MAKALAH REPRODUKSI
AKDR(ALAT
KONTRASEPSI DALAM RAHIM)
DISUSUN OLEH:
1. EKA DIAN
2. HETI PURWATININGSIH
3. MARIA ULFA
4. MUDANI AGUSTINA
5. RATNA JUNITA SARI
6. ROHMATUL LI AHSANI
7. TISATI KHOMSATIN
D3 KEPERAWATAN (3A)
STIKES ICME
JOMBANG
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaium Wr. Wb.
Alhamdulilllah kami panjatkan puji syukur
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk dapat
melaksanakan dan menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih
banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan karena keterbatasan data dan
pengetahuan penulis serta waktu yang ada saat ini, dengan rendah hatipenulis
makalah ini mengharap kritik dan saran yang membangun dari kalangan pembimbing
untuk kesempurnaan makalah yang kami kerjakan ini.
Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih yang
sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu tersellesaikanya
kegiatan fortofolio untuk mata kuliah sistem reproduksi, terutama kepada dosen
pembimbing. Terlepas dari semua kekurangan penulisan maklah ini, baik dalam
susunan dan penulisanya yang salah, penulis memohon maaf dan berharap semoga
penulisan makalas ini bermanfaat khususnya kepada kami selaku penulis dan
umumnya kepada pembaca yang budiman.
Akhirnya, semoga Allah senantiasa meberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada siapa saja yang mencintai pendidikan. Amin Ya
Robbal Alamin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jombang,
Mei 2011
Tim
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGATAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang 4
1.2
Rumusan Masalah 4
1.3
Tujuan 5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Mekanisme kerja .......................................................................................6
2.2 Jenis-jenis AKDR......................................................................................6
2.3 Keuntungan AKDR...................................................................................6
2.4 Efek samping AKDR................................................................................7
2.5 Komplikasi................................................................................................7
2.6 Kontraindikasi............................................................................................7
2.7 Pemasangan ..............................................................................................9
2.8 Tekhnik pemasangan .................................................................................11
BAB IV PENUTUP
4.1
Kesimpulan 12
4.2
Penutup 13
DAFTAR PUSTAKA 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Memasukkan benda-benda atau alat-alat ke dalam uterus untuk tujuan
mencegah terjadinya kehamilan,telah dikenal sejak dahulu kala.penggembala unta
bangsa ar.ab dan turki berabad lamanya melakukan cara ini dengan memasukkan
batu kecil yang bulat dan licin ke dalam alat genitalia unta mereka,dengan
tujuan untuk mencegah terjadinya
kehamilan dalam perjalanan jauh.Tulisan ilmiah tentang AKDR untuk
pertama kali dibuat oleh Richter dari polandia pada tahun 1909. Pada waktu itu
mempergunakan bahan yang dibuat dari benang sutera.Gravenbreg pada tahun 1928
melaporkan pengalamanya dengan AKDR yang dibuat dari benang sutera yang dipilin
dan diikat satu sama lain,sehingga ber bentuk bintang bersegi enam.Kemudian
bahan pengikatnya ditukar drengan benang perak yang halus agar dapat mudah
dikenali dengan sonde uterus atau dengan sinar Roentgen.Oleh karena AKDR bentuk
segi enam ini mudah sekali keluar,maka kemudian ia membuatnya dalam bentuk
cincin dari perak.Ia melaporkan angka kehamilan pada AKDR dari cincin perak ini
hanya 1,6% diantara 2000 kasus.Usaha-usaha Gravenberg ini banyak sekali
,mendapat tantangan dari dunia kedokteran pada waktu itu,oleh karena dianggap
memasukkan benda asing kedalam rongga uterus dapat menimbulkan infeksi berat,
seperti salpingitis, endometritis, parametritis, dan lain- lain.
Onta dari jepang pada tahun 1934 untuk pertama
kalinya membuat AKDR dari plastik yang berbentuk cincin.Mula-mula ia membuat
AKDR dari cincin yang dibuat dari benang sutera yang dipilin,kemudian dari
logam yang mudah dibengkok-bengkokkan.Oleh karena sukar memasang cincin logam
ini,maka ia kemudian membuat cincin dari palstik.
1.2 Rumusan masalah.
Berdasarkan latar belakang makalah ini maka batasan rumusan masalah pada
makalah ini adalah :
1.
Definisi,
2.
Etiologi,
3.
Manifestasi Klinis,
4.
Penatalaksanaan,
5.
Kasus,
6.
Asuhan keperawatan demensia.
1.3 Tujuan.
1. Untuk
mengidentisifikasi tentang mekanisme kerja AKDR
2. Untuk
mengetahui tentang jenis jenis AKDR
3. Untuk
mengetahui tentang keuntungan menggunakan AKDR
4. Utuk
mengetahui tentang efek samping menggunakan AKDR
5. Untuk
mengetahui tentang komplikasi penggunaan AKDR
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Mekanisme kerja AKDR
Sampai sekarang mekanisme kerja AKDR belum diketahui dengan pasti.Kini
pendapat yang banyak ialah bahwa AKDR dalam kavum uteri menimbulkan reaksi
peradangan endometrium yang disertai dengan sebukan leukosit yang dapat
menghancurkan blastokista atau sperma.Pada pemeriksaan cairan uterus pada
pemakai AKDR sering kali dijumpai pula sel-sel makrofag(fagosit)yang mengandung
sperematozoa.
Kar dan kawan-kawan selanjutnya menemukan
sifat-sifat dan isi cairan uterus
mengalami perubahan-perubahan pada pemakai AKDR,yang menyebabkan blastokista
tidak dapat hidup dalam uterus ,walkaupun sebelumnya terjadi
nidasi.Penyelidik-penyelidik lain menemukan
sering adanya kontraksi uterus pada pemakai AKDR,yang dapat mengalami nidasi.Diduga ini disebabkan oleh meningkatnya kadar prostalgin dalam
uterus pada wanita tersebut.
Pada AKDR bioaktif mekanisme kerjanya selain menimbulkan peradangan seperti
pada AKDR biasa,juga oleh karena ion logam atau bahan lain yang melarut dari
AKDR mempunyai pengaruh terhadap sperma.Menurut penyelidikan,ion logam yang
palinig efektif adalah ion logam tembaga(Cu);pengaruh AKDR bioaktif dengan
berkurangnya kosentrasi logam makin lama makin berkurang.
2.2 Jenis- jenis AKDR
Sampai sekarang telah terdapat berpuluh-puluh jenis AKDR, yang paling
banyak digunakan dalam berbagai program
keluarga berencana ialah AKDR jenis
lippes loop.AKDR dapat dibagi dalam bentuk yang terbuka linear dan bentuk
tertutup sebagai cincin.yang termasuk dalam golongan bentuk terbuka dan linear
adalah lippes loop,saf-T-coil,multiload 250,Cu -7,Cu-T, Cu T 380 A,spring
coil,Margulies spiral,dan lain-lain,sedang yang termasuk dalam golongan bentuk
tertutup dengan bentuk dasar cincin
antara lain adalah Ota Ring,Antigon F,Ragab Ring,cincin gravenbeg,cincin hall
stone,Birnberg bow,dan lain-lain.
2.3 Keuntungan AKDR
AKDR mempunyai
keunggulan terhadap cara kontrasepsi
lain yaitu:
- Umumnya hanya memerlukan satu kali pemasangan dan dengan demikian satu kali motivasi.
- tidak menimbulkan efek sistemik
- Alat itu ekonomis dan cocok untuk penggunaan secara massal
- Efektivitas cukup tinggi
- Reversibel
2.4 Efek samping AKDR
·
Perdarahan
·
Rasa nyeri dan kejang di perut
·
Gangguan pada suami
·
Ekpulsi(pengeluaran sendiri)
2.5 Komplikasi AKDR
- Infeksi
AKDR itu sendiri
atau benangnya yang berada dalam vagina,umumnya tidak menyebabkan infeksi bila
alat-alat yang digunakan disucihamakan,yakni tabung penyalur,pendorong dan AKDR.jika terjadi infeksi,hal ini mungkin
disebabkan oleh sudah adanya infeksi subakut atau menahun pada traktus
genitalis sebelum pemasangan AKDR.
- Perforasi
Umumnya
perforasi terjadi suwaktu pemasangan AKDR walaupun bisa terjadi pula
kemudian.Pada permulaan hanya ujung AKDR saja yang menembus dinding uterus, Tetaoi lama kelamaan dengan
adanya kontraksi uterus,AKDR terdorong lebih jauh menembus dinding
uterus,sehingga akhirnya sampai kerongga perut.Kemungkinan adanya perforasi
harus diperhatikan apabila pemeriksaan dengan spekulum benang AKDR tidak
kelihatan.Dalam hal ini pada pemeriksaan dengan sonde uterus atau mikrokuret
tidak dirasakan AKDR dalam rongga uterus.Jika ada kecurigaan kuat tentang
terjadinya perforasi,sebaiknya dibuat foto roentgen,dan jika tampak difoto AKDR
dalam rongga panggul,hendaknya dilakukan histerografi untuk menentukan apakah
AKDR terletak didalam atau di luar kavum uteri. Dewasa ini dapat ditentukan
dengan USG transvaginal dan transabdominal.
Jika perforasi terjadi dengan AKDR
yang tertutup,AKDR harus dikeluarkan dengan segera oleh karena dikuatirkan
terjadinya ileus,begitu pula untuk AKDR yang mengandung logam.Pengeluaran AKDR
dapat dilakukan dengan laparoskopi.Laparotomi hanya dilakukan ika laparoskopi
tidak berhasil,atau setelah terjadi ileus.Jika AKDR yang menyebabkan perforasi
itu jenis terbuka dan linear,dan tidak mengandung logam AKDR tidak perlu
dikeluarkan dengan segera.
- Kehamilan
Jika timbul
kehamilan dengan AKDR in situ,tidak akan timbul cacat pada bayi oleh karena
AKDR terletak antara selaput ketuban dan dinding rahim.Angka keguguran dengan
AKDR in situ tinggi.Jika ditemukan kehamilan dengan AKDR in situ sedang
benangnya masih kelihatan ,sebaiknya
AKDR dikeluarkan oleh karena kemungkinan terjadinya abortus setelah AKDR dibiarkan
terus berada dalam rongga uterus.Jika benang AKDR tidak kelihatan,sebaiknya
AKDR dibiarkan saja berada dalam uterus.
2.6 Kontraindikasi pemasanga AKDR
Kontraindikasi
untuk pemasangan AKDR dapat dibagi atas 2 golongan,yaitu kontraindikasi yang
relatif dan kontraindikasi yang mutlak.
Yang termasuk
kedalam kontraindikasi relatif ialah:
1.Mioma uteri dengan adanya perubahan bentuk rongga uterus.
2.Insufisiensi serviks uteri
3.Uterus dengan parut pada dindingnya,seperti pada bekas seksio
sesarea,enukleasi mioma dan sebagainya.
4.Kelainan yang jinak serviks uteri,seperti erosio porsiones uteri.
Yang termasuk
kontraindikasi mutlak ialah:
1.Kehamilan
2.Adanya infeksi yang aktif pada
traktus genetalis
3.Adanya tumor ganas pada traktus
genetalis
4.Adanya metroragia yang belum
disembuhkan
5.Pasangan yang tidak lestari
2.7 Pemasangan AKDR
AKDR dapat
dipasang dalam keadaan berikut:
1.Sewaktu haid sedang berlangsung
Pemasangan AKDR
pada waktu ini dapat dilakukan pada hari-hari pertama atau pada hari-hari
terakhir haid.
Keuntungan
pemasangan AKDR pada waktu ini antara lain ialah:
1.Pemasangan
lebih mudah oleh karena serviks pada waktu itu
agak terbuka dan lembek.
2.Rasa nyeri
tidak seberapa keras
3.Perdarahan
yang timbul sebagai akibat pemasangan tidak seberapa dirasakan
4.Kemungkinan pemasangan AKDR pada uterus yang asedang hamil tidak ada.
4.Kemungkinan pemasangan AKDR pada uterus yang asedang hamil tidak ada.
2.Sewaktu postpartum
1.Secara dini (immediate insertion) yaitu AKDR dipasang pada wanita yang
melahirkan sebelum dipulangkan dari rumah sakit.
2.Secara langsung(directinsertion)yaitu AKDR dipasang dalam masa tiga
bulan setelah partus atau abortus.
3.Secara tidak langsung (indirect insertion) yaitu AKDR dipasang sesudah
masa 3 bulan setelah partus atau abortus atau
pemasangan AKDR dilakukan pada saat yang tidak ada hubungan sama sekali
dengan partus atau abortus.Bila pemasangan AKDR tidak dilakukan dalam waktu
seminggu setelah bersalin,menurut beberapa sarjana,sebaiknya AKDR ditangguhkan
sampai 6-8 minggu postpartum oleh karena jika pemasangan AKDR dilakukan antara
minggu kedua ,dan keenam setelah partus,bahaya perforasi atau ekspulsi lebih
besar.
3.Sewaktu postabortum
Sebaiknya AKDR dipasang segera setelah abortus oleh
karena dari segi fisiologi dan psikologi waktu itu adalah paling ideal.Tetapi
septic abortion merupakan kontraindikasi.
4.Beberapa hari setelah haid terakhir
Dalam hal yang terkhir ini wanita yang bersangkutan
dilarang untuk bersenggama sebelum AKDR dipasang. Sebelum pemasangan AKDR
tersebut tertletak dalam uterus setelah terpasang.Perlu dijelaskan kemungkinan
terjadinya efek sampingan seperti perdarahan rasa sakit,AKDR keluar sendiri.
Untuk memilih AKDR yang akan dipasang,terlebih dahulu
ditentukan panjangnya rongga uterus yang sebesar mungkin oleh karena dengan
memakai AKDR yang mempunyai ukuran besar,kegagalan dan kecenderungan untuk
ekspulsi akan berkurang. Sebaliknya,ukuran yang lebih kecil sebaiknya dipasang
pada akseptor yang mengalami banyak pertdarahan dan rasa sakit.
Sebelum pemasajngan AKDR,semua alat-alat dan tabung penyalur beserta AKDR
harus sucihama terlebih dahulu.Untuk mensucihamakan alat-alat dapat digunakan
beberapa cara,seperti:
a)AKDR beserta
tabung direndam terlebih dahulu dalam larutan zephirol (benzalkonim khoride)
dalam air dengan perbandingan 1:500 sampai 1:1000
b) AKDR beserta tabung
penyalur direndam dalam larutan dettol 5% selama 20 menit.
2.8 Teknik pemasangan AKDR
Karena dalam
program keluarga berencana di Indonesia digunakan AKDR jenis lippes loop,disini diterangkan cara
pemakaian AKDR itu.
Setelah kandung kencing dikosongkan,akseptor dibaringkan diatas meja
ginekologik dalm posisi litotomi.Kemudian dilakukan pemeriksaan bimanual untuk
mengetahui letak,bentuk,dan besar uterus.Spekuylum dimasukkan kedalam
vagina,dan servik uteri dibersihkan dengan larutan antiseptik (sol,betadin,atau
tingtura jodii)sekarang dengan cunam servik dijepit bibir .depan porsio uteri
dan dimasukkan sonde kedalm uterus untuk menentukan arah
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat khususnya di Indonesia pemerintah telah merencanakan
dan mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) yang diadakan untuk membina
akseptor sekaligus mencapai sasaran/fungsi yang telah ditetapkan untuk memberi
konstribusi bag tercapainya upaya mewujudkan keluarga berkualitas.
Adapun pengertian
dari KB yaitu tindakan yang membantu individu atau pasngan untuk menghindari
kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval kelahiran, mengontrol kartu
keturunan dalam hubungan dengan umur pasanngan suami istri dan menentukan
jumlah anak dalam keluarga(Hartanto, 2003).
Dalam pelaksanaan program KB biasanya
digunakan alat kontrasepsi yang digunakan untuk mengatur /mengendalikan
pertumbuhan penduduk khususnya di Indonesia.
Pengertian dari kontrasepsi adalah
cara untuk mencegah terjadinya konsepsi yaitu bertemunya sel sperme dan ovum.
Dalam pelayanan KB ada berbagaimacam cara untuk mencegah konsepsi salah satunya
dengan menggunakan AKDR.
Dalam penggunaan AKDR juga terdapat
manfaat, keuntungan serta kerugian dari penggunaan AKDR tersebut.
Masalah yang timbul dari penggunaan
AKDR tersebut juga diharapkan bisa teratasi dengan beberapa cara antara lain
dengan memperhatikan cara pemakaian yang bena, efek samping serta konseling
bagi pengguna oleh tenaga kesehatan.
3.2 Saran
1.Bagi pengguna alat kontrasepsi
AKDR
Pengguna hendaknya mengetahui terlebih dahulu alat
kontrasepsi yang akan di pakai dengan cara bertanya hal yang ingin diketahui ke
tenaga kesehatan.
2.Bagi tenaga kesehatan
ØSebagai tenaga kesehatan hendakna meningkatkan keterampilannya
memasang AKDR yang baik dan sesuai prosedur.
ØSebelum memasang AKDR pada klien jangan lupa untuk melakukan
infomconsent pada klien.
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono. (2005). Ilmu Kandungan. Jakarta: YBP-SP
Cunningham,dkk. (1995). Obstetri Williams. Jakarta: EGC
Hartanto Hanafi. (2003). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: CV. Mulia Sari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar