TUGAS IKD 3
PROSEDUR
PEMASANGAN KATETER

Disusun Oleh:
FERRY ZULFIANTO
NIM 10321103
II-C
PROGRAM
STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2011
PROSEDUR
PEMASANGAN KATETER

1.1 Definisi:
Kateterisasi
perkemihan adalah tindakan memasukkan selang karet atau plastik,melalui uretra
atau kandung kemih.dan dalam kateterisasi ada dua jenis kateterisasi,yaitu
menetap dan intermiten,sedangkan alat untuk kateterisasi dinamakan selang
kateter,selang kateter adalah alat yang bebentuk pipa yang terbuat dari
karet,plastic,metal woven slik dan silikon.yang fungsi dari alat kateter
tersebut ialah memasukkan atau mengeluarkan cairan.
Kandung
kemih adalah sebuah kantong yang berfungsi untuk menyimpan atau menampung air
seni yang berubah-ubah jumlahnya yang dialirkan oleh sepasang ureter dari
sepasang ginjal.
Pemasangan kateter adalah pemasukan selang yang terbuat dari
plastik atau karet melalui uretra menuju kandung kemih (vesika urinaria)
1.2 Tujuan
v
Menghilangkan
ketidaknyamanan karena distensi kandung kemih
v
Mendapatkan urine
steril untuk specimen
v
Pengkajian residu urine
v
Penatalaksanaan pasien
yg di rawat karena trauma medula spinalis,gangguan neuro muscular,atau inkompeten
kandung kemih,serta pasca oprasi besar
v
Mengatasi obstruksi
aliran urine
v
Mengatasi retensi
perkemihan
1.3
INDIKASI
1.
Kateter semnetara.
a. Mengurangi ketidaknyamanan pada distensi vesika urinaria.
b. Pengambilan urine residu setelah pengosongan urinaria.
2. Kateter tetap
jangka pendek.
a. Obstruksi saluran kemih (pembesaran kelenjar prostat)
b. Pembedahan untuk memperbaiki organ perkemihan, seperti vesika
urinaria, urethra dan organ sekitarnya.
c. Preventif pada obstruksi urethra dari pendarahan.
d. Untuk memantau output urine.
e. Irigasi vesika urinaria.
3. Kateter tetap jangka
panjang.
a. Retensi urine pada penyembuhan penyakit ISK/UTI.
b. Skin rash, ulcer dan luka yang iritatif apabila kontak dengan
urine.
c. Klien dengan penyakit terminal.
1.4
KONTRA INDIKASI
·
Hematoria (keluarnya darah dari uretra)
1.5
Prosedur
A.
Persiapan alat
·
Sterill
1. Kateter yang
akan dipasang sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan satu ( 1 ) buah
disiapkan dalam bak steril.
2. Pinset anatomis
1 buah.
3. Sarung tangan 1 pasang.
4. Spuit 10-20 cc
1 buah.
5. Kain kassa 2
lembar.
6. Kapas sublimate
dalam tempatnya.
7. Air /
aquabidest NaCl 0,9 % secukupnya.
8. Xylocain jelly
2 % atau sejenisnya.
9. Slang dan
kantong untuk menampung urine.
·
Tidak Steril
1. Bengkok 1 buah.
2. Alas bokong 1
buah.
3. Lampu sorot
bila perluSampiran tangan
1 pasang.
4. Selimut mandi /
kain penutup.
5. Botol kecil
steril untuk bahan pemeriksaan steril.
Jenis-jenis kateter
1. Kateter plastik : digunakan
sementara karena mudah rusak dan tidak fleksibel.
2. Kateter latex atau karet : digunakan
untuk penggunaan atau pemakaian dalam jangka waktu sedang (kurang dari 3
mingu).
3. Kateter silicon murni atau teflon :
untuk menggunakan jangka waktu lama 2-3 bulan karena bahan lebih lentur pada
meatur urethra.
4. Kateter PVC : sangat mahal untuk
penggunaan 4-5 minggu, bahannya lembut tidak panas dan nyaman bagi urethra.
5. Kateter logam : digunakan untuk
pemakaian sementara, biasanya pada pengosongan kandung kemih pada ibu yg
melahirkan.
Ukuran kateter
1. Anak
: 8-10 french (Fr)
2.
Wanita : 14-16 Fr
3. Laki-laki :
16-18 Fr
B.Obat
1. Aquadest
2. Bethadine
3. Alcohol
70%
C.Persiapan
perawat/petugas medis
1.
Mencuci tangan meliputi :
· Melepaskan
semua benda yang ada di tangan
· Menggunakan
sabun
· Lama mencuci
tangan 30 menit
· Membilas dengan
air bersih
·
Mengeringkan dengan handuk / lap kering
·
Dilakukan selama dan sesudah melakukan tindakan
kateterisasi urine
2. Memakai sarung
tangan
3. Menjelaskan
prosedur tindakan kepada klien.
4. Penetahuan
dasar tentang anatomi dan fisiologi dan sterilitas mutlak dibutuhkan dalam
rangka tindakan preventif memutus rantai penyebaran infeksi nosokomial
5. Cukup
keterampilan dan berpengalaman untuk tindakan yang dimaksud
6. Usahakan
jangan sampai menyinggung perasaan pasien,melakukan tindakan harus
sopan,perlahan-lahan dan hati-hati,usahakan melakukan komunikasi terapeutik
D.Persiapan pasien
Pasien
telah mengetahui dengan jelas segala sesuatu tentang tindakan yang akan
dilakukan, Posisi yang biasa dilakukan adalah dorsal recumbent,berbaring di tempat
tidur atau diatas meja
perawatan khususnya bagi wanita kurang memberikan fasa nyaman karena panggul
tidak ditopang sehingga untuk melihat meatus urethra menjadi sangat sulit.
Posisi sims / lateral dapat dipergunakan sebagai posisi berbaring / miring sama
baiknya tergantung posisi mana yang dapat memberikan prasaan nyaman bagi klien dan perawat saat
melakukan tindakan kateterisasi urine.
E.Penatalaksanana
Persiapan ruangan dan
alat
v Aturlah
cahaya lampu sehingga didapatkan visualisasi yang baik
v Siapkan
deppres dan cucing,tuangkan bethadine secukupnya
v Kenakan
hendscoen steril dan pasang duk lubang pada genetalia penderita
v Mengambil
deppres dengan pinset dan mencelupkan pada larutan bethadine
v Melakukan
disenfeksi sebagai berikut:
Pada pasien laki-laki:
Penis dipegang dan
diarahkan ke atas atau hampir tegak lurus dengan tubuh,fungsinya untuk
meluruskan dengan uretra yang panjang dan berkelok agar kateter mudah
dimasukkan.desinfeksi dimulai dari meatus termasuk glans penis dan memutar
sampai pangkal,diulang sekali lagi dan dilanjutkan dengan alcohol,pada saat
melaksanakan tangan kiri memegang penis sedangkan tangan kanan memegang pinset
dan dipertahankan tetap steril.
Pada pasien wanita:
Jari tanagan kiri
membuka labia minora,disenfeksi dimulai dari atas (klitoris),meatus lalu kearah
bawah menuju rectum,hal ini diulang tiga kali,deppres terakhir ditinggalkan
diantara labia minora dekat klitoris untuk mempertahankan penampakan meatus
uretra.
·
Lumuri kateter dengan
jelly dari ujung merata.
Untuk
laki-laki:10 cm pengolesan jelly nya gunakkan jumlah yang banyak agar kateter
mudah masuk karena uretra berbelit-belit.
Untuk
wanita :4cm
·
Masukkan kateter
kedalam meatus,besamaan dengan itu penderita diminta untuk menarik napas
dalam-dalam(respirasi)
Untuk
pasien laki-laki :tangan kiri memegang penis dengan
posisi tegak lurus tubuh pasien sambil membuka orificum uretra externa,tangan
kanan memegang kateter dan memasukkanya secara pelan-pelan dan hati-hati
bersamaan pasien menarik napas dalam,kaji kelancaran pemasukkan kateter jika
ada hambatan berhenti sejenak kemudian dicoba lagi,jika masih ada hambatan
kateterisasi di hentikan.masukkan kateter sampai urine keluar sedalam 5-7,5 cm
dan selanjutnya dimasukkan lagi +/- 3 cm
Untuk
pasien wanita :Jari tangan kiri membuka labia
minora sedangkan tangan kanan memasukkan kateter pelan-pelan dengan disertai
pasien menarik napas dalam,kaji kelancaran pemasukkan kateter,jika ada hambatan
kateterisasi di hentikan,menaruh nierbecken dibawah pangkal kateter sebelum
urine keluar,masukkan kateter sampai urine keluar sedalam 18-23 cm dan
selanjutnya di masukkan lagi +/- 3cm.
·
Mengambil specimen
urine kalau perlu
·
Mengembangkan balon
kateter dengan aquadest steril sesuai volume yang tertera pada label
spesifikasi kateter yang dipakai
·
Memfiksasi kateter :
Untuk
pasien laki-laki :kateter difiksasi dengan plester
pada abdomen
Untuk
pasien wanita : kateter difiksasi dengan plester
pada pangkal paha
·
Menempatkan urobag
ditempat tidur pada posisi yang lebih rendah dari kandung kemih
·
Melaporkan
penatalaksanaan dan hasil tertulis pada setatus pasien yang meliputi:
1. Hari,tanggal,dan
jam pemasangan kateter
2. Tipe
dan ukuran kateter yang digunakan
3. Jumlah,warna,bau
urine dan kelainan-kelainan lain yang ditemukan
4. Nama
terang dan tanda tangan pemasang baik perawat,atau petugas medis lainya.
F.Hal-hal
yang perlu diperhatikan ;
1. Menjaga privasi klien
2. Alat-alat harus steril, dan bekerja harus memperhatikan tekhnik
septic dan antiseptic
3. Keteter dimasukkan secara perlahan dan hati-hati, jagan sampai
salah masuk dan menyebabkan rasa sakit pada klien
4. Jangan mendorong paksa kateter bila terjadi tahanan
5. Ingatkan klien agar tidak menarik kateter.
G.Perawatan kateter urine
selama terpasang kateter
Perawatan
kateter urine sangat penting dilakukan pada klien dengan tujuan untuk mengurangi
dampak negatif dari
pemasangan kateterisasi urine seperti infeksi dan radang pada saluran kemih, serta dampak lain yang mengganggu pemenuhan
kebutuhan dasar manusia. Perawatan yang dilakukan meliputi :
1. menjaga
kebersihan kateter dan alat vital kelamin,
2. menjaga kantong
penampumg urine dengan tidak meletakan lebih tinggi dari buli-buli, agar tidak terjadi aliran balik urine
ke buli-buli dan tidak sering menimbulkan saluran penampung karena mempermudah
masuknya kuman serta mengganti kateter dalam jangka waktu 7-12 hari.
Semakin jarang
kateter diganti, resiko infeksi makin tinggi, penggantian kateter urine
tergantung dari bahan kateter urine tersebut sebagai contoh kateter urine
dengan bahan latteks silicon paling lama dipakai 10 hari, sedang bahan silicon dapat dipakai
selama 12 hari. Pada tahap pengangkatan kateterisasi urine perlu diperhatikan
agar balon kateter urine telah kempis. Selain itu menganjurkan klien menarik
nafas untuk mengurangi ketegangan otot sekitar saluran kemih sehingga
kateterisasi urine dapat diangkat tanpa menyebabkan trauma berlebihan.
Dok mw tny slma dipsng kateter pa blh bab dn duduk
BalasHapus