassive (melukai )dan Non Invassive (tidak melukai).
v Pemeriksaan Non Invasive:
Ø Foto Thorax PA
Tujuan dari foto thoraks :,.
Pada Jantung:Melihat bentuk dan pembesaran jantung
Pada Paru : Melihat tanda-tanda kongesti paru pada
gagal jantung kongestif
Ø EKG
Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari
perubahan – perubahan potensial atau perubahan voltage yang terdapat dalam
jantung. Elekrokardiogram yaitu grafik yang merekam perubahan potensial listrik
jantung yang dihubungkan dengan waktu.
Dalam EKG perlu diketahui tentang sistem konduksi,
yang terdiri dari:
1.
SA node (Sino-Atriale Node)
Terletak di batas atrium kanan (RA) dan vena cava
superior (VCS). Sel-sel dalam SA node ini secara otomotis dan teratur
mengeluarkan impuls (rangsangan listrik) dengan frekuensi 60-100 kali permenit.
Kemudian menjalar ke atrium sehingga menyebabkan seluruh atrium terangsang.
Iramanya adalah irama sinus (sinus rhythm)
2.
AV node (Atrio-ventricular
node)
Terletak di septum internodal bagian sebelah kanan,
diatas katup trikuspid. Sel-sel AV node mengeluarkan impuls dengan frekuensi
40-60 kali permenit.
3.
Berkas HIS
Terletak
di dalam interventrikular dan bercabang dua, yaitu cabang berkas kiri dan
kanan, setelah melewati cabang-cabang itu akan bercabang lagi yang disebut
serabut purkinje.
4.
Serabut Purkinje
Akan mengadakan kontak dengan sel-sel
ventrikel. Dari sel-sel ventrikel, impuls dialirkan ke sel-sel yang terdekat
sehingga seluruh sel akan terangsang.
Hal-hal
penting mengenai Elektrokardiograf antara lain:
1.
EKG adalah suatu rekaman
mengenai sebagian aktivitas listrik di cairan-cairan tubuh yang diinduksi oleh
impuls jantung yang mencapai permukaan tubuh, bukan rekaman aktivitas listrik
jantung yang sebenarnya.
2.
EKG adalah rekaman kompleks
yang menggambarkan penyebaran keseluruhan aktivitas di juantung selama
repolarisasi dan depolarisasi.
3.
Rekaman mencerminkan
perbandingan voltase yang terdeteksi oleh elektroda di dua titik yang berbeda
di tubuh.
Tujuan EKG bagi
Klien dalam Asuhan Keperawatan
1.
Untuk mengetahui adanya
kelainan-kelainan dari irama jantung (aritmia)
Irama mengacu kepada keteraturan gelombang EKG.
Setiap variasi irama normal dan urutan eksitasi jantung disebut aritmia.
Artitmia dapat terjadi akibat adanya fokus ektopik, perubahan aktivitas
pemacu nodus SA atau gangguan hantaran.
2.
Untuk mengetahui adanya
kelainan-kelainan myocardium seperti infarct, hipertropi atrial atau ventrikel.
3.
Untuk mengetahui pengaruh atau
efek obat-obat jantung terutama digitalis dan quinidine
4.
Untuk mengetahui adanya
gangguan-gangguan elektrolit
5.
Untuk mengetahui adanya
perikarditis
ü Sandapan
Apabila elektrode dari sebuah alat
elektrokardiograsi dipasang pada tempat-tempat tertentu pada tubuh, maka
terjadi sebuah sandapan (lead).
Sandapan dibagi
menjadi tiga golongan, yaitu:
1.
Sandapan Bipolar (Sandapan
standar ditandai dengan tanda I, II, III)
Sandapan I: elektrode yang positif dihubungkan
dengan tangan kiri (LA)dan elektrode negatif dengan lengan kiri (RA)
Sandapan II : elektrode yang positif dihubungkan
dengan kaki kiri dan yang negatif dihubungkan dengan tangan kanan atas (RA)
Sandapan III : elektrode yang positif dihubungkan
dengan kaki kiri dan negatif dihubungkan dengan tangan kiri.
2.
Sandapan unipolar ekstermitas
Augmented Extremity lead avR, avL, avF
3.
Sandapan unipolar prekordial
4.
Disebut juga sandapan unipolar
dada, ini ditandai dengan huruf V (voltage) dan disertai angka di belakangnya
yang menunjukan lokasi di atas prekordium. Posisi electrode eksplorasi yang
dianjurkan oleh Aamerican Heart Association (AHA) adalah:
V2: sela iga 4 pada garis sternalis
sinistra
V3: terletak antara v2 dan v4
V4: sela iga 5 pada garis midclavikula
sinistra
V5: garis axila anterior sejajar dengan v4
V6: garis axila tengah sejajar v4
ü Elekrokardiogram yang
Normal
Impuls yang menyebabkan kontraksi atrium dan
ventrikel jantung pada EKG menimbulkan 6 macam gelombang yang ditandai dengan
huruf P,Q,R,S,T, dan U.
Gelombang P
merupakan defleksi positif yang pertama (ke atas), terjadi akibat depolarisasi
atrium.
Gelombang QRS terjadi saat depolarisasi ventrikel,
diukur dari permulaan gelombang Q, R lalu S. (Gelombang Q adalah defleksi
negatif pertama setelah gelombang P, Gelombang R adalah defleksi positif
pertama setelah gelombang Q, Gelombang S adalah defleksi negatif setelah
gelombang R)
Gelombang T terjadi sat repolarisasi ventrikel,
normal terjadi defleksi positif setelah gelombang S. Bila terjadi defleksi
negatif menandakan terjadi ischemia pada area yang ditunjukkan.
Segmen S-T, masih dalam batas normal bila elevasi
<1mm dan depresi <0,5mm pada standar lead. Jika segmen S-T elevasi
menandakan terjadi Injury, juka depresi menandakan terjadi inschemia
Gelombang U, biasanya dalam keadaan normal tak
terlihat di EKG
.
1.
Kecepatan gerak kertas 25mm/s atau 50mm/s
2.
Dengan ukuran galvanimeter dinamakan
kalibrasi, dilakukan sebelum dan sesudah perekaman EKG, tiap perubahan daya
harus diukur dan dicatat oleh perawat yang bersangkutan.
Ø Treadmill exercise Chest
test/ Treadmill test (TMT)
Prinsip melakukan TM :
a. Perekam EKG bersama dengan
aktifitas (exercise EKG)
b. Merupakan pemeriksaan non
invasive tetapi termasuk pemeriksaan pro vocative.
c. Termasuk seleksi kedua untuk
deteksi penderita coroner sesudah EKG istirahat (resting EKG)
Disamping mendeteksi PJK, TMT juga dapat :
·
Mengetahui status fungsional
dari si terperiksa yang implikasinya, untuk dapat merekomendasi dari aktvitas /
kerja sehari-hari, apa saja yang dapat dilakukan.
·
Deteksi aritmia :hilang saat
TMT
·
kausa extra cardial.
·
bertambah berat saat TMT, biasanya
karena ada kelainan organic
·
Seyogianya individu yang
bekerja berhubungan dengan keselamatan orang banyak (supir bus,pilot) perlu
pemeriksaan TMT secara berkala
·
Echocardiografi (Trans Thoracal
Echocardiografi = TTE)Prinsip pemeriksaan dengan Ultrasound (USG)
Ø Echocardiography
Echocardiografi
(2D; two dimensional) Dapat mem-visualisasikan pergerakan jantung secara akurat
sesuai dengan “real time”, meliputi :
·
Myocardium
·
rongga jantung
·
katup-katup jantung
·
pericardium
Ø Echocardio
Fungsinya:
mengetahui hemodinamik secara non invasive, yang apabila dilakukan oleh
tenaga “expert” hampir sama hasilnya dengan pemeriksaan invasive
(kateterisasi).
- dapat mengevaluasi cardiac structure dan performance secara cepat, bahkan dalam keadaan emergency sekalipun. (tidak perlu persiapan)
- dapat mengevaluasi cardiac structure dan performance secara cepat, bahkan dalam keadaan emergency sekalipun. (tidak perlu persiapan)
- Echo Doppler
(Color doppler dapat mendeteksi secara cepat apakah valve stenosis atau
regurgitasi
-Bila dengan TTE
kurang adekuat terutama untuk melihat bagian posterior jantung, boleh dilakukan
TEE (Trans Esophageal Echocardiografi).
- Jarak dari
proximal esophagus sangat dekat dengan jantung, akan memperlihatkan struktur
bagian belakang jantung (aorta, atrium kiri dan appendix) terlihat lebih jelas,
terutama bila ada trombus atau massa di atrium kiri
- Modifikasi lain
dari Echo adalah stress echocardiografi.
v Pemeriksaan Invasive/ kateterisasi
ü Kateterisasi :
- Kiri
- Kanan
Tehnik :Mendorong kateter melalui :
- Vena untuk evaluasi jantung kanan
- Arteri untuk evaluasi jantung kiri
Tujuan :
- Kateterisasi Jantung KananMengetahui saturasi O2
dan tekanan darah pada semua bagian jantung kanan mulai dari Vena Cava sampai
Arteri Pulmonari.
-
Kateterisasi Jantung KiriMengetahui saturasi O2 dan tekanan darah dari bagian
Kiri Jantung, Aorta kecuali Arterium Kiri.
ü Corangiography (untuk
deteksi PJK)
Tehnik
pemeriksaan : sama dengan kateterisasi jantung
Ada
dua jenis kateter :
-
Untuk A Coronary Kanan
-
Untuk A Coronary Kiri
Kateter untuk Artery Coronary KananKateter didorong sampai pangkal Aorta. Kateter untuk A Coronary Kanan sudah dirancang sedemikian rupa, bila didorong ke Pangkal Aorta maka ujung kateter, persis dimulut (ostium) Artery Coronary Kanan. Bahan contras disemprotkan
masuk ke artery coronary kanan dan cabang-cabangnya.
Tujuan : Untuk melihat tingkat, derajat dan besarnya penyumbatan stenosis coroner.
Kateter untuk Artery Coronary KiriKateter untuk arteri kiri didorong sampai pangkal aorta hingga diprogram tepat di pangkal aorta kiri. Contras disemprotkan masuk ke artery coronary kiri dan cabang-cabangnya.
Pengertian
Tekanan vena central (central
venous pressure) adalah tekanan darah di atrium kanan atau vena kava. Ini
memberikan informasi tentang tiga parameter volume darah, keefektifan jantung
sebagai pompa, dan tonus vascular. Tekanan vena central dibedakan dari tekanan
vena preifer, yang dapat merefleksikan hanya tekanan local.
ü Lokasi Pemantauan
1. Vena Jugulari
interna kanan atau kiri (lebih umum pada kanan)
2. Vena
subklavia kanan atau kiri, tetapi duktus toraks rendah pada kanan
3. Vena
brakialis, yang meungkin tertekuk dan berkembangmenjadi phlebitis
4.
Lumen proksimal kateter arteri pulmonalis, di atrium kanan atau tepat di atas
vena kava superior
Indikasi
dan Penggunaan
1. Pengukuran
tekanan vena sentral (CVP)
2. Pengambilan
darah untuk pemeriksaan laboratorioum
3. Pengukuran
oksigenasi vena sentral
4. Nutrisi parental dan pemberian cairan hipertonik
atau cairan yang mengiritasi yang peril pengenceran segera dalam system
sirkulasi
5. Pemberian obat vasoaktif per drip (tetesan) dan
obat inotropic
6. Sebagai jalan masuk vena bila semua tempat IV
lainnya telah lemah
Komplikasi
Adapun komplikasi dari pemasangan kanulasi CVP
antara lain:
1. Nyeri dan
onflamasi pada lokasi penusukan
2. Bekuan darah
karena tertekuknya kateter
3. Pendarahan :
ekimosis atau perdarahan besar bila jarum terlepas
4.
Tromboplebitis (emboli thrombus,emboli udara, sepsis)
5. Microshock
6. Disritmia
jantung
Pengkajian
Yang perlu dikaji pada pasien yang terpasang CVP
adalah tanda-tanda koplikasi yang ditimbulkan oleh pemasang alat.
1. Keluhan
nyeri, napas sesakm, rasa tidak nyaman
2. Keluhan
verbal adanya kelelahan atau kelemahan
3. Frekuensi
napas, suara napas
4. Tanda
kemerahan / pus pada lokasi pemasangan
5. Adanya
gumpalan darah / gelembung udara pada cateter
6. Kesesuaian
posisi jalur infus set
7. Tandah-tanda
vital, perfusi
8. Tekanan CVP
9. Intake dan
out put
10. ECG Monitor
v Contoh pengkajian
diagnostic Kardiovaskuler
RIWAYAT KESEHATAN/KEPERAWATAN
Keluhan Utama :
• Nyeri dada
• Sesak nafas
• Edema
Riwayat Kesehatan :
Digunakan untuk mengumpulkan data
tentang kebiasaan yang mencerminkan refleksi perubahan dan sirkulasi oksigen.
• Nyeri ---- lokasi, durasi, awal
pencetus, kwalitas, kuantitas, factor yang
memperberat/memperingan, tipe nyeri.
• Integritas neurovaskuler ----
mengalami panas, mati rasa, dan perasaan geli.
• Status pernafasan ---- sukar
bernafas, nafas pendek, orthopnoe, paroxysmal nocturnal dyspnoe dan efek
latihan pada pernafasan.
• Ganngguan sirkulasi ----
peningkatan berat badan, perdarahan, pasien sudah lelah.
• Riwayat kesehatan sebelumnya ---- penyekit yang pernah diderita, obat-obat yang digunakan dan potensial penyakit keturunan.
• Riwayat kesehatan sebelumnya ---- penyekit yang pernah diderita, obat-obat yang digunakan dan potensial penyakit keturunan.
• Kebiasaan pasien ---- diet,
latihan, merokok dan minuman.
Riwayat Perkembangan :
Struktur system kardiovaskuler
berubah sesuai usia.
• Efek perkembangan fisik denyut
jantung.
• Produksi zat dalam darah.
• Tekanan darah.
Riwayat Sosial :
• Cara hidup pasien.
• Latar belakang pendidikan
• Sumber-sumber ekonomi.
• Agama.
• Kebudayaan dan etnik.
Riwayat Psikologis :
Informasi tentang status psikologis
penting untuk mengembangkan rencana asuhan keperawatan.
• Mengidentifikasi stress/sumber
stress.
• Mengidentifikasi cara koping,
mekanisme dan sumber-sumber coping.
PENGKAJIAN FISIK
JANTUNG
Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan fisik umum dan khusus pada jantung. Sebelum melakukan pemeriksaan fisik khusus pada jantung, maka penting terlebih dahulu melihat pasien secara keseluruhan/keadaan umum termasuk mengukur tekanan darah, denyut nadi, suhu badan dan frekuensi pernafasan.
Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan fisik umum dan khusus pada jantung. Sebelum melakukan pemeriksaan fisik khusus pada jantung, maka penting terlebih dahulu melihat pasien secara keseluruhan/keadaan umum termasuk mengukur tekanan darah, denyut nadi, suhu badan dan frekuensi pernafasan.
Keadaan umum secara keseluruhan yang
perlu dilihat adalah :
• Bentuk tubuh gemuk/kurus
• Anemis
• Sianosis
• Sesak nafas
• Keringat dingin
• Muka sembab
• Oedem kelopak mata
• Asites
• Bengkak tungkai/pergelangan kaki
• Clubbing ujung jari-jari tangan
Pada pasien khususnya penyakit
jantung amat penting melakukan pemeriksaan nadi adalah :
• Kecepatan/menit
• Kuat/lemah (besar/kecil)
• Teratur atau tidak
• Isi setiap denyut sama kuat atau
tidak.
INSPEKSI
Lihat dan perhatikan impuls dari iktus kordis
Lihat dan perhatikan impuls dari iktus kordis
Mudah terlihat pada pasien yang
kurus dan tidak terlihat pada pasien yang gemuk atau emfisema pulmonum. Yang
perlu diperhatikan adalah Titik Impuls Maksimum (Point of Maximum Impulse).
Normalnya berada pada ruang intercostals V pada garis midklavikular kiri. Apabila
impuls maksimum ini bergeser ke kiri berarti ada pembesaran jantung kiri atau
jantung terdorong atau tertarik kekiri.
Toraks/dada
Pasien berbaring dengan dasar yang rata. Pada bentuk dada “Veussure Cardiac” dinding totaks di bagian jantung menonjolm menandakan penyekit jantung congenital. Benjolan ini dapat dipastikan dengan perabaan.
Pasien berbaring dengan dasar yang rata. Pada bentuk dada “Veussure Cardiac” dinding totaks di bagian jantung menonjolm menandakan penyekit jantung congenital. Benjolan ini dapat dipastikan dengan perabaan.
Vena Jugularis Eksterna (dileher
kiri dan kanan)
Teknik :
• Posisi pasien setengah duduk
dengan kemiringan ± 45º
• Leher diluruskan dan kepala
menoleh sedikit kekiri pemeriksa di kanan pasien
• Perhatikan vena jugularis eksterna
yang terletak di leher ; apakah terisi penuh/sebagian, di
mana batas atasnya bergerak naik
turun.
• Dalam keadaan normal vena
jugularis eksterna tersebut kosong/kolaps.
• Vena jugularis yang terisi dapat
disebabkan oleh :
- Payah jantung kanan (dengan atau tanpa
jantung kiri).
- Tekanan intra toraks yang
meninggi.
- Tamponade jantung.
- Tumor mediastinum yang menekan
vena cava superior.
PALPASI
Palpasi dapat mengetahui dan mengenal ukuran jantung dan denyut jantung. Point of Maximum Impuls dipalpasi untuk mengetahui getaran yang terjadi ketika darah mengalir melalui katup yang menyempit atau mengalami gangguan.
Palpasi dapat mengetahui dan mengenal ukuran jantung dan denyut jantung. Point of Maximum Impuls dipalpasi untuk mengetahui getaran yang terjadi ketika darah mengalir melalui katup yang menyempit atau mengalami gangguan.
Dengan posisi pasien tetap
terlentang kita raba iktus kordis yang kita amati pada inspeksi. Perabaan
dilakukan dengan 2 jari (telunjuk dan jari tengah) atau dengan telapak tangan. Yang perlu dinilai adalah :
• Lebar impuls iktus kordis
• Kekuatan angkatnya
Normal lebar iktus kordis tidak
melebihi 2 jari. Selain itu perlu pula dirasakan (dengan telapak tangan) :
• Bising jantung yang keras (thrill)
• Apakah bising sistolik atau
diastolic
• Bunyi murmur
• Friction rub (gesekan pericardium
dengan pleura)
Iktus kordis yang kuat dan melebar
tanda dari pembesaran/hipertropi otot jantung akibat latihan/atlit, hipertensi,
hipertiroid atau kelainan katup jantung.
PERKUSI
Dengan posisi pasien tetap
berbaring/terlentang kita lakukan pemeriksaan perkusi. Tujuannya adalah untuk
menentukan batas jantung (batas atas kanan kiri). Teknik perkusi menuntut penguasaan
teknik dan pengalaman, diperlukan keterampilan khusus. Pemeriksa harus
mengetahui tentang apa yang disebut sonor, redup dan timpani.
AUSKULTASI
Pemeriksaan auskultasi untuk menentukan denyut jantung, irama jantung, bunyi jantung, murmur dan gesekan (rub).
Pemeriksaan auskultasi untuk menentukan denyut jantung, irama jantung, bunyi jantung, murmur dan gesekan (rub).
Bunyi jantung perlu dinilai kualitas
dan frekuensinya. Bunyi jantung merupakan refleksi dari membuka dan menutupnya
katup dan terdengar di titik spesifik dari dinding dada. Bunyi jantung I (S1) dihasilkan oleh
penutupan katup atrioventrikuler (mitral dan trikuspidalis). Bunyi jantung II (S2) disebabkan
oleh penutupan katup semilunar (aorta dan pulmonal).
Bunyi jantung III (S3) merupakan
pantulan vibrasi ventrikuler dihasilkan oleh pengisian ventrikel ketika
diastole dan mengikuti S2.
Bunyi jantung IV (S4) disebabkan
oleh tahanan untuk mengisi ventrikel pada diastole yang lambat karena
meningkatnya tekanan diastole ventrikel atau lemahnya penggelembungan ventrikel
Bunyi bising jantung disebabkan oleh
pembukaan dan penutupan katup jantung yang tidak sempurna. Yang perlu
diperhatikan pada setiap bising jantung adalah :
• Apakah bising sistolik atau
diastolic atau kedua-duanya.
• Kenyaringan (keras-lemah) bising.
• Lokasi bising (yang maksimal).
• Penyebaran bising.
Adapun derajat kenyaringan bising jantung
dipengaruhi oleh :
• Kecepatan aliran darah yang melalui
katup.
• Derajat kelainan/gangguan katup.
• Tebal tipisnya dinding toraks.
• Ada tidaknya emfisema paru.
Tingkat kenyaringan bising jantung
meliputi :
• Tingkat I : sangat lemah, terdengar
pada ruangan amat sunyi.
• Tingkat II : lemah, dapat didengar
dengan ketelitian.
• Tingkat III : nyaring, segera dapat
terdengar/mudah didengar.
• Tingkat IV : amat nyaring tanpa
thrill.
• Tingkat V : amat nyaring dengan
thrill (getaran teraba)
• Tingkat VI : dapat didengar tanpa
stetoskop.
Murmur adalah bunyi hasil vibrasi
dalam jantung dan pembuluh darah besar disebabkan oleh bertambahnya turbulensi
aliran. Pada murmur dapat ditentukan :
• Lokasi : daerah tertentu/menyebar
• Waktu : setiap saat, ketika sistolik/diastolic.
• Intensitas :
Tingkat 1 : sangat redup.
Tingkat 2 : redup
Tingkat 3 : agak keras
Tingkat 4 : keras
Tingkat 5 : sangat keras
Tingkat 6 : kemungkinan paling
keras.
• Puncak : kecepatan aliran darah
melalui katup dapat berupa rendah, medium dan tinggi.
• Kualitas : mengalir, bersiul, keras/kasar, musical, gaduh atau serak.
• Kualitas : mengalir, bersiul, keras/kasar, musical, gaduh atau serak.
Gesekan (rub) adalah bunyi yang
dihasilkan oleh parietal dan visceral oleh perikarditis. Bunyi kasar,
intensitas, durasi dan lokasi tergantung posisi klien.
PEMBULUH DARAH
INSPEKSI
Pada pemeriksaan ini untuk mengobservasi warna, ukuran dan sirkulasi perifer.
PALPASI
Untuk mengetahui suhu, edema dan denyutan. Pemeriksa dapat menekan tempat tersebut dengan ketentuan :
Pada pemeriksaan ini untuk mengobservasi warna, ukuran dan sirkulasi perifer.
PALPASI
Untuk mengetahui suhu, edema dan denyutan. Pemeriksa dapat menekan tempat tersebut dengan ketentuan :
+
1 = cekung sedikit yang cepat hilang.
+ 2 = cekung menghilang dalam waktu
10-15 detik.
+ 3 = cekung dalam yang menghilang
dalam waktu 1-2 menit.
+ 4 = bebas cekungan hilang dalam
waktu 5 menit atau lebih.
AUSKULTASI
Pada pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mendengar bunyi arteri.
Pada pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mendengar bunyi arteri.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
System sirkulasi darah merupakan satu system yang paling penting di
dalam tubuh manusia. Fungsinya adalah untuk membawa oksigen,tenaga dan nutrisi
ke seluruh tubuh fungsi lain yaitu untukTransport: makanan, gas, hormon,
mineral, enzim, sisa metabolism, Mempertahankan suhu tubuh dengan cara
vasokontriksi dan vasodilatasi Perlindungan melalui sistem imun dan pembekuan
darah Buffering, protein darah merupakan sisten buffer yang mempertahankan pH
darah
Untuk dapat mengetahui adanya kelainan-kelainan
jantung maka perlu dilakukan pemeriksaan penunjang untuk menegakan diagnosa
tersebut.
Dalam melakukan Tes diagnostik kardiovaskuler
meliputi dua jenis pemeriksaan yaitu: Invassive (melukai )dan Non Invassive
(tidak melukai). Contoh pemeriksaan penunjang tersebut adalah tes diagnostic,
seperti EKG, fhoto thorax, TMT dll.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Ruhyanudin,
Faqih. 2006. Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem
kardiovaskuler. Malang: UMM Press
·
http://khaidirmuhaj.blogspot.com/2009/01/askep-gangguan-sistem-kardiovaskuler.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar