TUGAS IKD III
METABOLISME NUTRISI
DALAM ORGAN PENCERNAAN
Disusun
Oleh:
1) Dakurnain
2) David Eka S.
3) Deni Librianto
4) Vika Kristian
Program
Studi S1 Keperawatan
Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)
Insan
Cendekia Medika (ICMe)
Jombang
2010
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kita berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan
selalu membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga
semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan
penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Bpk. Ribut aksana
hadi putro SKep.Ns serta
teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moriil maupun
materil, sehingga makalah ini terselesaikan
dalam waktu yang telah ditentukan.
Kami menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata
bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian
kepada dosen serta teman-teman sekalian, yang kadangkala hanya menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar
harapan kami jika ada kritik dan saran
yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makah kami dilain
waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah,
mudah-mudahan apa yang kelompok kami susun ini penuh manfaat,sehingga dapat di
ambil hikmah dari judul ini (Proses
Metabolisme Nutrisi dalam Proses Pencernaan) sebagai tambahan dalam
menambah referensi yang telah ada.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. Rumusan Masalah. . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C. Tujuan . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. .
. . . . .
BAB II ISI
A.
Definisi Sistem Kardiovaskuler . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. Diagnostik system
Kardiovaskuler . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. .
C. Contoh Pengkajian
Sistem Kardiovaskuler . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB
III PENUTUP
Kesimpulan
.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.
. . . . . . . . .
DAFTAR
PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . .
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
belakang
Makhluk
hidup heterotrof harus memenuhi kebutuhan energinya dengan cara mengkonsumsi
makanan. Makanan tersebut kemudian diuraikan dalam system pencernaan menjadi
sumber energi dan lain-lain. Secara umum macam-macam nutrisi tersebut antara
lain Karbohidrat, Protein, Lemak, Vitamin dan Mineral. Di dalam system
pencernaan nutrisi-nutrisi tersebut di metabolisme di dalam organ pencernaan
dengan hasil dan kandungan yang berbeda beda, di antaranya pada metabolism
protein, di metabolism menjadi Asam amino, energy dll yang sangat penting di
perlukan oleh tubuh, begitu juga pada metabolism karbohidrat, lemak, vitamin
dan mineral yang mengasilkan hasil yang berbeda-beda pula yang di perlukan di
dalam tubuh.
2.
Rumusan
Masalah
a. Jelaskan
pengertian dan fungsi dari nutrisi?
b. Sebutkan
dan jelaskan bentuk nutrisi dan fungsi masing-masing!
c. Jelaskan
Proses Metabolisme Nutrisi dalam Organ Pencernaan!
d. Sebutkan
hasil dari metabolism Nutrisi dalam organ pencernaan?
3.
Tujuan
a. Untuk mengetahui fungsi dari nutrisi
beserta pengertianya
b. Untuk mampu memahami bentuk atau
macam-macam nutrisi dan fungsinya
c. Untuk dapat memahami proses
metabolism nutrisi di dalam organ pencernaan
d. Dan untuk mengetahui hasil
metabolism nutrisi di dalam organ pencernaan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Zat Makanan (Nutrisi)
Makhluk
hidup heterotrof harus memenuhi kebutuhan energinya dengan cara mengkonsumsi
makanan. Makanan tersebut kemudian diuraikan dalam system pencernaan menjadi
sumber energi dan lain-lain. Secara umum fungsi makanan bagi makhluk hidup ada
3 yaitu :
1. Sebagai sumber energy
2. Sebagai bahan kerangka
biosintesis (komponen penyusun sel dan jaringan tubuh), dan
3. Nutrisi esensial yang membantu
fungsi fisiologis
Agar
ketiga fungsi tersebut dapat dipenuhi, maka pemilihan makanan menjadi penting.
Secara umum makanan yang sehat harus mengandung zat-zat makanan sebagai berikut
:
1. Protein
Mengandung
asam amino (essensial dan non essensial). Kebutuhan protein untuk orang dewasa
adalah 1 gram/kg.Berat Badan/hari. Jika kebutuhan tersebut berlebih, maka
kelebihannya akan dibuang melalui ginjal dalam bentuk urea.
Asam Amino Essensial adalah asam
amino yang tidak dapat dibuat sendiri oleh tubuh, jadi harus didatangkan dari
luar, yaitu dalam makanan.
Misalnya : Leusin, Lisin, Metionin,
Fenilalanin, dsb. Protein tidak menghasilkan energy
2. Lemak (Lipid)
Diperlukan
sebagai pelarut beberapa vitamin, sebagai "bantalan lemak" (pelindung
jaringan tubuh) dan penghasil energi yang besar (9,3 Kalori/gr). Kebutuhan
lemak untuk orang dewasa adalah 0,5 - 1 gram/kg.Berat Badan/hari.
3. Karbohidrat
Sebagai
penghasil energi (4,12 Kalori/gr). Kelebihan karbohidrat dalam tubuh akan
disimpan dalam bentuk lemak.
4. Garam-Garam Mineral
Untuk
membentuk matriks tulang, membantu prosesÞKalsium (Ca) penggumpalan darah dan mempengaruhi
penerimaan rangsang oleh saraf. Kebutuhannya adalah 0,8 g/hari.
Untuk
membentukÞ- Fosfor (P) matriks tulang, diperlukan dalam pembelahan
sel, pada pengurutan otot, metabolisme zat. Kebutuhannya adalah 1 mg/hari.
- Besi (Fe)
Merupakan komponen penting sitokrom
(enzim pernafasan), komponen penyusun Hemoglobin. Kebutuhannya adalah 15 - 30
mg/hari.
Untuk menguatkan geligi.Þ- Fluor (F)
-
Komponen penting dalam hormon pertumbuhan (Tiroksin),Þlodium (I) kekurangan unsur tersebut dapat terjadi
sebelum atau sesudah pertumbuhan berhenti
- Natrium & Untuk pembentukan asam klorida (HCl).
Kebutuhannya adalah 1
g/hari.ÞKlor (NaCl)
5. Vitamin
Diperlukan
dalam jumlah yang sangat kecil, tidak menghasilkan energi. Kekurangan vitamin
dapat menyebabkan Penyakit Defisiensi. Ada 2 macam vitamin, yaitu vitamin larut
dalam air dan vitamin larut dalam lemak.
Vitamin Yang Larut Dalam Air (Water
Soluble Vitamins)
Untuk mempengaruhi absorbsi lemak dalam usus.
Defisiensinya menyebabkan Beri-Beri dan Neuritis.Þ- B1 (Aneurin = Thiamin)
Transmisi rangsang sinar ke mata. Defisiensinya
akan mengakibatkan Katarak,
Keilosis.Þ- B2 (Riboflavin = Laktoflavin)
-
Proses pertumbuhan, perbanyakan sel dan antiÞAsam Nikotin (Niasin) pelagra. Defisiensi akan menyebabkan Pelagra
dengan gejala 3 D: Dermatitis, Diare, Dimensia.
Untuk pergerakan peristaltik usus. Defisiensi akan menyebabkan Kontipasi
Untuk pergerakan peristaltik usus. Defisiensi akan menyebabkan Kontipasi
(Sembelit).Þ- B6 (Piridoksin = Adermin)
Defisiensi akan menyebabkan DermatitisÞAsam Pantotenat
Untuk mencegah timbulnya ubanÞPABA (Para Amino Asam Benzoat)
Defisiensi akan menimbulkan timbunan lemak
pada hati.ÞKolin
Defisiensi akan menimbulkan gangguan kulitÞBiotin (Vitamin H)
Defisiensi akan menimbulkan Anemia defisiensi
asam folat.ÞAsam Folat
Defisiensi akan menimbulkan Anemia PernisiosaÞB12 (Sianokobalamin)
Berfungsi dalam pembentukan sel,ÞVitamin C (Asam Askorbinat) pembuatan trombosit. Defisiensi akan
menimbulkan pendarahan gusi, karies gigi, pendarahan di bawah kulit. Pada jeruk
selain vitamin C ditemukan pula zat Sitrin dan Rutin yang mampu menghentikan
pendarahan. Zat tersebut ditemukan olelj Sant-Gyorgi disebut pula Vitamin P.
Vitamin Yang Larut Dalam Lemak
(Lipid Soluble Vitamins)
-
Berfungsi dalam pertumbuhan sel epitel,ÞVitamin A (Aseroftol) mengatur rangsang sinar pada saraf mata.
Defisiensi awal akan menimbulkan gejala Hemeralopia (rabun senja) dan
Frinoderma (kulit bersisik). Kemudian pada mata akan timbul Bercak Bitot
setelah itu mata akan mengering (Xeroftalmia) akhirnya mata akan hancur
(Keratomalasi).
-Mengatur kadar kapur dan fosfor,
(Kalsiferol = Ergosterol)ÞVitamin D memperlancar proses Osifikasi. Defisiensi
akan menimbulkan Rakhitis. Ditemukan oleh McCollum, Hesz dan Sherman.
Berperan dalam meningkatkan Fertilitas.Þ- Vitamin E (Tokoferol)
-
Ditemukan oleh Dam dan Schonheydcr.ÞVitamin K (Anti Hemoragi) Berfungsi dalam pembentukan protrombin.
Dibuat dalam kolon dengan bantuan bakteri Escherichia coli
Zat gizi dalam produk nutrisi terbagi menjadi dua yaitu zat gizi makro dan
mikro. Zat gizi makro terdapat dalam makanan dalam jumlah besar terdiri dari
karbohidrat, protein, lemak dan air. Zat gizi mikro terdapat dalam makanan
dalam jumlah kecil terdiri dari vitamin dan mineral. Kedua macam zat gizi dari produk nutrisi makanan tersebut baik makro maupun mikro harus di
konsumsi oleh tubuh dalam keadaan yang seimbang baik dari jumlahnya maupun
jenisnya.
Dengan produk nutrisi makanan seimbang membuat proses metabolisme tubuh
menjadi lebih baik dan berkualitas, tubuh tidak akan kekurangan salah satu zat
gizi yang diperlukan. Kesalahan pola makan dewasa ini menyebabkan nutrisi makanan yang masuk ke dalam tubuh kita menjadi tidak
seimbang sehingga tidak jarang ditemui orang dengan kelebihan zat gizi atau
katakanlah obesitas dan juga orang dengan kadar gizi yang kurang atau mal
nutrisi. Pola makan yang salah menyebabkan orang mengkonsumsi makanan tinggi
karbohidrat dan lemak, banyak bahan pengawet, pewarna, penyedap, banyak
garam dan gula, makanan siap saji, alcohol dan lain sebagainya, disisi lain
banyak juga orang yang kekurangan zat – zat gizi esensial seperti vitamin,
mineral, asam lemak, asam amino, serat, air, antioksidan dan lain sebainya.
B.
Proses Metabolisme Nutrisi dalam Organ Pencernaan
v
METABOLISME PROTEIN
PROTEIN
TUBUH
- ¾ zat padat tubuh terdiri dari protein (otot, enzim, protein plasma, antibodi, hormon)
- Protein merupakan rangkaian asam amino dengan ikatan peptide
- Banyak protein terdiri ikatan komplek dengan fibril → protein fibrosa
- Macam protein fibrosa: kolagen (tendon, kartilago, tulang); elastin (arteri); keratin (rambut, kuku); dan aktin-miosin
MACAM PROTEIN
- Peptide: 2 – 10 asam amino
- Polipeptide: 10 – 100 asam amino
- Protein: > 100 asam amino
- Antara asam amino saling berikatan dengan ikatan peptide
- Glikoprotein: gabungan glukose dengan protein
- Lipoprotein: gabungan lipid dan protein
ASAM AMINO
- Asam amino dibedakan: asam amino esensial dan asam amino non esensial
- Asam amino esensial: T2L2V HAMIF (treonin, triptofan, lisin, leusin, valin → histidin, arginin, metionin, isoleusin, fenilalanin)
- Asam amino non esensial: SAGA SATGA (serin, alanin, glisin, asparadin → sistein, asam aspartat, tirosin, glutamin, asam glutamat)
TRANSPORT PROTEIN
- Protein diabsorpsi di usus halus dalam bentuk asam amino → masuk darah
- Dalam darah asam amino disebar keseluruh sel untuk disimpan
- Didalam sel asam amino disimpan dalam bentuk protein (dengan menggunakan enzim)
- Hati merupakan jaringan utama untuk menyimpan dan mengolah protein
PENGGUNAAN PROTEIN UNTUK ENERGI
- Jika jumlah protein terus meningkat → protein sel dipecah jadi asam amino untuk dijadikan energi atau disimpan dalam bentuk lemak
- Pemecahan protein jadi asam amino terjadi di hati dengan proses: deaminasi atau transaminasi
- Deaminasi: proses pembuangan gugus amino dari asam amino
- Transaminasi: proses perubahan asam amino menjadi asam keto
PEMECAHAN PROTEIN
- Transaminasi:
- alanin + alfa-ketoglutarat → piruvat + glutamat
- Diaminasi:
- asam amino + NAD+ → asam keto + NH3
- NH3 → merupakan racun bagi tubuh, tetapi tidak dapat dibuang oleh ginjal → harus diubah dahulu jadi urea (di hati) → agar dapat dibuang oleh ginjal
EKSKRESI NH3
- NH3 → tidak dapat diekskresi oleh ginjal
- NH3 harus dirubah dulu menjadi urea oleh hati
- Jika hati ada kelainan (sakit) → proses perubahan NH3 → urea terganggu → penumpukan NH3 dalam darah → uremia
- NH3 bersifat racun → meracuni otak → coma
- Karena hati yang rusak → disebut Koma hepatikum
PEMECAHAN PROTEIN
- Deaminasi maupun transaminasi merupakan proses perubahan protein → zat yang dapat masuk kedalam siklus Krebs
- Zat hasil deaminasi/transaminasi yang dapat masuk siklus Krebs adalah: alfa ketoglutarat, suksinil ko-A, fumarat, oksaloasetat, sitrat
SINGKATAN ASAM AMINO
Arg, His, Gln, Pro: Arginin, Histidin,
Glutamin, Prolin
Ile, Met, Val: Isoleusin, Metionin,
Valin
Tyr, Phe: Tyrosin, Phenilalanin
karboksikinase
Ala, Cys, Gly, Hyp, Ser, Thr:
Alanin, Cystein, Glysin, Hydroksiprolin, Serin, Threonin
Leu, Lys, Phe, Trp, Tyr: Leusin,
Lysin, Phenilalanin, Triptofan, Tyrosi
SIKLUS KREBS
- Proses perubahan asetil ko-A → H + CO2
- Proses ini terjadi didalam mitokondria
- Pengambilan asetil co-A di sitoplasma dilakukan oleh: oxalo asetat → proses pengambilan ini terus berlangsung sampai asetil co-A di sitoplasma habis
- Oksaloasetat berasal dari asam piruvat
- Jika asupan nutrisi kekurangan KH → kurang as. Piruvat → kurang oxaloasetat
RANTAI RESPIRASI
H → hasil utama dari siklus Krebs
ditangkap oleh carrier NAD menjadi NADH
H dari NADH ditransfer ke → Flavoprotein → Quinon → sitokrom b → sitokrom c → sitokrom aa3 → terus direaksikan dengan O2 → H2O + E
H dari NADH ditransfer ke → Flavoprotein → Quinon → sitokrom b → sitokrom c → sitokrom aa3 → terus direaksikan dengan O2 → H2O + E
Rangkaian transfer H dari satu carrier ke carrier lainya disebut Rantai respirasi
Rantai Respirasi terjadi didalam mitokondria → transfer atom H antar carrier memakai enzim Dehidrogenase → sedangkan reaksi H + O2 memakai enzim Oksidase
Urutan carrier dalam rantai
respirasi adalah: NAD → Flavoprotein → Quinon → sitokrom b → sitokrom c →
sitokrom aa3 → direaksikan dengan O2 → H2O + E
FOSFORILASI
OKSIDATIF
Dalam proses rantai respirasi
dihasilkan energi yang tinggi → energi tsb ditangkap oleh ADP untuk menambah
satu gugus fosfat menjadi ATP
Fosforilasi oksidatif adalah proses
pengikatan fosfor menjadi ikatan berenergi tinggi dalam proses rantai respirasi
Fosforilasi oksidatif → proses
merubah ADP → ATP
KREATIN DAN KREATININ
Kreatin
disintesa di hati dari: metionin, glisin dan arginin
Dalam otot
rangka difosforilasi membentuk fosforilkreatin (simpanan energi)
Kreatin +
ATP ↔
Fosforilkreatin → Kreatinin→gerak→urine
v
Metabolisme
Karbohidrat
Hidrat arang (karbohidrat) merupakan
makanan pokok kita bangsa Indonesia. Pada umum-nya sumber karbohidrat dalam
makanan berasal dari beras, namun ada juga yang berasal dari sagu, ketela pohon
atau jagung.
Di negara yang sudah maju, daging
merupakan menu utama dari makanan mereka. Karbo-hidrat dalam daging namanya
glikogen.
Karbohidrat merupakan senyawa
biomolekul yang paling banyak jumlahnya di permukaan bumi ini. Polimer
karbohidrat yang tidak larut merupakan pelindung dan membentuk dinding sel
bakteri; pada tumbuhan senyawa ini berfungsi sebagai penopang dan pada binatang
ber-fungsi sebagai jaringan ikat dan "cell coat".
Fungsi utama dari metabolisme
karbohidrat adalah untuk menghasilkan energi dalam bentuk senyawa yang
mengandung ikatan fosfat bertenaga tinggi.
PENCERNAAN KARBOHIDRAT
Pencernaan
karbohidrat terjadi terutama di usus kecil. Enzim amilase yang disekresi
pank-reas, dengan pH optimum 7 memerlukan ion Cl secara mutlak, menghidrolisis
amilosa menjadi maltosa dan glukosa. Amilum (starch) dan glikogen yang telah
mengalami hidrasi (hydrated starch) akan dicerna oleh amilase pankreas dan
menghasilkan maltosa [α-Glk(1 4)Glk], trisa-karida maltotriosa
[α-Glk(14) αGlk(14) Glk], a-limit dextrins dan sedikit
glukosa. Dapat juga menghasilkan isomaltosa.
Amilase
merupakan endopolisakaridase jadi tidak bisa memotong glukosa yang terletak di
ujung cabang; α-amilse tidak bisa memutus ikatan α-(14) pada glukosa
yang terletak pada titik cabang; lihat gambar dibawah ini !
Enzim-enzim
yang dapat menghidrolisis disakarida terdapat pada "brush border",
dengan nama umum disakaridase. Hasil utama hidrolisis disakarida adalah
glukosa, galaktosa, dan fruk-tosa. Monosakarida yang telah diserap masuk ke
vena porta setelah melalui hepar dan jantung beredar keseluruh tubuh. Selulosa
tidak dapat dicerna oleh manusia, akhirnya akan dikeluarkan bersama/membentuk
feses.
Monosakarida
diserap dengan kecepatan yang berbeda. Urutan menurut kecepatannya adalah
sebagai berikut : galaktosa, glukosa, fruktosa, mannosa, xilosa (xylosa) dan
arabinosa. Galak-tosa dan glukosa diserap secara aktif.
PEMBAGIAN METABOLISME KARBOHIDRAT
Untuk
mempermudah mempelajari metabolisme karbohidrat, maka dibagi menjadi beberapa
jalur metabolisme. Namun hendaknya diingat bahwa dalam tubuh, jalur-jalur ini
merupakan ke-satuan, yang mana jalur yang paling banyak dilalui tergantung pada
keadaan (status nutrisi) waktu itu.
Pembagiannya
adalah:
3.1.Glikolisis
("glycolysis")
3.2.Glikogenesis
( "glycogenesis" ).
3.3.Glikogenolisis
( "glycogenolysis" ).
3.4.Oksidasi
asam piruvat.
3.5.Jalur
fosfoglukonat oksidatif ( "Hexose Mono-phosphate Shunt" atau
"Pentose Phosphate Pathway" ).
3.6.Glukoneogenesis
( "gluconeogenesis" ).
3.7.Metabolisme
fruktosa, galaktosa dan heksosamin
Ø G L I K O L I S I S
Glikolisis adalah pemecahan glukosa
menjadi asam piruvat atau asam laktat. Jalur ini teru-tama terjadi dalam otot
bergaris, yang dimaksudkan untuk menghasilkan energi (ATP). Apabila glikolisis
terjadi dalam suasana anaerobik maka akan berakhir dengan asam laktat, dan
mengha-silkan dua ATP, apabila dalam keadaan aerobik berakhir menjadi asam
piruvat dengan 8 ATP.
( gambar-1).
4.1.Tahapan reaksi glikolisis.
Jalur ini disebut juga jalur
Embden-Meyerhof. Semua enzim yang terlibat terdapat dalam fraksi ekstra
mitokhondria (dalam sitosol). Mula-mula glukosa mengalami esterifikasi dengan
fosfat, reaksi ini disebut juga fosforilasi glukosa oleh ATP menjadi glukosa
6-P.
Heksokinase (glukokinase)
Mg++
D-glukosa + ATP → D-glukosa 6-P + ADP.
Reaksi ini memerlukan ion Mg++ sebagai
kofaktor.
Dalam sel , sedikit sekali glukosa
berada sebagai glukosa bebas, sebagian besar terdapat dalam bentuk ester
glukosa 6-P. Reaksi ini dikatalisis dua enzim : hexokinase dan glukokinase.
Hexokinase terdapat dalam ber-macam2 sel, kecuali di sel hepar dan pankreas.
Enzim ini sesuai dengan namanya dapat pula mengkatalisis esterifikasi heksosa
lainnya dengan ATP; contoh: fruktosa menjadi fruktosa 6-P. Dalam sel binatang
dan manusia enzim ini merupakan enzim regulator, karena dapat dihambat oleh
hasil reaksinya.
G L I K O G E N
Ø G L I K O G E N E S I S
Glikogen dalam sel binatang
fungsinya mirip dengan amilum dalam tumbuhan yaitu sebagai cadangan energi.
Pembentukan glikogen
(glikogenesis) terjadi hampir dalam semua jaringan, tapi yang pal-ing banyak
adalah dalam hepar dan dalam otot. Setelah seseorang diberi diet tinggi
karbo-hidrat (hidrat arang), kemudian heparnya dianalisis , maka akan
didapatkan kurang lebih 6% berat basah terdiri dari glikogen. Namun 12 sampai
18 jam kemudian, hampir semua gliko-gen habis terpakai. Dalam otot kandungan
glikogen jarang melebihi satu persen, tapi untuk menghabiskan glikogen tersebut
agak sulit, yaitu misalnya dengan olah raga berat dan lama.
Sintesis glikogen dimulai dengan
perobahan glukosa 6-fosfat menjadi glukosa 1-fosfat yang dikatalisis enzim
fosfoglukomutase (glukosa 1,6-bisfosfat bertindak sebagai koenzim) (gambar-7 ).
Selanjutnya enzim uridin
difosfat glukosa pirofosforilase (UDPG pirofosforilase) meng-katalisis
pembentukan uridin difosfat glukosa (UDP-glukosa) ( gambar-8 ).
UTP + Glukosa 1-fosfat →
UDP-glukosa + Ppi
Reaksi ini boleh dikatakan
reaksi searah,karena hidrolisis senyawa inorganik pirofosfat menjadi inorganik
fosfat, yang dikatalisis enzim inorganik pirofosfatase menarik reaksi
kekanan. Enzim glikogen sintetase (glikogen sintase) memindahkan
glukosil aktif dari UDP-glukosa (UDPG) pada bagian dari ujung glikogen yang
tidak dapat direduksi, mem-bentuk ikatan α-1,4 glukosidik. Pembentukan ikatan
tersebut terjadi ber-ulang2, sehingga cabangnya makin panjang. Apabila panjang
cabang tersebut mencapai antara 6 sampai 11, maka enzim amilo (α 1,4)
α(1,6) transglukosidase ("branching enzim") memindahkan
se-bagian dari residu ikatan α-1,4 (minimum 6 residu), pada rantai didekatnya
membentuk ika-tan α-1,6. Jadi terjadi titik percabangan baru. Kemudian kedua
cabang tersebut bertambah panjang. Dan seterusnya kejadian berulang kembali (
gambar-9 ).
Uridin difosfat yang dibebaskan
ketika unit glukosil dari UDPG dipindah kebagian tertentu dari glikogen,
disintesis kembali menjadi UTP dengan memakai ATP. Total kebutuhan ATP untuk
menyimpan satu molekul glukosa menjadi satu molekul glikogen adalah dua
molekul, dua ADP dan dua inorganik fosfat terbentuk.
Berat molekul glikogen mencapai satu sampai empat
juta lebih.
Ø GLIKOGENOLISIS
Pemecahan glikogen dalam hepar dan otot berbeda dengan
enzim yang terdapat dalam pen-cernaan. Enzim glikogen fosforilase akan
melepaskan unit glukosa dari rantai cabang gliko-gen yang tidak bisa direduksi.
Reaksinya bisa digambarkan sebagai berikut:
(Glukosa)n + H3PO4 → Glukosa 1-fosfat +
(Glukosa)n-1
Enzim ini hanya memecah ikatan α-1-4 glikosidik, dan
berhenti pada empat residu dari titik cabang. Enzim amilo (α 1,4)(α
1,4) glukan transferase, memindah tiga unit glukosa yang terikat pada rantai
cabang (yang tinggal empat) pada rantai yang lain membentuk “rantai” lurus.
Selanjutnya enzim glikogen fosforilase.akan memecah ikatan α-1,4 sampai 4 unit
glukosa dari titik cabang, demikian seterusnya.
Debranching enzim (amilo
1,6-glukosidase) memecah ikatan glukosidik 1,6 dan menghasil-kan glukosa (
gambar-13 ). Dalam otot glukosa yang dihasilkan tidak cukup banyak untuk
dieksport keluar sel, kemungkinan dipakai oleh sel otot itu sendiri.
Glukosa 1-fosfat yang terlepas diubah menjadi
glukosa 6-fosfat oleh enzim fosfoglukomu-tase. Senyawa ini bisa masuk
jalur glikolisis atau jalur lainnya. Di hepar, ginjal dan epitel usus halus glukosa
6-fosfatase yang spesifik memecah ikatan ester dan melepaskan glukosa ke
peredaran darah. Enzim ini tidak didapatkan dalam otot.
Ø OKSIDASI ASAM PIRUVAT MENJADI ASETIL-KoA
Asam piruvat dapat masuk ke
dalam mitokhondria dengan pertolongan suatu transporter. Asam piruvat mengalami
oksodasi-dekarboksilasi oleh suatu enzim yang tersusun rapi dalam matriks
mitokhondria. Enzim-enzim ini disebut piruvat dehidrogenase kompleks
( gambar 5 dan 6 ).
Mula-mula asam piruvat
mengalami dekarboksilasi. Reaksi ini dikatalisis enzim piruvat de-hidrogenase.
Tiamin pirofosfat bertindak sebagai ko-enzim. Dalam reaksi ini terbentuk CO2 dan
α-hidroksietil-tiaminpirofosfat atau disebut juga "aktif
asetaldehid". Senyawa yang disebut be-lakangan ini dipindah ke prostetik
lipoamide, yang merupakan bagian dari enzim transasetilase. Dalam perpindahan
ini disulfida dari lipoamide tereduksi, asetildehida teroksidasi menjadi asetil
aktif yang terikat sebagai tioester. Gugusan asetil ini kemudian bereaksi
dengan koenzim-A, membentuk asetil-S-KoA, dan menghasilkan lipoamide dalam
bentuk disulfhidril(tereduksi). Koenzim yang tereduksi ini dioksidasi kembali
oleh suatu flavoprotein, dihidrolipoil dehidro-genase. Flavoprotein yang
tereduksi kemudian dioksidasi oleh NAD+. Ringkasnya, reaksinya adalah
sebagai berikut:
CH3COCOOH + HSCoA + NAD+ →
CH3CO-SCoA + NADH + H+
Piruvat dehidrogenase dihambat
oleh hasil reaksinya yaitu NADH dan asetilKoA. Enzim ini juga dihambat oleh
aktivitas oksidasi asam lemak, yang mana akan meningkatkan rasio Asetil-KoA /
KoA, NADH / NAD+ dan ATP / ADP. Peningkatan rasio diatas akan mengaktivasi
piru-vat dehidrogenase (PDH) kinase yang akan mengkatalisis fosforilasi enzim
PDH a menjadi PDH b yang tidak aktif. PDH fosfatase akan menghidrolisis PDH b
menjadi PDH a yang aktif. PDH fosfatase diaktivasi oleh insulin. Arsenit atau ion
merkuri membentuk komplek dengan gugusan -SH dari asam lipoat dan menghambat
piruvat dehidrogenase. Kekurangan tiamin akan menyebabkan asam piruvat
tertimbun.
Pertanyaan / cek lis
1.Berapa ATP dihasilkan dalam
reaksi asam piruvat menjadi asam laktat ?
2.Terangkan apa saja dan apa akibatnya yang dapat
mempengaruhi kerja enzim piruvat de-hidrogenase.
Ø 8.HEXOSE MONOPHOSPHATE SHUNT ( HMP Shunt ) = PENTOSE PHOSPHATE
PATHWAY (PPP) OKSIDASI GLUKOSA LANGSUNG = JALUR FOSFOGLUKONAT
8.1 Jalur ini aktif dalam
hepar, jaringan adiposa (lemak), adrenal korteks, glandula tiroid, sel darah
merah,testes dan payudara yang sedang menyusui. Dalam otot aktivitas jalur ini
ren-dah sekali.
8.2 Fungsi utama jalur ini
adalah untuk menghasilkan NADPH, yaitu dengan mereduksi NADP+. NADPH
diperlukan untuk proses anabolik di luar mitokhondria, seperti sintesis asam
lemak dan steroid. Fungsi yang lain adalah menghasilkan ribosa-5-fosfat untuk
sinte-sis nukleotida dan asam nukleat.
8.3 Jalannya reaksi sebagai
berikut ( gambar 18-19 ):
β-D-glukosa 6-fosfat mengalami
oksidasi menjadi 6-fosfoglukonolakton. Enzimnya adalah glukosa 6-fosfat
dehidrogenase (G6PD). Reaksi ini memerlukan Mg++ atau Ca++ ,
memakai NADP+
dan menghasilkan NADPH. Insulin meningkatkan sintesis enzim ini.
Selanjutnya
6-fosfoglukonolakton diubah menjadi 6-fosfoglukonat. Reaksi ini juga
memer-lukan Mg++, Mn++ atau Ca++. Enzimnya glukono-lakton hidrolase. Satu
molekul air (H2O) terpakai, ikatan cincin terlepas.
6-fosfoglukonat selanjutnya
mengalami dekarboksilasi dan berubah menjadi riboluse-5-fosfat. Sebelum
dekarboksilasi 6-fosfoglukonat dioksidasi menjadi semyawa antara 3-keto
6-fosfoglukonat. Ion Mg++, Mn++ atau Ca++ diperlukan.
NADP+ bertindak
sebagai hidrogen ekseptor menjadi NADPH. Enzim yang mengkatalisis reaksi ini
adalah 6-fosfoglukonat de-hidrogenase. Aktivitas enzim ini tergantung adanya
NADP+.
Seperti halnya enzim G6PD enzim 6-fosfoglukonat dehidrogenase sintesisnya
dirangsang oleh insulin.
Selanjutnya Ribulosa 5-fosfat
dapat menjadi dua substrat dari dua enzim yaitu:
1. Ribulosa 5-fosfat epimerase,
yang membentuk suatu epimer pada karbon ketiga, yaitu xy-lulose 5-fosfat
(xylulose 5-phosphate).
2. Ribosa 5-fosfat
ketoisomerase, yang merubah ribulosa 5-fosfat menjadi ribosa 5-fosfat.
Proses selanjutnya akan
melibatkan suatu enzim transketolase, yang dapat memindah dua unit karbon ( C1
dan C2 ) dari suatu ketosa pada aldehida dari aldosa. Dalam reaksi ini
diperlukan suatu koenzim, tiamin difosfat dan ion Mg++. Dua
karbon dari xylulose 5-fosfat dipindah pada ribosa 5-fosfat, menghasilkan suatu
ketosa dengan tujuh karbon yaitu sedo-heptulosa 7-fosfat dan aldosa dengan tiga
karbon gliseraldehida 3-fosfat.
Sedoheptulosa 7-fosfat dan
gliseraldehida 3-fosfat akan bereaksi dengan bantuan enzim transaldolase dan
membentuk fruktosa 6-fosfat dan eritrosa 4-fosfat.Dalam reaksi ini,
transaldolase memindah tiga karbon "active dihydroxy acetone" (C1-C3)
dari keto dengan tujuh karbon pada aldosa dengan tiga karbon. Reaksi selanjutnya kembali melibatkan enzim transketolase, dimana
xylulose 5-fosfat menjadi donor "active glycoaldehyde" (C1-C2).
Eritrosa 4-fosfat yang terbentuk dari reaksi sebelumnya, akan bertindak sebagai
akseptor (penerima) C1-C2. Reaksi ini memerlukan tiamin dan ion Mg++ sebagai
ko-enzim dan menghasilkan fruktosa 6-fosfat dan gliseralde-hida 3-fosfat.
Agar glukosa dapat dioksidasi secara sempurna menjadi CO2,
diperlukan enzim yang dapat mengubah gliseraldehide 3-fosfat menjadi glukosa 6-fosfat.
Untuk ini diperlukan enzim Embden-Meyerhof (glikolisis) yang bekerja kearah
yang berlawanan. Selain itu, juga diper-lukan enzim fruktosa 1,6-difosfatase.
Enzim ini mengubah fruktosa 1,6-difosfat menjadi fruktosa 6-fosfat.
Secara keseluruhan proses ini dapat dianggap suatu
oksidasi tiga molekul glukosa 6-fosfat menjadi tiga molekul CO2 dan
tiga molekul pentosa fosfat. Tiga molekul pentosa fosfat diubah menjadi dua
molekul glukosa fosfat dan satu molekul gliseraldehida 3-fosfat. Karena dua
molekul gliseraldehide 3-fosfat dapat diubah menjadi satu molekul glukosa
6-fosfat me-lalui jalur kebalikan glikolisis, maka HMP Shunt dapat dikatakan
suatu oksidasi glukosa sempurna ( gambar-20 ).
Enzim 6-fosfoglukonat dehidrogenase mengontrol HMP
Shunt. Enzim ini dapat dihambat oleh NADPH. Reaksi yang dikatalisis enzim ini
tidak akan berjalan apabila NADPH tidak dipakai atau dengan kata lain
konsentrasinya tidak menurun. Perlu diingat bahwa produksi ribosa 5-fosfat
tidak tergantung pada oksidasi glukosa, tapi dapat melewati kebalikan jalur
glikolisis.
NADPH yang terbentuk berguna dalam sintesis asam lemak,
steroid dan sintesis asam amino. Sintesis asam amino melalui glutamat
dehidrogenase. Adanya lipogenesis yang aktif, memerlukan NADPH, hal ini akan
merangsang oksidasi glukosa lewat HMP Shunt. "Fed state", suatu
keadaan dimana seseorang baru saja makan, mungkin dapat menginduksi sinte-sis
enzim-enzim glukosa 6-fosfat dehidrogenase dan 6-fosfoglukonat dehidrogenase.
8.4 HMP Shunt dalam eritrosit, hepar dan paru berguna
sebagai penghasil suatu reduktor (NADPH). NADPH dapat mereduksi glutation yang
telah mengalami oksidasi ( G-S-S-G ) menjadi glutation yang tereduksi (2 G-SH).
Enzim yang mengkatalisis reaksi ini adalah glu-tation reduktase. Selanjutnya
glutation yang tereduksi dapat membebaskan eritrosit dari H2O2 dengan
suatu reaksi yang dikatalisis oleh enzim glutation peroksidase.
2 G-SH + H2O2 → G-S-S-G + 2 H2O
Reaksi ini penting sebab penimbunan H2O2 memperpendek
umur eritrosit. Telah dibuktikan adanya korelasi terbalik antara aktivitas
enzim glukosa 6-fosfat dehidrogenase dengan fragilitas sel darah merah. Pada
beberapa orang yang mengalami mutasi dimana enzim ini berkurang, maka mereka
akan lebih mudah mengalami hemolisis sel darah merah apabila diberi suatu
oksidan seperti primaquin, aspirin, sulfonamid atau apabila diberi makan
"fava bean".
HMP Shunt akan menghasilkan suatu pentosa untuk sintesis
nukleotida dan asam nukleat. Ribosa 5-fosfat akan bereaksi dengan ATP menjadi
5-fosforibosil-1-pirofosfat (PRPP).
Dalam otot enzim glukosa 6-fosfat dehidrogenase dan
6-fosfoglukonat dehidrogenase hanya sedikit sekali, namun otot dapat membuat
ribosa 5-fosfat, yaitu dengan kebalikan HMP Shunt.
Ø GLUKONEOGENESIS
Glukoneogenesis adalah suatu
pembentukan glukosa dari senyawa yang bukan karbohidrat Glukoneogenesis penting
sekali untuk menyediakan glukosa, apabila didalam diet tidak mengandung cukup
karbohidrat. Syaraf, medulla dari ginjal, testes, jaringan embriyo dan eritrosit
memerlukan glukosa sebagai sumber utama penghasil energi. Glukosa diperlukan
oleh jaringan adiposa untuk menjaga senyawa antara siklus asam sitrat. Didalam
mammae, glukosa diperlukan untuk membuat laktosa. Didalam otot, glukosa
merupakan satu-satunya bahan untuk membentuk energi dalam keadaan anaerobik.
Untuk membersihkan darah dari
asam laktat yang selalu dibuat oleh sel darah merah dan otot, dan juga gliserol
yang dilepas jaringan lemak, diperlukan suatu proses atau jalur yang bisa
memanfaatkannya.
Pada hewan memamah biak, asam
propionat merupakan bahan utama untuk glukoneogene-sis.
Perhatikan gambar-14 !
Jalur yang dipakai dalam
glukoneogenesis adalah modifikasi dan adaptasi dari jalur Emb-den-Meyerhof dan
siklus asam sitrat.
Enzim tambahan yang diperlukan
dalam proses ini selain dari enzim-enzim dalam kedua jalur diatas adalah :
7.1 1Piruvat karboksilase
7.1.2 Fosfoenolpiruvat
karboksikinase
7.1.3 Fruktosa 1,6-bisfosfatase
(tidak ada dalam otot jantung dan otot polos)
7.1.4 Glukosa 6-fosfatase
Dalam keadaan puasa, enzim
piruvat karboksilase dan enzim fosfoenolpiruvat karbok-sikinase sintesisnya
meningkat. Sintesis enzim ini juga dipengaruhi oleh hormon glukokor-tikoid.
Dalam keadaan puasa, oksidasi asam lemak dalam hepar meningkat. Ini membawa
akibat yang menguntungkan untuk glukoneogenesis karena akan menghasilkan ATP,
NADH dan oksaloasetat.
Asam lemak dan asetil-KoA akan
menghambat enzim-enzim fosfofruktokinase, piruvat kinase dan piruvat
dehidrogenase, mengaktifkan enzim-enzim piruvat karboksilase dan fruktosa
1,6-bisfosfatase.
7.2 Substrat untuk
glukoneogenesis adalah :
7.2.1 asam laktat yang berasal
dari otot, sel darah merah, medulla dari glandula supra-renalis, retina dan
sumsum tulang
7.2.2 gliserol, yang berasal
dari jaringan lemak
7.2.3 asam propionat, yang
dihasilkan dalam proses pencernaan pada hewan memamah biak.
7.2.4 asam amino glikogenik
7.3 Perubahan asam laktat menjadi glukosa
Untuk mengubah asam laktat menjadi glukosa dapat dilihat
pada diagram (gambar 14):
Asam laktat di dalam sitoplasma diubah menjadi asam
piruvat, kemudian asam piruvat ma-suk ke dalam mitokhondria dan diubah menjadi
oksaloasetat. Karena oksaloasetat tidak da-pat melewati membran mitokhondria,
maka diubah dulu menjadi malat. Di sitoplasma malat diubah kembali menjadi
oksaloasetat. Oksaloasetat kemudian diubah menjadi fosfoenol-piruvat yang
selanjutnya berjalan ke arah kebalikan jalur Embden-Meyerhof dan akhirnya akan
menjadi glukosa.
Pada diagram dapat juga kita lihat reaksi-reaksi yang
diperlukan untuk mengubah gliserol dan asam-asam amino glukogenik menjadi
glukosa. Asam amino glukogenik masuk ke dalam jalur glukoneogenesis ditandai
dengan bundaran dan panah pada siklus asam tri kar-boksilat ( TCA cycle ).
Beberapa reaksi dan enzim-enzim tambahan untuk mengubah
asam laktat menjadi glukosa (selain jalur kebalikan glikolisis dan TCA cycle)
adalah :
Enzim piruvat karboksilase mengkatalisis reaksi
7.3.1 Piruvat → Oksaloasetat (gambar 15-16)
Dalam reaksi ini diperlukan ATP, CO2 (berasal
dari H2CO3),
biotin ( yang diperlukan un-tuk mengikat bikarbonat pada enzim sebelum
ditambahkan pada asam piruvat ) dan ion Mg.
7.3.2 Enzim fosfoenolpiruvat karboksikinase
mengkatalisis reaksi :
Oksaloasetat → Fosfoenolpiruvat
Dalam reaksi ini diperlukan "high energy
phosphate" GTP atau ATP, dan akan terbentuk CO2.
7.3.3 Enzim fruktosa 1,6-bisfosfatase akan mengkatalisis
reaksi :
Fruktosa 1,6-bisfosfat → Fruktosa 6-fosfat
Enzim ini bisa didapatkan dalam hati, ginjal otot
bergaris, sedangkan jaringan lemak, otot jantung dan otot polos tidak
mengandung enzim fruktosa 1,6-bisfosfatase.
7.3.4 Enzim glukosa 6-fosfatase mengkatalisis reaksi :
Glukosa 6-fosfat → Glukosa
Enzim ini terdapat dalam usus halus, hati, ginjal
dan platelet, akan tetapi tidak bisa di-jumpai dalam otot dan jaringan lemak.
7.4 Enzim gliserokinase mengkatalisis reaksi :
Gliserol → Gliserol 3-fosfat
Dalam reaksi ini diperlukan ATP dan menghasilkan ADP.
Enzim ini terutama terdapat dalam hati dan ginjal.
Enzim gliserol 3-fosfat dehidrogenase mengkatalisis
reaksi :
Gliserol 3-fosfat → Dihidroksi aseton fosfat ( DHAP )
7.5 Asam propionat perlu diaktivasi dahulu menjadi
propionil-KoA. Ensim tiokinase meng-katalisis reaksi ini dan memerlukan ATP ,
KoA dan ion Mg. Selanjutnya propionil-KoA diubah menjadi D-metilmalonil-KoA,
selanjutnya setelah mengalami rasemisasi akan diubah menjadi
L-metilmalonil-KoA. Senyawa ini kemudian akan diubah menjadi suksinil-KoA yang
akan masuk ke dalam siklus asam sitrat yang akhirnya akan diubah menjadi
glu-kosa melalui kebalikan jalur Embden-Meyerhof ( gambar-17 ).
Pada burung dara, ayam dan marmut fosfoenolpiruvat (PEP)
kaboksikinase hepar terdapat dalam mitokhondria. PEP yang terbentuk keluar dari
mitokhondria.
PEP karboksikinase pada tikus terdapat di sitoplasma. Malat
keluar.
Pada manusia, guinea pig dan sapi PEP karboksikinase
terdapat di dalam dan di luar mitok-hondria.
v
Metabolisme Lemak
Lemak, disebut juga lipid, adalah suatu
zat yang kaya akan energi, berfungsi sebagai sumber energi yang utama untuk
proses metabolisme tubuh. Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua
sumber yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati, yang bisa disimpan di
dalam sel-sel lemak sebagai cadangan energi.
Fungsi lemak adalah sebagai sumber
energi, pelindung organ tubuh, pembentukan sel, sumber asam lemak esensial,
alat angkut vitamin larut lemak, menghemat protein, memberi rasa kenyang dan
kelezatan, sebagai pelumas, dan memelihara suhu tubuh.
Secara ilmu gizi, lemak dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
A.
Lipid sederhana :
- lemak netral (monogliserida, digliserida, trigliserida),
- ester asam lemak dengan alkohol berberat molekul tinggi
- Lipid majemuk
- fosfolipid
- lipoprotein
- Lipid turunan
- asam lemak
- sterol (kolesterol, ergosterol,dsb)
Secara klinis, lemak yang penting adalah
- Kolesterol
- Trigliserida (lemak netral)
- Fosfolipid
- Asam Lemak
TRIGLISERIDA
Sebagian besar lemak dan minyak di alam
terdiri atas 98-99% trigliserida. Trigliserida adalah suatu ester gliserol.
Trigliserida terbentuk dari 3 asam lemak dan gliserol. Apabila terdapat satu
asam lemak dalam ikatan dengan gliserol maka dinamakan monogliserida. Fungsi
utama Trigliserida adalah sebagai zat energi. Lemak disimpan di dalam tubuh
dalam bentuk trigliserida. Apabila sel membutuhkan energi, enzim lipase dalam
sel lemak akan memecah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak serta
melepasnya ke dalam pembuluh darah. Oleh sel-sel yang membutuhkan
komponen-komponen tersebut kemudian dibakar dan menghasilkan energi,
karbondioksida (CO2), dan air (H2O).
KOLESTEROL
Kolesterol adalah jenis lemak yang paling
dikenal oleh masyarakat. Kolesterol merupakan komponen utama pada struktur
selaput sel dan merupakan komponen utama sel otak dan saraf. Kolesterol
merupakan bahan perantara untuk pembentukan sejumlah komponen penting seperti vitamin
D (untuk membentuk & mempertahankan tulang yang sehat), hormon
seks (contohnya Estrogen & Testosteron) dan asam empedu
(untuk fungsi pencernaan ).
Kolesterol tubuh berasal dari hasil
pembentukan di dalam tubuh (sekitar 500 mg/hari) dan dari makanan yang dimakan.
Pembentukan kolesterol di dalam tubuh terutama terjadi di hati (50% total
sintesis) dan sisanya di usus, kulit, dan semua jaringan yang mempunyai sel-sel
berinti. Jenis-jenis makanan yang banyak mengandung kolesterol antara lain
daging (sapi maupun unggas), ikan dan produk susu. Makanan yang berasal dari
daging hewan biasanya banyak mengandung kolesterol, tetapi makanan yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan tidak mengandung kolesterol.
LIPID PLASMA
Pada umumnya lemak tidak larut dalam air,
yang berarti juga tidak larut dalam plasma darah. Agar lemak dapat diangkut ke
dalam peredaran darah, maka lemak tersebut harus dibuat larut dengan cara
mengikatkannya pada protein yang larut dalam air. Ikatan antara lemak
(kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid) dengan protein ini disebut Lipoprotein
(dari kata Lipo=lemak, dan protein).
Lipoprotein bertugas mengangkut lemak dari
tempat pembentukannya menuju tempat penggunaannya.
Ada beberapa jenis lipoprotein, antara lain:
o
Kilomikron
o
VLDL (Very Low Density
Lipoprotein)
o
IDL (Intermediate
Density Lipoprotein)
o
LDL (Low Density Lipoprotein)
o
HDL (High Density
Lipoprotein)
Tubuh mengatur kadar lipoprotein melalui
beberapa cara:
o
Mengurangi
pembentukan lipoprotein dan mengurangi jumlah lipoprotein yang masuk ke dalam
darah
o
Meningkatkan
atau menurunkan kecepatan pembuangan lipoprotein dari dalam darah
MACAM LEMAK
·
Lemak biologis yang
terpenting: lemak netral (trigliserida), fosfolipid, steroid
·
Asam lemak:
1. Asam
palmitat: CH3(CH2)14-COOH
2. Asam
stearat: CH3(CH2)16-COOH
3. Asam
oleat: CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7COOH
·
Trigliserida: ester
gliserol + 3 asam lemak
·
Fosfolipid: ester
gliserol + 2 asam lemak + fosfat
·
Steroid:
kolesterol dan turunanya (hormon steroid, asam lemak dan vitamin)
ABSORPSI
LEMAK
·
Lemak diet diserap
dalam bentuk: kilomikron → diabsorpsi usus halus masuk ke limfe (ductus
torasikus) → masuk darah
·
Kilomikron
dalam plasma disimpan dalam jaringan lemak (adiposa) dan hati
·
Proses
penyimpananya: kilomikron dipecah oleh enzim lipoprotein lipase (dalam membran
sel) → asam lemak dan gliserol
·
Didalam sel asam lemak
disintesis kembali jadi trigliserida (simpanan lemak)
MACAM LEMAK PLASMA
- Asam lemak bebas (FFA= free fatty acid) → ada dalam plasma darah dan terikat dengan albumin
- Kolesterol, trigliserida dan fosfolipid → dalam plasma berbentuk lipoprotein
- Kilomikron
- VLDL: very low density lipoprotein
- IDL: intermediate density lipoprotein
- LDL: low density lipoprotein
- HDL: high density lipoprotein
ASAM LEMAK BEBAS
- Bila lemak sel akan digunakan untuk energi → simpanan lemak (trigliserida) dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol (oleh enzim lipase sel)
- Asam lemak berdiffusi masuk aliran darah sebagai asam lemak bebas (Free Fatty Acid) dan berikatan dengan albumin plasma
PENGGUNAAN FFA SEBAGAI ENERGI
- FFA dalam plasma dibawa ke mitokondria dengan carrier Karnitin
- FFA dalam sel dipecah menjadi asetil koenzim-A dengan beta oksidasi
- Asetil koenzim-A hasil beta oksidasi → masuk siklus Krebs untuk diubah menjadi H dan CO2
METABOLISME LEMAK
Ada 3 fase:
- β oksidasi
- Siklus Kreb
- Fosforilasi Oksidatif
BETA OKSIDASI
- Proses pemutusan/perubahan asam lemak → asetil co-A
- Asetil co-A terdiri 2 atom C → sehingga jumlah asetil co-A yang dihasilkan = jumlah atom C dalam rantai carbon asam lemak : 2
- Misal: asam palmitat (C15H31COOH) → β oksidasi → ?? asetil co-A
CONTOH ASAM LEMAK
NAMA UMUM
RUMUS NAMA
KIMIA
Asam
oleat C17H33COOH
Oktadeca 9-enoad
As
risinoleat C17H32(OH)-COOH 12
hidroksi okladeca -9-enoad
Asam
linoleat C17H31COOH
Okladeca-9,12 dienoad
As
linolenat C17H29COOH
Okladeca-9,12,15 trienoad
As
araksidat C19H39COOH Asam
eicosanoad
SIKLUS KREBS
- Proses perubahan asetil ko-A → H + CO2
- Proses ini terjadi didalam mitokondria
- Pengambilan asetil co-A di sitoplasma dilakukan oleh: oxalo asetat → proses pengambilan ini terus berlangsung sampai asetil co-A di sitoplasma habis
- Oksaloasetat berasal dari asam piruvat
- Jika asupan nutrisi kekurangan KH → kurang as. Piruvat → kurang oxaloasetat
KETOSIS
- Degradasi asam lemak → Asetil KoA terjadi di Hati, tetapi hati hanya mengunakan sedikit asetil KoA → akibatnya sisa asetil KoA berkondensasi membentuk Asam Asetoasetat
- Asam asetoasetat merupakan senyawa labil yang mudah pecah menjadi: Asam β hidroksibutirat dan Aseton.
- Ketiga senyawa diatas (asam asetoasetat, asam β hidroksibutirat dan aseton) disebut BADAN KETON.
- Adanya badan keton dalam sirkulasi darah disebut: ketosis
- Ketosis terjadi saat tubuh kekurangan karbohidrat dalam asupan makannya → kekurangan oksaloasetat
- Jika Oksaloasetat menurun → maka terjadi penumpukan Asetil KoA didalam aliran darah → jadi badan keton → keadaan ini disebut KETOSIS
- Badan keton merupakan racun bagi otak → mengakibatkan Coma, karena sering terjadi pada penderita DM → disebut Koma Diabetikum
- Ketosis terjadi pada keadaan :
- Kelaparan
- Diabetes Melitus
- Diet tinggi lemak, rendah karbohidrat
RANTAI RESPIRASI
- H adalah hasil utama dari siklus Krebs ditangkap oleh carrier NAD menjadi NADH
- H dari NADH ditransfer ke → Flavoprotein → Quinon → sitokrom b → sitokrom c →sitokrom aa3 → terus direaksikan dengan O2 → H2O + Energi
- Rangkaian transfer H dari satu carrier ke carrier lainya disebut Rantai respirasi
- Rantai Respirasi terjadi didalam mitokondria → transfer atom H antar carrier memakai enzim Dehidrogenase → sedangkan reaksi H + O2 memakai enzim Oksidase
Urutan carrier dalam rantai respirasi adalah: NAD → Flavoprotein → Quinon → sitokrom b → sitokrom c → sitokrom aa3 → direaksikan dengan O2 → H2O + Energi
FOSFORILASI OKSIDATIF
- Dalam proses rantai respirasi dihasilkan energi yang tinggi → energi tsb ditangkap oleh ADP untuk menambah satu gugus fosfat menjadi ATP
- Fosforilasi oksidatif adalah proses pengikatan fosfor menjadi ikatan berenergi tinggi dalam proses rantai respirasi
- Fosforilasi oksidatif → proses merubah ADP → ATP (dengan menngunakan energi hasil reaksi H2 + O2 → H2O + E)
SINTESIS TRIGLISERIDA DARI KARBOHIDRAT
- Bila KH dalam asupan lebih banyak dari yang dibutuhkan → KH diubah jadi glikogen dan kelebihanya diubah jadi trigliserida → disimpan dalam jaringan adiposa
- Tempat sintesis di hati, kemudian ditransport oleh lipoprotein ke jaringan disimpan di jaringan adiposa sampai siap digunakan tubuh
SINTESIS TRIGLISERIDA DARI PROTEIN
- Banyak asam amino dapat diubah menjadi asetil koenzim-A
- Dari asetil koenzim-A dapat diubah menjadi trigliserida
- Jadi saat asupan protein berlebih, kelebihan asam amino disimpan dalam bentuk lemak di jaringan adipose
PENGATURAN HORMON ATAS PENGGUNAAN LEMAK
- Penggunaan lemak tubuh terjadi pada saat kita gerak badan berat
- Gerak badan berat menyebabkan pelepasan epineprin dan nor epineprin
- Kedua hormon diatas mengaktifkan lipase trigliserida yang sensitif hormon → pemecahan trigliserida → asam lemak
- Asam lemak bebas (FFA) dilepas ke darah dan siap untuk dirubah jadi energi
- Jika kadar kolesterol tinggi dalam darah → endapan lipid yang disebut: plak ateroma/ endapan kolesterol
- Pada stadium penyakit fibroblast menginfiltrasi ateroma → sklerosis
- Ca juga mengendap bersama → plak kalsifikasi
- Kedua proses diatas menyebabkan arteri menjadi sangat keras → arteriosklerosis
- Arteriosklerosis → menyebabkan vaskuler mudah pecah
- Dinding vaskuler arteriosklerosis kasar → menyebabkan tombus dan emboli
- Efek samping: darah tinggi, PJK, trombus → stroke emboli
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Secara umum macam-macam nutrisi
tersebut antara lain Karbohidrat, Protein, Lemak, Vitamin dan Mineral. Di dalam
system pencernaan nutrisi-nutrisi tersebut di metabolisme di dalam organ
pencernaan dengan hasil dan kandungan yang berbeda beda, di antaranya pada
metabolism protein, di metabolism menjadi Asam amino, energy dll yang sangat
penting di perlukan oleh tubuh, begitu juga pada metabolism karbohidrat, lemak,
vitamin dan mineral yang mengasilkan hasil yang berbeda-beda pula yang di
perlukan di dalam tubuh. Makhluk hidup heterotrof harus memenuhi kebutuhan
energinya dengan cara mengkonsumsi makanan. Makanan tersebut kemudian diuraikan
dalam system pencernaan menjadi sumber energi dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
ü Wirahadikusumah,
1985, Metabolisme Energi, Karbohidrat dan Lipid, Bandung, ITB
ü Toha,
2001, Biokimia, Metabolisme Biomolekul, Bandung, Alfabeta
ü Bondy P.K. and Rosenberg L.E. : Duncan's
Diseases of Metabolism Genetic Metabolism and Endocrino-logy. Seventh Ed. Asian
Ed. W.B. Saunder Comp. Igaku Shoin Ltd. Tokyo 1974. pp 245 - 250.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar