KELENJAR HIPOFISIS
Hipofisis merupakan sebuah kelenjar
sebesar kacang polong, yang terletak di dalam struktur bertulang (sela tursika)
di dasar otak. Sela tursika melindungi hipofisa tetapi memberikan ruang
yang sangat kecil untuk mengembang.
Jika hipofisa membesar, akan cenderung
mendorong ke atas, seringkali menekan daerah otak yang membawa sinyal dari mata
dan akan menyebabkan sakit kepala atau gangguan penglihatan. Hipofisa
mengendalikan fungsi dari sebagian besar kelenjar endokrin lainnya. Hipofisa dikendalikan
oleh hipotalamus, yaitu bagian otak yang terletak tepat diatas hipofisa. Hipotalamus dan hipofisis
dihubungkan oleh sistem portal hipotalamo-hipofisis.Melalui sistem tersebut
releasing hormon dari hipotalamus mencapai hipofisis, shg hipofisis mudah
melepaskan hormon-hormon.
Hipofisa memiliki 2 bagian yang
berbeda, yaitu lobus anterior (depan) dan lobus posterior
(belakang).Hipotalamus mengendalikan lobus anterior (adenohipofisa) dengan cara
melepaskan faktor atau zat yang menyerupai hormon, melalui pembuluh darah yang
secara langsung menghubungkan keduanya. Pengendalian lobus posterior
(neurohipofisa) dilakukan melalui impuls saraf.
Dengan mengetahui kadar hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar yang berada dibawah kendali hipofisa (kelenjar target),
maka hipotalamus atau hipofisa bisa menentukan berapa banyak perangsangan atau
penekanan yang diperlukan oleh hipofisa sesuai dengan aktivitas kelenjar
target. Hormon yang dihasilkan oleh hipofisa (dan hipotalamus) tidak semuanya
dilepaskan terus menerus. Sebagian besar dilepaskan setiap 1-3 jam dengan
pergantian periode aktif dan tidak aktif.
A. Fungsi Lobus
Anterior
Lobus anterior merupakan 80% dari berat
kelenjar hipofisa. Jika hormon yang dilepaskan terlalu banyak atau terlalu
sedikit, maka kelenjar endokrin lainnya juga akanmelepaskan hormon yang terlalu
banyak atau terlalu sedikit.
Lobus anterior menghasilkan hormon yang pada akhirnya
mengendalikan produksi dari semua organ endokrin lain.antara lain:
1. GH/growth hormone/ hormon
pertumbuhan/somatotropik hormone/STH
Sekresi dirangsang oleh growth hormone releasing hormone/GHRH (dari hipotalamus). GH diperlukan untuk:
Sekresi dirangsang oleh growth hormone releasing hormone/GHRH (dari hipotalamus). GH diperlukan untuk:
- Pertumbuhan somatik dan mempertahankan ukuran yang telah dicapai.
- mampu meningkatkan metabolisme lemak
- dapat meningkatkan aliran gula ke otot dan lemak,merangsang pembentukan protein di hati dan otot serta memperlambat pembentukan jaringan lemak,dan mengaktifkan faktor pertumbuhan yang menyerupai insulin
- Efek jangka panjang dari hormon pertumbuhan adalah menghambat pengambilan dan pemakaian gula sehingga kadar gula darah meningkat dan meningkatkan pembentukan lemak dan kadar lemak dalam darah. Kedua efek tersebut sangat penting karena tubuh harus menyesuaikan diri dengan kekurangan makanan ketika berpuasa dan dapat digunakan sebagai cadangan sumber energi
2.
ACTH (
adenocorticotropic hormone )
Pelepasan ACTH dipengaruhi oleh
cortricotropin releasing hormone dari hipotalamus. Berfungsi:
merangsang pertumbuhan dan fungsi
korteks adrenal untuk mengatur produksi kortisol dan beberapa
steroid yang menyerupai testosteron (androgenik)
Tanpa
kortikotropin,kelenjar adrenal akan mengkisut (atrofi) dan berhenti
menghasilkan kortisol, sehingga terjadi kegagalan kelenjar adrenal.
Beberapa hormon
lainnya dihasilkan secara bersamaan dengan kortikotropin, yaitu beta-melanocyte
stimulating hormone, yang mengendalikan pigmentasi kulit serta enkefalin dan
endorfin, yang mengendalikan persepsi nyeri, suasana hati dan kesiagaan.
3.
TSH
(thyroid-stimulating hormone) / hormon tirotropin
Pelepasan TSH dipengaruhi oleh thyrotropin
releasing hormon (TRH) dari hipotalamus. Berfungsi:
·
Merangsang pertumbuhan
·
merangsang kelenjar tiroid untuk
menghasilkan hormon tiroid
Terlalu banyak TSH menyebabkan pembentukan tiroid yang
berlebihan (hipertiroidisme), terlalu sedikit TSH menyebakbn berkurangnya
pembentukan hormon tiroid (hipotiroidisme).
4.
LH (luteinizing
hormone)/ interstisial cell stimulating hormone ( ICSH )
merupakan
gonadotropin,pada laki-laki LH berfungsi merangsang sekresi testosteron oleh
sel leydig (sel interstitial testis)
Pada wanita LH mengendalikan
sekresi estrogen dan progesteron oleh korpus luteum dalam ovarium, merangsang
pelepasan sel telur setiap bulannya dari indung telur& untuk merangsang pembentukan folikel de graff dalam
ovarium.
5. FSH (follicle-stimulating hormone)
merupakan
gonadotropin. Pada wanita,FSH merangsang pembentukan estrogen oleh sel sel
folikel dan progesteron,merangsang pelepasan sel telur setiap bulannya dari
indung telur& untuk merangsang
pembentukan folikel de graff dalam ovarium. Pada laki-laki,FSH berfungsi
merangsang tubulus seminiferus untuk meningkatkan pembentukan sperma
6. hormon prolaktin/ luteotrofin
Pelepasannya
dipengaruhi oleh prolactin releasing hormon/PRH.
Berfungsi : mengendalikan
sekresi air susu, dan memepertahankan adanya korpus luteum selama hamil
B. Fungsi Lobus
Posterior
Lobus posterior hanya menghasilkan 2
macam hormon, yaitu hormon antidiuretik dan oksitosin. Sesungguhnya kedua
hormon ini dihasilkan oleh sel-sel saraf di dalam hipotalamus, sel-sel saraf
ini memiliki tonjolan-tonjolan (akson) yang mengarah ke hipofisa posterior,
dimana hormon ini dilepaskan.Hormon antidiuretik dan oksitosin tidak merangsang
kelenjar endokrin lainnya, tetapi langsung mempengaruhi organ target
1. Hormon antidiuretik (vasopresin)
Pelepasan ADH dipengaruhi keadaan
kurang cairan/dehidrasi. Sel targetnya adalah tubulus dan arteriol.berfungsi :
·
meningkatkan TD
·
meningkatkan absorsi di tubulus distal
·
menurunkan krja otot saluran GI
·
meningkatkan penahanan air oleh ginjal
Hormon ini
membantu tubuh menahan jumlah air yang memadai.Jika terjadi dehidrasi, maka
reseptor khusus di jantung, paru-paru. Otak dan aorta, mengirimkan sinyal
kepada kelenjar hipofisa untuk menghasilkan lebih banyak hormon antidiuretik.
Kadar elektrolit (misalnya natrium, klorida dan kalium) dalam darah harus
dipertahankan dalam angka tertentu agar sel-sel berfungsi secara normal. Kadar
elektrolit yang tinggi (yang dirasakan oleh otak) akan merangsang pelepasan
hormon antidiuretik.
Pelepasan
hormon antidiuretik juga dirangsang oleh nyeri, stress, olah raga, kadar gula
darah yang rendah, angiotensin, prostaglandin dan obat-obat tertentu (misalnya
klorpropamid, obat-obat kolinergik dan beberapa obat yang digunakan untuk
mengobati asma dan emfisema).
Alkohol,
steroid tertentu dan beberapa zat lainnya menekan pembentukan hormon
antidiuretik. Kekurangan hormon ini menyebabkan diabetes insipidus, yaitu suatu
keadaan dimana ginjal terlalu banyak membuang air.
2.
hormon
Oksitosin
Pelepasan oksitosin dipengaruhi oleh
hisapan dan persalinan. Sel targetnya adalah uterus dan payudara.berfungsi :
·
menyebabkan kontraksi rahim selama
proses persalinan dan segera setelah persalinan untuk mencegah perdarahan
·
merangsang kontraksi sel-sel tertentu
di payudara yang mengelilingi kelenjar susu
Pengisapan
puting susu merangsang pelepasan oksitosin oleh hipofisa. Sel-sel di dalam
payudara berkontraksi, sehingga air susu mengalir dari dalam payudara ke puting
susu.
Hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar hipofisa
No
|
Hormon
|
Location
|
Function
|
1.
|
Hormon pertumbuhan (growth hormone) GH/ somatotropin
|
Otot & tulang
|
meningkatkan pertumbuhan dengan mempengaruhi
beberapa fungsi metabolisme seluruh tubuh, khususnya pembentukan protein
|
2.
|
Prolaktin hormon adenokortikotropik (ACTH)
|
Kelenjar adrenal
|
mengatur sekresi beberapa hormon korteks adrenal, yang
selanjutnya mempengaruhi metabolisme glukosa, protein, dan lemak.
|
3.
|
Hormon stimulasi tiroid (TSH)
|
Tiroid
|
mengatur kecepatan sekresi tiroksin oleh kelenjer
tiroid, dan tiroksin selanjutnya mengatur kecepatan sebagian besar reaksi –
reaksi kimia seluruh tubuh
|
4.
|
Prolaktin
|
Kelenjar susu
|
meningkatkan perkembangan kelenjar mammae dan
pembentukan susu
|
5
|
hormon luteinisasi (LH)
|
Indung telur (buah zakar)
|
mengatur pertumbuhan gonad serta aktivitas
reproduksinya.
|
6.
|
hormon stimulasi folikel (FSH)
|
Indung telur (buah zakar)
|
mengatur pertumbuhan gonad serta aktivitas
reproduksinya.
|
7
|
Oksitosin
|
Rahim & kelenjar susu
|
Berperan dalm proses persalinan bayi dan laktasi
|
8.
|
Hormon antidiuretik (vasopresin)
|
Ginjal
|
Mengatur kecepatan ekskresi air ke dalam urin dan
dengan cara ini membantu mengatur konsentrasi air dalam cairan tubuh.
|
Penyakit
hipofise adalah penyakit yang tidak umum terjadi, namun dapat timbul sebagai
kondisi hiperfungsi hipofise,hipofungsi hipofise, dan lesi/massa setempat yang
menyebabkan tekanan pada khiasma optikus atau bagian basal otak.
HIPERPITUITARY
1)
Definisi Hiperpituitary
Hiperpituitary adalah suatu kondisi
patologis yang terjadi akibat tumor atau hiperplasi hipofisisme sehingga
menyebabkan peningkatkan sekresi salah satu hormone hipofise atau lebih yang dikeluarkan oleh kelenjar
pituitari . Hormon – hormon hipofisis lainnya sering dikeluarkan
dalam kadar yang lebih rendah. (Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Kelenjar Hipofise, Hotma Rumahardo, 2000 : 36)
2) Etiologi
Hiperpituitari
dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar hipofisis atau hipotalamus, penyebab
mencakup :
·
Adenoma primer salah satu jenis sel
penghasil hormone, biasanya sel penghasil GH,ACTH atau prolakter.
·
Tidak ada umpan balik kelenjar sasaran,
misalnya peningkatan kadar TSH terjadi apabila sekresi kelenjar tiroid menurun
atau tidak ada. (Buku Saku Patofisiologis, Elisabeth, Endah P. 2000.
Jakarta : EGC)
3)
Manifestasi klinis
·
Perubahan bentuk dan ukuran tubuh serta
organ – organ dalam (seperti tangan, kaki, jari – jari tangan, lidah, rahang,
kardiomegali)
·
Impotensi
·
Visus berkurang
·
Nyeri kepala dan somnolent
·
Perubahan siklus menstruasi (pada klien
wanita), infertilitas
·
Libido seksual menurun
·
Kelemahan otot, kelelahan dan letargi (Hotman Rumahardo, 2000 : 39)
·
tumor yang besar dan
mengenai hipotalamus: suhu tubuh, nafsu makan dan tidur bisa terganggu, serta
tampak keseimbangan emosi
·
gangguan penglihatan
sampai kebutaan total
4)
Patofisiologi
Hiperfungsi
hipofise dapat terjadi dalam beberapa bentuk bergantung pada sel mana dari
kelima sel-sel hipofise yang mengalami hiperfungsi. Kelenjar biasanya mengalami
pembesaran disebut adenoma makroskopik bila diameternya lebih dari 10 mm atau
adenoma mikroskopik bila diameternya kurang dari 10 mm, yang terdiri atas 1
jenis sel atau beberapa jenis sel. Adenoma hipofisis merupakan penyebab utama
hiperpituitarisme.penyebab adenoma hipofisis belum diketahui. Adenoma ini
hampir selalu menyekresi hormon sehingga sering disebut functioning tumor.
Kebanyakan
adalah tumor yang terdiri atas sel-sel penyekresi GH,ACTH dan prolaktin. Tumor
yang terdiri atas sel-sel pensekresi TSH-,LH- atau FSH- sangat jarang terjadi. Functioning
tumor yang sering di temukan pada hipofisis anterior adalah:
1.
prolactin-secreting
tumors ( tumor penyekresi prolaktin ) atau prolaktinoma.
Prolaktinoma
(adenoma laktotropin) biasanya adalah tumor kecil, jinak, yang terdiri atas
sel-sel pensekresi prolaktin. Gejala khas pada kondisi ini sangat jelas pada
wanita usia reproduktif dan dimana terjadi tidak menstruasi, yang bersifat
primer dan sekunder, galaktorea (sekresi
ASI spontan yang tidak ada hubungannya dengan kehamilan), dan infertilitas.
2.
somatotroph
tumors ( hipersekresi pertumbuhan )
Adenoma
somatotropik terdiri atas sel-sel yang mengsekresi hormon pertumbuhan. Gejalah
klinik hipersekresi hormon pertumbuhan bergantung pada usia klien saat terjadi
kondisi ini.
Misalnya
saja pada klien prepubertas,dimana lempeng epifise tulang panjang belum menutup,
mengakibatkan pertumbuhan tulang-tulang memanjang sehingga mengakibatkan
gigantisme. Pada klien postpubertas, adenoma somatotropik mengakibatkan
akromegali, yang ditandai dengan perbesaran ektremitas ( jari, tangan, kaki ),
lidah, rahang, dan hidung. Organ-organ dalam juga turut membesar ( misal;
kardiomegali).
Kelebihan
hormon pertumbuhan menyebabkan gangguan metabolik, seperti hiperglikemia dan
hiperkalsemia. Pengangkatan tumor dengan pembedahan merupakan pengobatan
pilihan. Gejala metabolik dengan tindakan ini dapat mengalami perbaikan, namun
perubahan tulang tidak mengalami reproduksi.
3.
corticotroph
tumors ( menyekresi ardenokortikotrofik /ACTH )
Adenoma kortikotropik terdiri atas
sel-sel pensekresi ACTH. Kebanyakan tumor ini adalah mikroadonema dan secara
klinis dikenal dengan tanda khas penyakit Cushing’s.
ada dua perubahan fisiologis karena tumor hipofisis:
1. perubahan
yang timbul karena adanya space-occupying mass dalam kranium.
2. perubahan
yang di akibatkan oleh hipersekresi hormone dari tumornya itu sendiri.
Adenoma hipofisis adalah adenoma intraselular (tumor
didalam sella tursika ), dengan besar diameter kurang dari 1cm dengan
tanda-tanda hipersekresi hormone.
Klasifikasi
hipofisis/ adenoma hipofisis.
1.
encapsulated (tidak ada metastasis dalam sella tursika )
2.
invasive ( sella tursika rusak karena metastasis )
3.
mikroadenoma ( encapsulate tumor dengan diameter kurang dari 10 mm )
4.
makroadenoma ( encapsulate tumor dengan diameter lebih dari 10mm).
Tumor ini bisa sampai ke suprasellar.
Perubahan
neorologis bisa terjadi akibat tekanan jaringan tumor yang semakin
membesar.tekanan ini bisa terjadi saraf optic, saraf karnial III (okulomotor ),
saraf karnial IV ( troklear ), dan saraf karnial V (trigeminal).tumor yang
sangat besar bisa menginfiltrasi hipotalamus.
Syndrome hyperpituitary :
1) SIADH (Syndrome
of inappropriate Antidiuretic Hormone)
v Definisi
Kumpulan gejala akibat gangguan hormon antidiuretik. Gangguan
produksi hormon antidiuretik ini menyebabkan retensi garam atau hiponatremia, osmolaritas
serum, peningkatan gravitas urin, edema atau dehidrasi,dan peningkatan hormon
plasma vasopresin.
Biasanya fungsi adrenal, tyroid dan ginjal dalam batas
normal. Hal lain kadang gejala SIADH berhubungan dengan trauma kepala atau
tumor, dimana patologi akan mengambil biopsi untuk memastikannya
v
Etiologi
SIADH sering terjadi pada pasien gagal jantung atau
dengan gangguan hipotalamus (bagian dari otak yang berkoordinasi langsung
dengan kelenjar hipofise dalam memproduksi hormone). Pada kasus lainnya, missal: beberapa
keganasan (ditempat lain dari tubuh) bisa merangsang produksi hormon anti
diuretik, terutama keganasan di paru dan kasus lainnya seperti dibawah ini:
ü
Meningitis – peradangan pada meningens,
selaput pelindung otak dan saraf spinalis
ü Encephalitis – peradangan dijaringan
otak
ü Tumor otak
ü Penyakit paru
ü Trauma kepala
ü Guillain-Barré syndrome (GBS) –
keadaan reversible yang menyerang jaringan syaraf, menyebabkan lemah otot,
nyeri dan paralisa temporer di wajah dan otot kaki dan paralisa di bagian dada
bisa menganggu proses bernafas
ü Penggunaan obat tertentu
ü Kerusakan
hipotalamus atau kelenjar hipofise saat pembedahan
v Manifestasi
klinis :
Pada kasus SIADH berat, gejalanya meliputi:
ü Nausea
ü Muntah
ü Irritability
ü Perubahan
prilaku seperti meracau, bingung dan halusinasi
ü Stupor
ü Koma
v Patofisiologi
Salah satu rangsangan yang menyebabkan
sekresi ( vasopresin) menjadi kuat adalah penurunan volume darah. Keadaan ini
terjadi secara hebat terutama saat volume darah turun 15 – 25 persen, dengan
kecepatan sekresi meningkat sering sampai 50 kali dari normal. Penyebab
peningkatan ini adalah atrium, terutama atrium kanan, mempunyai reseptor regang
yang di bangkitkan, reseptor akan mengirimkan sinyal ke otak untuk menghambat
sekresi ADH. Sebaliknya, bila tidak dibangkitkan akibat tidak penuhnya pengisian,
terjadi proses yang berlawanan, dengan peningkatan sekresi ADH yang sangat
besar. Lebih lanjut, di samping reseptor regangan atrium, penurunan regangan
baroreseptor pada daerah karotid, aortik dan pulmonari dalam peningkatan
sekresi ADH.
Sekresi darah yang terlalu banyak ke
dalam atrium dapat terjadi pada jantung yang kardiomegali. Atrium yang mebesar
tanpa di ikutioleh katup – katupnya membuat darah menumpuk pada atrium – atrium
dan akhirnya terjadilah gagal jantung
2) Galaktore
v Definisi
Galaktore
adalah pembentukan air susu pada pria atau wanita yang tidak sedang dalam masa
menyusui
v Etiologi
Penyebabnya adalah prolaktinoma (tumor yang menghasilkan
prolaktin) pada kelenjar hipofisa. Pada saat terdiagnosis biasanya prolaktinoma
ini ukurannya kecil, tetapi pada pria tumor ini cenderung membesar.Pembentukan
prolaktin yang berlebihan dan terjadinya galaktore juga bisa dirangsang oleh
obat-obatan seperti fenotiazin, obat tertentu untuk tekanan darah tinggi
(terutama metildopa) dan narkotik. Penyebab lainnya yang mungkin adalah
hipotiroidisme.gagal ginjal dan efek samping obat bisa menjadi faktor penyebab
v Manifestasi
klinis
ü Gangguan siklus
menstruasi atau siklusnya berhenti
ü Wajah tampak
merah
ü vagina kering
sehingga terjadi gangguan dalam melakukan hubungan seksual
ü Penderita pria
mengalami sakit kepala atau kehilangan lapang pandang perifernya
ü Sekitar 2/3
penderita pria kehilangan gairah seksualnya dan menjadi impoten
v Patofisiologi
Kelebihan prolaktin hampir selalu di sebabkan oleh
adenoma hipofise, biasanya berupa mikrokardenoma (diameter tumor kurang dari 1
cm). Atau disfungsi hipotalamus. Dopamin merupakan inhibitor hipotalamik primer
untuk pelepasan prolaktin terputusnya trasnmisi dopamin kehipofise dapat
menyebabkan prolaktin berlebihan
3) Gigantisme
v Definisi
Gigantisme adalah pertumbuhan abnormal dari seluruh tubuh
karena kelenjar hypophysis memproduksi hormon berlebihan. Hipofisis adalah
kelenjar seukuran biji kacang tanah dan menggantung dari otak, terbaring di
sebelah dalam tulang pelipis dekat bola mata. Penyakit ini ditandai oleh
pembesaran dan penebalan tulang dahi, rahang, kaki, dan tangan secara
berangsur. Penyakit ini berlangsung lambat dan baru diketahui setelah penderita
memasuki usia menengah. kelainan yang disebabkan oleh karena sekresi Growth
Hormone (GH) yang berlebihan dan terjadi sebelum dewasa atau sebelum proses
penutupan epifisis
v Etiologi
Gigantisme Primer atau Hipofisis, di mana penyebabnya
adalah adenoma hipofisis. Gigantisme Sekunder atau hipothalamik, disebabkan oleh
karena hipersekresi GHRH dari Hipothalamus. Gigantisme yang disebabkan oleh
tumor ektopik (paru, pankreas, dll) yang mensekresi GH. Gigantisme
disebabkan oleh sekresi GH yang berlebihan. Keadaan ini dapat diakibatkan tumor
hipofisis yang menyekresi GH atau karena kelainan hipotalamus yang mengarah
pada pelepasan GH secara berlebihan. Gigantisme dapat terjadi bila keadaan
kelebihan hormone pertumbuhan terjadi sebelum lempeng epifisis tulang menutup
atau masih dalam masa pertumbuhan. Penyebab kelebihan produksi hormone pertumbuhan
terutama adalah tumor pada sel-sel somatrotop yang menghasilkan hormone
pertumbuhan
v Patofisiologi
Sel asidofilik, sel pembentuk hormone pertumbuhan di
kelenjar hipofisis anterior menjadi sangat aktif atau bahkan timbul tumor pada
kelenjar hipofisis tersebut. Hal ini mengakibatkan sekresi hormone pertumbuhan
menjadi sangat tinggi. Akibatnya, seluruh jaringan tubuh tumbuh dengan cepat
sekali, termasuk tulang. Pada Gigantisme, hal ini terjadi sebelum masa remaja,
yaitu sebelum epifisis tulang panjang bersatu dengan batang tulang sehingga
tinggi badan akan terus meningkat (seperti raksasa).
Biasanya penderta Gigantisme juga mengalami hiperglikemi.
Hiperglikemi terjadi karena produksi hormone pertumbuhan yang sangat banyak
menyebabkan hormone pertumbuhan tersebut menurunkan pemakaian glukosa di
seluruh tubuh sehingga banyak glukosa yang beredar di pembuluh darah. Dan
sel-sel beta pulau Langerhans pancreas menjadi terlalu aktif akibat
hiperglikemi dan akhirnya sel-sel tersebut berdegenerasi. Akibatnya, kira-kira
10 persen pasien Gigantisme menderita Diabetes Melitus.
Pada sebagian besar penderita Gigantisme, akhirnya akan
menderita panhipopitutarisme bila Gigantisme tetap tidak diobati sebab
Gigantisme biasanya disebabkan oleh adanya tumor pada kelenjar hipofisis yang
tumbuh terus sampai merusak kelenjar itu sendiri.
v Manifestasi
klinis :
ü Pertumbuhan
linier yang cepat
ü Tanda – tanda
wajah kasar
ü pembesaran kaki
dan tangan
ü Pada anak muda,
pertumbuhan cepat kepala dapat mendahului pertumbuhan linier
ü Beberapa penderita
memiliki masalah penglihatan dan perilaku
ü Pertumbuhan
abnormal menjadi nyata pada masa pubertas
ü Jangkung dapat
tumbuh sampai ketinggian 8 kaki atau lebih
4)
Akromegali
v Definisi
Akromegali adalah pertumbuhan berlebihan akibat pelepasan
hormon pertumbuhan yang berlebihan dan terjadi pada usia 30-50 tahun
v Etiologi
Pelepasan hormon pertumbuhan berlebihan hampir selalu
disebabkan oleh tumor hipofisa jinak (adenoma)
v Manifestasi
klinis
ü Tulang
mengalami kelainan bentuk, bukan memanjang. Gambaran tulang wajah menjadi
kasar, tangan dan kakinya membengkak
ü Penderita
memerlukan cincin, sarung tangan, sepatu dan topi yang lebih besar
ü Rambut badan
semakin kasar sejalan dengan menebal dan bertambah gelapnya kulit
ü Kelenjar
sebasea dan kelenjar keringat di dalam kulit membesar, menyebabkan keringat
berlebihan dan bau badan yang menyengat
ü Pertumbuhan
berlebih pada tulang rahang (mandibula) bisa menyebabkan rahang menonjol
(prognatisme)
ü Tulang rawan
pada pita suara bisa menebal sehingga suara menjadi dalam dan serak. Lidah membesar
dan lebih berkerut-kerut. Tulang rusuk menebal menyebabkan dada berbentuk
seperti tong. Sering ditemukan nyeri sendi; setelah beberapa tahun bisa terjadi
artritis degeneratif yang melumpuhkan. Jantung biasanya membesar dan fungsinya
sangat terganggu sehingga terjadi gagal jantung
ü Kadang
penderita merasakan gangguan dan kelemahan di tungkai dn lengannya karena
jaringan yang membesar menekan persarafan. Saraf yang membawa sinyal dari mata
ke otak juga bisa tertekan, sehingga terjadi gangguan penglihatan, terutama
pada lapang pandang sebelah luar
ü sakit kepala
hebat
v Patofisiologi
Bila tumor asidofilik timbul sesudah masa dewasa
muda-yakni, sesudah epifisis tulang panjang bersatu dengan batang tulang maka
orang itu tidak dapat tumbuh lebih tinggi lagi, namun jaringan ikat longgarnya
masih terus tumbuh dan tebal tulangnya msih terus tumbuh. Perbesaran tadi
terutama dapat di lihat pada tulang – tulang kecil tangan dan kaki serta pada
tulang membranosa, termasuk tulang tengkorak, hidung, penonjolan tulang dahi ,
tepi supraorbital, bagian bawah rahang, dan bagian tulang vertebra, sebab pada
masa dewasa muda pertumbuhan tulang – tulang ini tidak berhenti. Akibatnya,
tulang rahang tampak menonjol ke depan, kadang kala sampai setengah inci ke
depan, dahi menyempit ke depan sebab pertumbuhan tepi supraorbitalnya sangat
besar, hidung membesar sampai dua kali ukuran normal, kakinya membutuhkan
sepatu berukuran 14 atau lebih besar, dan jari – jarinya menjadi sangat tebal
5)
Penatalaksanaan
a)
Terapi
Dikenal
2 macam terapi, yaitu:
1. Terapi pembedahan (Hipofisektomi melalui nasal atau jalur
transkranial )
Tindakan pembedahan
adalah cara pengobatan utama. Dikenal dua macam pembedahan tergantung dari
besarnya tumor yaitu : bedah makro dengan melakukan pembedahan pada batok kepala
(TC atau trans kranial) dan bedah mikro (TESH atau trans ethmoid sphenoid
hypophysectomy). Cara terakhir ini (TESH) dilakukan dengan cara pembedahan
melalui sudut antara celah infra orbita dan jembatan hidung antara kedua mata,
untuk mencapai tumor hipofisis. Hasil yang didapat cukup memuaskan dengan
keberhasilan mencapai kadar HP yang diinginkan tercapai pada 70 – 90% kasus.
Keberhasilan tersebut juga sangat ditentukan oleh besarnya tumor.
Pembedahan transphenoidal
Pendekatan transphenoidal sering digunakan
dalam melakukan reseksi suatu adenoma. Sela tursika dicapai melalui sinus
sphenoid, dan tumor diangkat dengan bantuan suatu mikroskop bedah. Insisi
dibuat antara gusi dan bibir atas. Pendekatan ini pun digunakan untuk memasang
implant. Suatu lubang dibuat pada durameter pada jalan masuk sela tursika.
Biasanya dirurup dengan lapisan fascia yang diambil dari tungkai, sehingga
pasien harus disiapkan untuk insisi tungkai. Penampilan ini dilakukan untuk
mencegah bocornya cairan serebrospinal (CSF). Kebocoran CSF dapat terjadi
beberapa hari postoperatif tapi harus ditutup. Hidung mungkin mempet dan suatu
sling perban ditempatkan dibawahnya untuk mengabsorpsi drainage.
Monitoring terhadap adanya kebocoran
CSF perlu dilakukan.
Data-data berikut harus diperhatikan :
1. Keluhan postnasal drip
2. Menelan yang konstan
3. Adanya halo ring pada nasal sling atau balutan (tanda berupa
cairan CSF yang jernih disekeliling cairan serosa yang lebih gelap ditengahnya)
4. Memeriksa ada tidaknya glukosa pada drainase nasal.
Cairan serebrospinal mengandung
glukosa, sedangkan cairan nasal tidak. Jika tes glukosa positif, bahan
pemeriksaan harus dikirim ke laboratorium untuk konfirmasi lebih lanjut.
Jika terdapat
kebocoran yang menetap, pasien dianjurkan untuk tirah baring dengan kepala
terangkat untuk menggantikan tekanan pada tambalan yang sudah ditentukan.
Seringkali kebocoran CSF sembuh dengan sendirinya, tetapi kadang-kadang
diperlukan perbaikan dengan tindakan operasi. Aktivitas yang meningkatkan
tekanan intrakranial harus dihindari.
Nyeri kepala
dapat timbul dan dapat diobati dengan analgetik nonnarkotik tau cordein. Nyeri
kepala persisten atau rigiditas nuchal (kaku kuduk) dapat memberikan petunjuk
akan adanya meningitis dan hal ini harus segera dilaporkan. Karena kemungkinan
terjadinya risiko infeksi, maka antibiotik profilaktif dapat diberikan saat
preoperatif atau postoperatif.
Intervensi
keperawatan lainnya bagi pasien dengan operasi transphenoidal meliputi hal
berikut :
1. Memberikan cairan peroral dan diet cairan jernih segera
setelah pasien sadar dan tak lagi merasa mual setelah tinadakan anastesia.
2. Meningkatkan diet yang sesuai (anorexia dapat timbul
karena menurutnya sensasi penciuman).
3. Meyakinkan pasien bahwa kehilangan sensasi penciuman
hanya sementara dan akan membaik segera setelah penutup hidung nasal sling
diangkat.
4. Memberikan O2 dengan kelembaban tertentu untuk menjaga
kelembaban mukosa nasal dan oral.
5. Melakukan perawatan mulut
a. Jangan menggosok gigi (untuk mencegah distrupsi
benangjahitan).
b. Menggunakan kapas halus dan lembab pada saat
membersihkan gigi.
c. Sering melakukan bilas mulut.
b. Pembedahan transfontal
Jika tumor hipofise dibawah
tulang-tulang dari sella tursika (ekstra sellar), kraniotoomi dilakukan untuk
mendapatkan suatu lapang operasi yang cukup. Tumor-tumor intraserebral
lain, penyakit-penyakit atau trauma terhadap struktur-struktur yang berdekatan
dengan hipofise atau dapat menyebabkan disfungsi hipofise sementara maupun
permanen.
2.
Terapi
radiasi
Indikasi radiasi adalah sebagai
terapi pilihan secara tunggal, kalau tindakan operasi tidak memungkinkan, dan
menyertai tindakan pembedahan kalau masih terdapat gejala akut setelah terapi
pembedahan dilaksanakan.Radiasi memberikan manfaat
pengecilan tumor, menurunkan kadar GH , tetapi dapat pula mempengaruhi fungsi
hipofisis. Penurunan kadar GH umumnya mempunyai korelasi dengan lamanya radiasi
dilaksanakan. Eastment dkk menyebutkan bahwa, terjadi penurunan GH 50% dari
kadar sebelum disinar (base line level), setelah penyinaran dalam kurun waktu 2
tahun, dan 75% setelah 5 tahun penyinaran.
Radiasi hipofisis dilakukan pada
pasien dengan adenoma hipofisis yang besar yang tidak seluruh tumor bisa di
angkat. 80% dari pasien dengan akromegali dapat disembuhkan dengan radiasi.
Selain mual dan muntah, efek samping radiasi yang paling sering ditemukan
adalah hipopituitarisme.
b)
pemberian
obat
Bromocriptine ( parloden )
: suatu dopamine. Merupakan obat pilihan pada kelebihan prolaktin. Pada
mikroadenoma, prolaktin dapat normal kembali. Juga diberikan pada klien dengan
akromegali, untuk mengurangi ukuran tumor.Observasi efek samping pemberian
bromokriptin seperti: hipotensi ortostatik, iritasi lambung, mual, kram
abdomen, konstipasi, bila ada efek samping di atas kolaborasi dengan dokter,
berikan obat-obatan setelah klien makan (tidak diberikan di antara waktu
makan).
6) Pemeriksaan diagnostik
ü Pemeriksaan fungsi target organ
ü Pemeriksaan ACTH, TSH, FSH dan LH
serta hormone nontropik
ü Tes provokasi
dengan menggunakan stimulan atau supresan hormone dan dengan melakukan efeknya
terhadap kadar hormone sarum
ü Foto rongen
kepala dan tulang kerang tubuh dengan CT scan
ü Pengukuran
lapang pandang
ü Tes toleransi
glukosa
ü Tes supresi
dengan dexamethason
(Hotman
Rumahardo, 2000 : 39).
7) Penyuluhan kesehatan
pasien dan keluarga
Pasien bersama keluarganya memerlukan
penyuluhan kesehatan dan dukungan tentang perubahan pada citra tubuh,
kecemasan, disfungsi seksual, intoleransi aktifitas dan obat yang diteruskan
dirumah. Pasien pascareseksi transfenoidal perlu di beritahu untuk menghindari
kegiatan yang bisa mengakibatkan peningkatan tekanan intracranial, misalnya :
membungkuk, bersin, batuk dan maneuver valsalva ketika defekasi. Pasien perlu
menghindari konstipasi. Pasien memerlukan bantuan ketika melakukan aktifitas
hidup sehari-hari karena ia cepat merasa lelah.
8)
Pendidikan
kesehatan
Pendidikan kesehatan dilakukan sebelum
tindakan pembedahan dilaksanakan. Setelah tindakan transpenoidal hipofisektomi,
perawat menjelaskan agar klien menghindari aktivitas yang dapat menghambat
penyembuhan seperti mengejan, batuk dll. Juga jelaskan agar klien mengindahkan
faktor-faktor yang dapat mencegah obstipasi seperti makan makanan tinggi serat,
minum air yang cukup, pelunak feses bila diperlukan.
Klien tidak menyikat gigi 1-2 minggu
sampai penyembuhan sempurna, cukup berkumur setiap kali setelah makan. Jelaskan
bahwa sensasi hilang rasa pada daerah insisi adalah biasa, dapat berlangsung 3-
4 bulan. Oleh karena itu anjurkan klien memeriksakan gusinya untuk mengetahui
adanya lesi dan perdarahan dengan menggunakan cermin setiap hari.Setelah
operasi, pemberian hormon
untuk
memepertahankan keseimbangan cairan. Jelaskan penggunaan obat-obatan dan
jelaskan pula perlunya tindak lanjut secara teratur.
9)
ASUHAN
KEPERAWATAN TEORI
1. Pengkajian
a. Pengkajian
perawatan secara umum
ü Pemantauan akan
potensial komlikasi kelainan endokrin dan pengelolaannya
ü Pemantauan akan
tanda – tanda dan gejala klinik yang menunjukkan adanya ketidakseimbangan
hormonal
ü Mengetahui persepsi
pasien dan keluarga pasien mengenai masalah kesehatan, pengelolaan dan bantuan
yang diperlukan
ü Menentukan narasumber
yang diperlukan pasien dan keluarganyauntuk dapat mengatasi penyakitnya dan
untuk pengelolaannya di rumah sakit dan setelah pulang dari rumah sakit
ü pengkajian
psikologis dan sosial
b. Pengkajian
keperawatan secara khusus
1. Riwayat
penyakit
2. Kaji usia, jenis kelamin dan riwayat penyakit yang sama
dalam keluarga
3. Kaji riwayat penyakit, Tanyakan
manifestasi klinis dari peningkatan prolaktin, GH dan ACTH mulai dirasakan
4. Keluhan utama,
melipuse
:
ü Perubahan
ukuran dan bentuk tubuh serta organ-organ tubuh seperti jari-jari, tangan, dll.
ü Dispaneuria dan
pada pria disertai dengan impotensia
ü Nyeri kepala
ü Libido seksual menurun
ü Perubahan
tingkat energi, kelelahan, dan letargi.
ü Nyeri
pada punggung dan perasaan tidak nyaman.
ü Nyeri
kepala, kaji P, Q, R, S, T.
ü Gangguan
penglihatan seperti menurunnya ketajaman penglihatan ganda, dsb.
ü Kesulitan
dalam hubungan seksual.
ü Perubahan
siklus menstruasi ( pada klien wanita ) mencakup keteraturan, kesulitan hamil
5.
Pemeriksaan fisik dan masalah klinik
yang sering di jumpai, meliputi :
Ø
Amati bentuk wajah, khas apabila ada
hipersekresi GH seperti bibir dan hidung besar, dagu menjorok ke depan
Ø
Amati adanya kesulitan mengunyah dan
geligi yang tidak tumbuh dengan baik
Ø
Pemeriksaan ketajaman penglihatan
akibat kompresi saraf optikus, akan dijumpai penurunan visus
Ø
Amati perubahan pada persendian dimana
klien mengeluh nyeri dan sulit bergerak
Ø
Peningkatan perspirasi pada kulit
menyebabkan kulit basah karena berkeringat
Ø
Suara membesar karena hipertropi laring
Ø
Pada palpasi abdomen, didapat
hepatomegali dan splenomegali
Ø
Hipertensi
Ø
Disfagia akibat lidah membesar
Ø
Pada perkusi dada dijumpai jantung
membesar
Ø
Kelemahan
Ø
Perubahan nutrisi
Ø
Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
Ø
Perubahan karakteristik tubuh
Ø
Intoleransi terhadap stress
Ø
Ketidakstabilan emosional
c.
Data Subjektif
1. Kelemahan
dan pola tidur
2. Pola makan ( fekuensi dan asupan
makanan)
3. Higiene khusus dan kebutuhan untuk
bercukur
4. Riwayat kardiovaskular
5. Polaintake dan output cairan
6. Rasa tidak nyaman
7. Penggunaan obat – obatan
8. Riwayat reproduksi
9. Penggunaan medikasi
10. Kelainan endokrin dan pengelolaannya
d. Data Objektif
1. Tinggi
dan berat badan
2. Proporsi
tubuh
3. Jumlah dan distribusi masa obat
4. Distribusi
lemak
5. Pigmentasi
kulit
6. Distribusi
rambut
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Perubahan citra
tubuh yang berhubungan dengan perubahan penampilan fisik
2) Disfungsi
seksual yang berhubungan dengan penurunan libido ; infertilitas impotent
3) Nyeri kepala
yang berhubungan dengan penekanan jaringan oleh tumor
4) Perubahan
sensori perseptual (penglihatan) yang berhubungan dengan gangguan transmisi
impuls akibat kompresi tumor pada nervus optikus
Diagnosa keperawatan tambahan yang juga dijumpai
adalah
1.
Nyeri(kepala,punggung) yang berhubungan
dengan tekanan jaringan oleh tumor; hormon pertumbuhan yang berlebihan
2.
Takut yang berhubungan dengan ancaman
kematian akibat tumor otak
3.
Ansietas yang berhubungan dengan ancaman
terhadap perubahan status kesehatan
4.
Koping individu takefektif yang
berhuhubungan dengan hilangnya kontrol terhadap tubuh
5.
Intoleransi aktifitas yang berhubungan
dengan kelemahan,latergi
6.
Perubahan sensori-persepsual
(penglihatan) yang berhubungan dengan gangguan tranmisi impuls akibat kompresi
tumor pada nervu optikus
3. INTERVENSI
KEPERAWATAN
1)
Perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan
penampilan fisik
Tujuan: Dalam
waktu 2 sampai 3 minggu klien akan memiliki kembali citra tubuh yang positif
Intervensi keperawatan
a.
Non pembedahan
·
Klien dengan kelebihan GH
1.
Dorong klien agar mau mengungkapkan
pikiran dan perasaannya terhadap perubahan penampilan tubuhnya
Rasional : Agar perawat dapat mengetahui apa
yang dirasakan oleh klien sehubungan perubahan tubuhnya
2.
Bantu klien mengidentifikasi kekuatannya
serta segi-segi positif yang dapat dikembangkan oleh klien
Rasional : Agar klien mampu
mengembangkan dirinya kembali
·
Klien dengan kelebihan prolaktin
1.
Yakinlah klien bahwa sebagian gejala
dapat berkurang dengan pengobatan ( ginekomastia, galaktorea )
Rasional : agar klien tetap optimis dan
berfikir positif selama pengobatan.
2.
Dorong klien untuk mengungkapkan
perasaanya
b.
Pemberian obat-obatan
1.
Kolaborasi pemberian obat-obat seperti:
bromokriptin (parloden). Merupakan obat pilihan pada kelebihan prolaktin. Pada
mikroadenoma, prolaktin dapat normal kembali. Juga diberikan pada klien dengan
akromegali, untuk mengurangi ukuran tumor.
2.
Observasi efek samping pemberian bromokriptin
seperti: hipotensi ortostatik, iritasi lambung, mual, kram abdomen, konstipasi,
bila ada efek samping di atas kolaborasi dengan dokter, berikan obat-obatan
setelah klien makan (tidak diberikan di antara waktu makan
3.
Kolaborasi pemberian terapi radiasi. Terapi
radiasi tidak diberikan pada hiperpituitarisme akut.partikel alfa atau proton
beam sebagai sumber radiasi lebih efektif tetapi responnya lambat
4.
Awasi
efek samping terapi radiasi seperti: hipopituitarisme, kerusaka nervus optikus,
disfungsi okulomotorius, perubahan lapang pandang
2)
Disfungsi seksual yang berhubungan dengan penurunan
libido ; infertilitas impotent.
Tujuan: Klien
akan mencapai tingkat kepuasan pribadi dari fungsi seksual
ü Identifikasi
masalah spesifik yang berhubungan dengan pengalaman pada klien terhadap fungsi
seksualnya.
Rasional : agar
perawat dapat mengetahui masalah seksual klien dan lebih terbuka kepada
perawat.
ü
Dorong klien agar mau mendiskusikan
masalah tersebut dengan pasangannya.
Rasional : agar
klien mendapat hasil mufakat bersama pasangannya.
ü Kolaborasi
pemberian obat – obatan bromokriptin
ü Bila
masalah ini timbul setelah hipofisektomi, kolaborasi pemberian gonadotropin
3)
Nyeri kepala
yang berhubungan dengan penekanan jaringan oleh tumor
ü Dorong klien
agar mau mengungkapkan apa yang dirasakan. Rasional : agar perawat mengetahui
apa yang dirasakan klien
ü Kaji skala
nyeri
Rasional :
untuk mengetahui intensitas dari nyeri dan untuk menentukan intervensi
selanjutnya
ü
Berikan tehnik relaksasi dan distraksi
Rasional :
pengalihan perhatian dapat mengurangi rasa nyeri.
ü
Kolaborasi pemberian analgetik untuk
mengurangi rasa nyeri.
Rasional :
pemberian obat analgetik untuk mengurangi nyeri
4) Perubahan sensori perseptual
(penglihatan) yang berhubungan dengan gangguan transmisi impuls akibat kompresi
tumor pada nervus optikus.
ü
Dorong klien agar mau melakukan
pemeriksaan lapang pandang.
Rasional
: agar perawat mengetahui jarak lapang klien
Perawatan Preoperasi
Ø Menjelaskan
maksud dan tujuan tindakan yang dilakukan
Ø Menjelaskan
penggunaan tampon hidung selama 2-3 hari pasca operasi. Anjurkan klien bernafas melalui mulut
selama pemasangan tampon
Ø Menjelaskan penggunaan balut tekan
yang ditempatkan dari bawah hidung, menggosok gigi, batuk, bersin, karena hal
ini dapat menghambat penyembuhan luka
Ø Menjelaskan berbagai prosedur
diagnostik yang diperlukan sebagai persiapan operasi seperti pemeriksaan
neurologik, hormonal, lapang pandang, swab tenggorok untuk pemeriksaan kultur
dan sensitivitas
Ø Pendidikan kesehatan dilakukan
sebelum tindakan pembedahan dilaksanakan. Setelah tindakan transpenoidal
hipofisektomi, perawat menjelaskan agar klien menghindari aktifitas yang dapat
menghambat penyembuhan seperti mengejan, batuk, dll. Juga jelaskan agar klien
mengindahkan faktor-faktor yang dapat mencegah obstipasi seperti makan makanan
tinggi serat, minum air yang cukup, pelunak feses bila diperlukan.
Perawatan Pascaoperasi
Ø Amati respon neurologik klien dan
catat perubahan penglihatan, disorientasi dan perubahan kesadaran serta
penurunan kekuatan motorik ekstrimitas
Ø Amati pula komplikasi pascaoperasi
yang lazim terjadi seperti transient insipidus (diabetes insipidus sesaat)
Ø Anjurkan klien
untuk melaporkan pada perawat bila terjadi pengeluaran sekret dari hidung
Ø Tinggikan posisi kepala 30-45
derajat
Ø Kaji drainase nasal baik kualitas
maupun kuantitas
Ø Hindari batuk,
ajarkan klien bernafas dalam, lakukan hygiene oral secara teratur
Ø Kaji tanda-tanda infeksi
Ø Kolaborasi pemberian gonadotropin,
kortisol ; sebagai dampak hipofisektomi.
HIPERPITUITARI
Oleh:
1.
Diyah
Retno Palupi
2.
Dwi
Nadzirotul U
3.
M.
Khotib
4.
Nur
Muslimah
5.
Rohmatul
Dwi S
6.
Sri
Rahayu
7.
Windah
Agustina
8.
Arif Tri
M.
II B / SEMESTER 3
PROGRAM
STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
STIKES INSAN
CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2010
POHON MASALAH
A) Kelenjar
hipofise anterior
adenoma hipofise
function hormon
(selalu menyekresi hormon )
Prolaktin GH ACTH TSH,LH,FSH,
Prolaktin secreting somatotrop
tumor Kortikotroph
tumor jarang terjadi
tumor
terdiri
dari sel penyekresi gejalanya:
terdiri dari sel-sel GH(sel
asidofilik) amenore,
penyekresi prolaktin infertilitas,
usia
pra usia post libido menurun,
gejala: puber puber impotent
-
tidak terjadi mens
pada wanita usia gejalanya: gejalanya: Penyakit
Cushing
produktif pertmbuhan perbesaran
- sekresi ASI spontan tulang
meman ektremitas dan
yang tidak ada jang organ dalam
hubungannya dengan
kehamilan gigantisme akromegali
galaktorea menyebabkan
hiperglekemia&hiperkalsemia
B.Kelenjar hipofise posterior
Terjadi reseptor regangan di atrium kanan
Mengirim
sinyal ke otak
Otak
menghambat sekresi
ADH
ADH menurun
Sekresi
volume darah
Meningkat
ke atrium
Atrium
dan katub jantung
Membesar
Darah
menumpuk pada atrium
Jantung
mengalami kardiomegali
Gagal jantung
DAFTAR
PUSTAKA
Buku Saku
Patofisiologis, Elisabeth, Endah P. 2000. Jakarta : EGC
Nelson, Ilmu
Kesehatan Anak. 2001. Bag.3. Penerbit Buku Kedokteran Elisabeth J.
Corwin, patofisiologi
Editor Francis S.
2002. Endrokinologi Dasar Dan Klinik. Greenipan Smeltzer Dan Base
Keperawatan Medikal Bedah. Penerbit Buku Kedokteran Vol. 2.
Elisabeth j. Corwin. 2000. Buku Saku Patofisiologis. Jakarta : EGC.
Doengoes, Marlyn. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGC
Hotman Rumahardo. 2002.
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Endrokin. Jakarta
: EGC
Waktu
mengakses : Selasa, 5 oktober 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar