Total Tayangan Halaman

Jumat, 27 Juli 2012

partograf


1.      Definisi
Partograf adalah alat pencatatan persalinan, untuk menilai keadaan ibu, janin dan seluruh proses persalinan. Partograf digunakan untuk mendeteksi jika ada penyimpangan / masalah dari persalinan, sehingga menjadi partus abnormal dan memerlukan tindakan bantuan lain untuk menyelesaikan persalinan.
Partograf merupakan lembaran form dengan berbagai grafik dan kode yang menggambarkan berbagai parameter untuk menilai kemajuan persalinan. Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan persalinan, asuhan, pengenalan penyulit dan informasi untuk membuat keputusan klinik.
Partograf merupakan gambaran persalinan yang meliputi semua pencatatan
yang berhubungan dengan penatalaksanaannya. Hasil rekaman ini lebih
efisien daripada catatan panjang dan memberikan gambaran piktogram
terhadap hal-hal yang penting dari persalinan serta tindakan yang
segera harus dilakukan terhadap perkembangan persalinan yang abnormal.
Partograf atau partogram adalah metode grafik untuk merekam kejadian-kejadian pada perjalanan persalinan (Farrer, 2001). Partograf dipakai untuk memantau kemajuan persalinan dan membantu petugas kesehatan dalam mengambil keputusan dalam penatalaksanaan. Partograf dimulai pada pembukaan 4 cm (fase aktif) yang digunakan pada setiap ibu bersalin tanpa memandang apakah persalinan itu normal atau komplikasi (Saifuddin, 2002).
Gambaran partograf dinyatakan dengan garis tiap parameter (vertikal) terhadap garis perjalanan waktu (horisontal).
Partograf adalah Gambaran persalinan yang meliputi semua pencatatn yang berhubungan dengan penatalaksanaannya dan memberikan gambaran piktogram terhadap hal-hal yang penting dalam persalinan serta tindakan yang segera harus dilakukan terhadap perkebangan persalinan abnormal.
Partograf dipakai untuk memantau kemajuan persalinan dan membantu petugas kesehatan dalam mengambil keputusan dalam penatalaksanaan partograf dimulai pada pembukaan 4 cm fase aktif. Partograf sebaiknya dibuat untuk setiap ibu yang bersalin, tanpa menghiraukan apakah persalinan itu normal atau dengan komplikasi.
Sesuai standarisasi WHO (World Health Organization), untuk digunakan di pelosok-pelosok negara berkembang atau miskin, supaya mudah digunakan oleh pelayan kesehatan di sarana terbatas. Jika dinilai ada masalah yang memerlukan intervensi, dapat segera diusahakan untuk dirujuk ke pusat kesehatan yang lebih baik.  
Dengan partograf WHO dapat dinilai kapan diperlukan tindakan untuk menyelesaikan proses persalinan dengan :
1) perlu / tidaknya dirujuk,
2) perlu / tidaknya induksi infus oksitosin, dan
3) perlu / tidaknya operasi sectio cesarea.
2.      Kegunaan utama dari patograf :
a.       Mengamati dan mencatat informasi kemajuan berjalan normal dan mendeteksi dini persalinan lama sehingga bidan dapat membuat deteksi dini mengenai kemungkinan persalinan lama.
b.      Menentukan apakah persalinan berjalan normal dan mendeteksi dini peralinan lama sehingga bidan dapat membuat deteksi dini mengenai kemungkinan persalinan lama.
c.       Jika digunakan secara tepat dan konsisten, maka partograf akan menbantu penolong persalinan untuk :
·         mencatat kemajuan persalinan.
·         mencatat kondisi ibu dan janinnya.
·         mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran
·          menggunakan informasi yang tercatat untuk seacara dini mengidentifikasi adanya penyulit.
·          menggunakan informasi yang ada untuk membuat keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu.
3.      Penggunaan partograf :
a.       untuk semua ibu fase aktif kala I persalinan sebagai elemen penting asuhan persalinan. Partograf harus digunkan, baik tanpa apapun adanya penyulit. Partograf akan membantu penolong persalinan dalam memantau, mengevaluasi dan membuat keputusan klinik baik persalinan normal maupun yang disertai dengan penyulit.
b.      Selama persalinan dan kelahiran disemua tempat ( rumah, puskesmas, klinik bidan swasta, rumah sakit, dll )
c.       Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan kepala ibu selama persalinan dan kelahiran ( spesialis obgin, bidan, dokter umum, residen dan mahasiswa kedokteran )
Penggunaan partograf secara rutin akan memastikan para ibu dan bayinya mendapatkan asuhan yang aman dan tepat waktu. Selain itu, juga mencegah terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka.
4.      Halaman depan partograf mencantumkan :
a. Informasi tentang ibu
b. Kondisi janin
c. Kemajuan persalinan
d. Jam dan waktu
e. Kontraksi uterus
f. Obat-obat dan cairan yang diberikan
g. Kondisi ibu
h. Asuhan pengamatan dan keputusan klinik lainnya
5.      Aturan Pencatatan dalam Partograf
Petugas harus mencatat kondisi ibu dan janin sebagai berikut :
·         Denyut jantung janin, dicatat setiap 1 jam
·         Air ketuban, warna air ketuban dicatat setiap melaksanakan pemeriksaan vagina
·         Perubahan bentuk kepala janin (molding atau molase)
·         Pembukaan mulut rahim/ serviks dinilai setiap 4 jam dan diberi tanda silang (x)
·         Penurunan kepala
·         Waktu, yang menyatakan berapa jam waktu yang telah dijalani sesudah pasien diterima
·         Jam, dicatat jam tindkaan
·         Kontraksi, dicatat setiap ½ jam
·         Oksitosin, dicatat banyaknya oksitosin pervolume cairan infus dan dalam tetesan per menit, jika menggunakan oksitosin
·         Obat yang digunakan, dicatat semua obat lain yang diberikan
·          Nadi, dicatat setiap 30 – 60 menit dan diberi tanda titik besar (Ÿ)
·          Tekanan darah, dicatat setiap 4 jam dan ditandai dengan anak panah
·         Suhu badan dicatat setiap 2 jam
·         Protein, aseton dan volume urin dicatat setiap kali ibu berkemih
6.      pengisian partograf bila dalam kondisi:
                 i.            Partograf mulai diisi bila :
a.       Mereka yang masuk dalam persalinan :
v  fase laten (pembukaan < 3 cm), his teratur, frekuensi min.2x/10’, lamanya<20
v   fase aktif (pembukaan >3cm), his teratur, frekuensi min.1x/10’, lamanya<20?.
b.      Masuk dengan ketuban pecah spontan tanpa adanya his :
v  bila infus oksitosin dimulai
v  bila persalinan dimulai
c.       Masuk untuk induksi persalinan :
v  pemecahan ketuban (amniotomi) dengan atau tanpa infus oksitosin
v  induksi medis (infus oksitosin, balon kateter atau pemberian prostaglandin)
v  bila persalinan dimulai atau induksi dimulai atau ketuban pecah.
               ii.            Partograf tidak perlu diisi bila :
a.       Masuk dengan kala 1 akhir fase aktif pembukaan 9 cm atau lebih
b.      Sectio cesarea elektif
c.       Sectio cesarea darurat saat datang
d.      Usia kehamilan kurang dari 34 minggu
7.      Bahaya / komplikasi persalinan sulit / abnormal :
ü  kematian ibu atau kematian bayi atau keduanya
ü  ruptura uteri
ü  infeksi / sepsis puerperal
ü  perdarahan postpartum
ü  Fistel
8.      Nilai suatu partograf meliputi :
·         Pencatatan yang jelas
·         Urutan waktu yang jelas
·         Diagnosis suatu kemajuan persalinan yang abnormal
·         Memudahkan saat penggantian staf atau gilliran dinas
·         Untuk pendidikan
·         Untuk penelitian.
9.      Bagian-bagian partograf :
1. Identitas
2. Denyut jantung janin
3. Servikograf
4. Waktu
5. Warna dan adanya Air ketuban
6.
    Mekonium dalam cairan ketuban
7.    Mulase (penyisipan tulang tengkorak janin)
8.    Kemajuan Persalinan ( pembukaan serviks dan penurunan presentasi / kepala janin)
9.    Kontraksi uterus
10.     Garis waspada dan garis bertindak
11.     Obat dan cairan yang digunakan
12.     Tanda-tanda vital ibu
13.     Urin
14.     Catatan persalinan
a.       Identitas

Identitas meliputi :
v  Tanggal – Hari pertama haid terakhir
v  Gravida – Taksiran partus
v   Para – Nomor regisster
v  Abortus – Pecah ketubaan janin
v  Nama
b.      Denyut Jantung Janin
Denyut jantung janin dihitung dan dicatat setiap 30 menit ( lebih sering jika ada tanda-tanda gawat janin ). lalu menghubungkan setiap titik (jumlah denyut jantung janin dihubungkan)
 Setiap kotak pada bagian ini, menunjukan waktu 30 menit. Skala angka disebelah kolom paling kiri menunjukan DJJ. Catat DJJ dengan memberikan tanda titik pada garis yang sesuai dengan angka yang menunjukan DJJ. Kemudian hubungkan titik yang satu dengan titik lainnya dengan garis tidak terputus. Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf diantara garis tebal angka 180 dan 100. tetapi, penolong sudah harus waspada bila DJJ di bawah 120 atau diatas 160.
Laporan dengan memberi tanda pada form grafik sesuai frekuensi jantung pada garis waktu.

c.       Servikograf
Friedman membagi persalinan dalam 2 fase, yaitu :
1. Fase I (fase laten) Biasanya berlangsung selama 8-10 jam, dimulai
dari awal persalinan sampai pembukaan serviks 3 cm.
2. Fase II (fase aktif) Fase ini dimulai dari pembukaan serviks 3 cm
sampai pembukaan lengkap (10 cm).

Pemeriksaan dalam vagina dilakukan saat pasien masuk rumah sakit,
dilanjutkan setiap 4 jam untuk menilai pembukaan serviks. Pemeriksaan
ini dapat dilakukan lebih sering pada pasien yang persalinannya sudah
berjalan lebih jauh, terutama pasien multipara.

Pembukaan mulut rahim dicatat dengan tanda “X”. Bila pasien masuk rumah sakit dalam fase aktif, tanda “X” diletakkan pada garis waspada sedangkan waktu masuknya pasien ditulis dibawah tanda “X”. Apabila pembukaan mulut rahim ketika
pasien masuk rumah sakit dalam fase laten kemudian masuk kedalam fase
aktif dalam jangka waktu kurang 8 jam maka tanda “X” dipindahkan ke
garis waspada. Perpindahan ini digambarkan dengan garis putus-putus
sampai pada garis waspada dan diberi tanda “Tr”.
Untuk menentukan seberapa jauh bagian terdepan janin turun ke dasar rongga
panggul, digunakan bidang HODGE (H) sebagai berikut :
1. HI :
bidang Sama dengan pintu atas panggul
2. HII :
bidang Sejajar dengan H I melalui pinggir / tepi  bawah simfisis pubis
3. HIII :
bidang Sejajar dengan H I setinggi spina iskiadika
4. HIV :
bidang Sejajar dengan H I setinggi ujung tulang koksigeus dan tulang kelangkang ( Os. Sacrum)
Porsio dinilai dengan memperhatikan kekakuan, lunak, tebal, mendatar
atau melepasnya porsio.
d.      Waktu
Waktu mulainya fase aktif persalinan . Dibagian bawah partograf ( pembukaan servik dan penurunan ) tertera kotak-kotak yang diberi angka 1 -16. setiap kotak menyatakan waktu satu jam sejak dimulainya fase aktif persalinan. Waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan. Dibawah lajur kotak untuk waktu mulainya fase aktif. Tertera kotak-kotak untuk mencatat waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan. Setiap kotak menyatakan 1 jam penuh dan berkaitan dengan 2 kotak waktu 30 menit pada lajur kotak diatasnya atau lajur kontraksi dibawahnya.
Saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan catatkan pembukaan servik digaris waspada kemudian catatkan waktu aktual pemeriksaan ini dikotak waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika pemeriksaan dalam menunjukan ibu mengalami pembukaan 6 cm pada pukul 15.00, tuliskan tanda X digaris waspada yang sesuai dengan angka 6 yang tertera disisi luar kolom paling kiri dan catat waktu yang sesuai pada kotak waktu dibawahnya ( kotak ketiga dari kiri )
Waktu ke-0 dianggap pada saat pasien masuk rumah sakit bukan pada saat
timbulnya persalinan.

Waktu Pemeriksaan:
v  DJJ setiap 30 menit atau 1 jam
v  HIS setiap 30 menit
v  Nadi setiap 1 jam
v  Tekanan Darah setiap 4 jam
v  Suhu Tubuh setiap 4 jam

e.       Warna dan adanya air ketuban.

Nilai air ketuban setiap kali dilakukan pemeriksaan dalam, dan nilai warna air ketuban jika selaput ketuban pecah. Catat temuan- temuan dalam kotak yang sesuai dibawah lajur DJJ

Dinilai apakah selaput ketuban masih utuh atau sudah pecah, jika sudah pecah dan keluar dinilai warna cairan ketubannya. Kode dengan huruf dalam lingkaran.

Gunakan lambang-lambang berikut ini :
a. U : Ketuban utuh ( belum pecah )
b. J : Ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih.
c. M : Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium.
d. D : Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah.
e. K : Ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban (kering )

(+) : selaput ketuban utuh
(-) : selaput ketuban pecah / tidak teraba

f.       Mekonium dalam cairan ketuban
 tidak selalu menunjukan adanya gawat janin. Jika terdapat mekonium, pantau DJJ secara seksama untuk mengenali tanda-tanda dawat janin selama proses persalinan. Jika ada tanda-tanda gawat janin ( denyut jantung janin < 100 atau < 180 kali permenit ), ibu segera dirujuk kefasilitas kesehatan yang sesuai. Tetapi jika terdapat mekonium kental, segera rujuk ibu ke tempat yang memiliki asuhan kegawatdaruratan obstetric dan bayi baru lahir.

g.      Mulase (penyisipan tulang tengkorak janin)

Penyusupan adalah indicator penting seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri dengan bagian keraspanggul ibu. Tulang kepala yang saling menyusup atau tumpang tindih, menunjukan kemungkinan adanya disproporsi tulang panggul ( CPD). Ketidak mampuan akomodasi akan benar-benar terjadi jika tulang kepala yang saling menyusup tidak dapat dipisahkan.
Apabila ada dugaan disproporsi tulang panggul, penting sekali untuk tetap memantau kondisi janin dan kemajuan persalinan. Lakukan tindakan pertolongan awal yang sesuai dan rujuk ibu dengan tanda-tanda disproporsi tulang ke fasilitas kesehatan yang memadai. Setiap kali melakukn pemeriksaan dalam, nilai penyusup kepala janin. Catat temuan di kotak yang sesuai di bawah lajur air ketuban.
Diraba fisura antara tulang-tulang kepala, dilaporkan dalam angka (+1) sampai (+4) menurut derajatnya, atau bila tidak ada moulage, beri tanda (-).Posisi kepala ditandai dengan memperhatikan letak dari ubun-ubun kecil.



Gunakan lambang-lambang berikut ini :
0
          :   tulang – tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi.
1
+        :  tulang- tulang kepala janin hanya saling bersentuhan.
2+        :  tulang –tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi masih dapat dipisahkan.
3
+        :  tulang – tulang kepala janin tumpang tindih dengan nyata dan tidak dapat dipisahkan.
  1. Kemajuan Persalinan
                                     i.            Pembukaan Servik
Dengan menggunakan metode yang dijelaskan dibagian pemeriksaan fisik dalam bab ini, nilai dan catat pembukaan servik setiap 4 jam ( lebih sering dilakukan jika ada tanda-tanda penyulit). Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf hasil temuan dari setiap pemeriksaan. Tanda ’ X ” harus ditulis di garis waktu yang sesuai dengan lajur besarnya pembukaan servik. Beri tanda untuk temuan – temuan dari pemeriksaan dalam yang dilakukan pertama kali selama fase aktif persalinan di garis waspada. Hubungkan tanda ’ X ’ dari setiap pemeriksaan dengan garis utuh ( tidak terputus )
Fase laten partus kala 1 antara 0 sampai 8 jam sampai dengan pembukaan 3 cm. Fase aktif sekitar 7 jam, dengan perhitungan atau harapan membuka 1 cm setiap jam sampai lengkap.
Sebaiknya pemeriksaan dalam dilakukan setiap 4 jam pada fase laten, dan tiap 3 jam pada fase aktif. Perkiraan masuk kala 2 dapat dari observasi jika ada tanda-tanda klinis lain.
                                   ii.            Penurunan presentasi (pada persalinan normal : kepala) janin
Dapat dari pemeriksaan Leopold saja maupun dari konfirmasi pemeriksaan dalam, dinilai dalam berapa perlimaan bagian kepala janin yang masih berada di luar pintu atas panggul (5/5 belum masuk, sampai 0/5 sudah masuk). Kepala disebut “engaged” bila bagian terbesar kepala sudah masuk pintu atas panggul.
nilai dan catat turunnya bagian terbawah atau presentasi janin. Pada persalinan normal, kemajuan pembukaan servik umumnya diikuti dengan turunnya bagian terbawah atau presentasi janin. Pada persalinan normal, kemajuan pembukaan servik umumnya diikuti dengan turunnya bagian terbawah atau presentasi janin. Tapi kadangkala, turnnya bagian terbawah /presentasi janin baru terjadi setelah pembukaan serviksebesar 7 cm. Kata-kata ” turunnya kepala ” dan garis tidak terputus dari 0-5 tertera disisi yang sama dengan angka pembukaan servik. Berikan tanda ” O ” pada garis waktu yang sesuia. Sebagai contoh, jika kepala bisa dipalpasi 4/5, tulis tanda ”O” dinomer 4, hubungkan tanda ” O ” dari setiap pembukaan dengan garis tidak terputus
i.        Kontraksi Uterus
Persalinan yang normal disertai his yang normal. Pada persalinan normal, makin lanjut persalinan berlangsung, his akan makin lama, makin sering dan semakin sakit. Diperiksa dengan meraba dinding rahim di atas umbilikus.
Frekuensi dihitung berapa kali dalam per 10 menit, dan berapa lama kontraksinya. Hasilnya digambarkan pada form grafik his sesuai garis waktu pemeriksaan. Gambar isi kotak sesuai jumlah / frekuensi : isi kotak dengan titik-titik untuk lama kurang dari 20 detik, dengan arsir garis untuk lama 20-40 detik, dan dengan blok untuk lama lebih dari 40 detik.
Pengamatan his dilakukan setiap jam dalam fase laten, dan setiap setengah jam dalam fase aktif. Yang harus diamati adalah :
v  frekuensi : diukur jumlah his / 10 menit
v  lama : dalam detik dari permulaan his terasa dengan palpasi perut sampai hilang
 Mencatat his pada partograf yakni Di bawah garis waktu, ada 5 kotak kosong melintang sepanjang partograf, yang pada sisi kirinya tertulis “ his/10 menit”. Satu kotak menggambarkan satu his. Kalau ada 2 his dalam 10 menit, ada 2 kotak yang diarsir.
Ada 3 cara mengarsir :
v  < 20 detik ( berupa titik-titik)
v  20-40 detik (garis miring/arsiran)
v  > 40 detik ( dihitamkan penuh).
j.        Garis Waspada dan garis Bertindak.
Garis waspada dimulai pada pembukaan servik 4 cm dan berakhir pada titik di mana pembukaaan lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan 1 cm / jam. Pencatatan selam fase aktif persalinan harus dimulai digaris waspada jika pembukaan ervik mengarah kesebelah kanan garis waspada ( pembukaan < 1 cm/jam ), maka harus dipertimbangkan adanya penyulit ( misalnya fase aktif yang memanjang, macet, dll ).
Pertimbangkan pula adanya tindakan interfensi yang diperlukan, misalnya persiapan rujukan ke fasilitas kesehatan rujukan ( rumah sakit atau puskesmas ) yang mampu menangani penyulit dan kegawat daruratan obstetri. Garis bertindak tertera sejajar dengan garis waspada, dipisahkan oleh 8 kotak atau 4 jalur kesisi kanan. Jika pembukaan servik berada disebelah kanan garis bertindak, maka tindakan untuk menyelesaikan persalinan harus dilakukan. Ibu harus tib ditempat rujukan sebelum garis bertindak terlampaui.
Garis Waspada dan garis Bertindak :
v  daerah sebelah kiri garis waspada merupakan garis observasi
v   daerah di antara garis waspada dan garis tindakan merupakan daerah perlu pertimbangan untuk merujuk atau mengambil tindakan
v  daerah di sebelah kanan garis tindakan adalah daerah harus segera bertindak

k.      Obat-obatan / cairan yang digunakan
 Dituliskan dalam kolom obat / cairan yang digunakan sesuai garis waktu.
v  Oksitosin
Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan intravena dan dalam satuan tetesan per menit.
Hal yang diperhatikan :
ü  Jumlah unit per 500 cc
ü  Jumlah tetesan per menit

v  Obat-obatan lain dan cairan intravena
Catat semua pemberian obat-obatan tambahan d
engan atau cairan intravena dalam kotak yang seuai dengan kolom waktunya.

l.        Tanda-tanda vital Ibu
Angka disebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan tekanan darah ibu.
·         Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persallinan. ( lebih sering jika dicurigai adanya penyulit). Beri tanda titik pada kolom yang sesuai (.)
·         Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif persalinan (lebih sering jika dianggap akan ada penyulit edema, hipertensi). Tekanan darah ditulis dengan panah atas bawah untuk sistolik diastolik.
·          Beri tanda panah pada partograf pada kolom waktu yang sesuai
·         Nilai dan catat temperatur tubuh ibu ( lebih sering jika meningkat atau dianggap adanya infeksi ) setiap 2 jam dan catat temperatur tubuh dalam kotak yang sesuai.
ditandai dengan derajat celcius
·         Catat adanya afrekuensi pernafasan
m.    Urin
v  Yang diukur adalah Volume urine, protein, aseton
v  Ukur dan catat jumlah produksi urine ibu sedikitnya setiap 2 jam (setiap kali ibu berkemih).
v  proteinuria (+ / – )
v  Albumin
v  Glukosa
v  Jika memungkinkan untuk tujuan praktis, gunakan kertas celup berbagai indikator (strip-test) dimana dapat juga mendeteksi pH, glukosa, bilirubin, leukosit-esterase dan sebagainya dalam satu kali pemeriksaan kertas yang dicelupkan.
n.       Catatan Persalinan
v  Pencatatan Kemajuan Persalinan
A.    Temuan yang menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada persalinan kala I meliputi :
                                     i.            Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan frekwensi dan durasi
                                   ii.            Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm per jam selama persalinan, fase aktif (dilatasi serviks berlangsung atau ada disebelah kiri garis waspada)
                                 iii.            Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin
B.      Temuan yang menunjukkan kemajuan yang kurang baik pada persalinan kala I meliputi :
                                     i.            Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten
                                   ii.            Atau kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm per jam selama persalinan fase aktif (dilatasi serviks berada disebelah kanan garis waspada)
                                 iii.             Atau serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin
Pencatatan selama fase laten persalinan:
Kala satu dalam persalinan dibagi menjadi fase laten dan fase aktif yang dibatasi oleh pembukaan servik
a. Fase Laten : pembukaan servik kurang dari 4 cm.
b. Fase Aktif : pembukaaan servik dari 4 sampai 10 cm.
Selama fase laten persalinan, semua asuhan, pengamatan dan pemeriksaan harus dicatat.
Hal ini dapat direkam secaara terpisah dalam catatan kemajuan persalinan atau pada Kartu Menuju Sehat (KMS) ibu hamil. Tanggal dan waktu harus dituliskan setiap kali membuat catatan selama fase laten persalinan. Semua asuahan dan intervenís harus dicatat.
v Pencatatan selama fase aktif persalinan ( partograf )
1. informasi tentang ibu.
Lengkapi bagian awal ( atas ) partograf secara teliti pada saat memulai asuhan persalinan. Waktu kedatangan (tertulis sebagai : ’ Jam’ pada partograf dan perhatikan kemungkinan ibu datang dalam fase laten persalinan. Catat waktu terjadinya pecah ketuban.
2. Keselamatan dan kenyamanan jani
n
v  Pencatatan Kemajuan Kondisi Janin
Jika didapati denyut jantung janin tidak normal (kurang dari 100 atau lebih dari 180 denyut per menit) dicurigai adanya gawat janin. Posisi atau presentasi selain oksiput anterior dengan verteks fleksi sempurna digolongkan ke dalam malposisi dan malpresentasi. Jika didapatkan kemajuan yang kurang baik atau adanya persalinan lama maka perlu ditangani penyebab tersebut (Saifuddin, 2002).
Hal-hal yang diamati pada catatan kemajuan persalinan:
Ø  Kemajuan persalinan
Ø   Keadaan janin
Ø  Keadaan ibu
v  Pencatatan Pada Lembar Belakang Partograf
Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran bayi, serta tindakan-tindakan yang dilakukan sejak kala I hingga kala IV dan bayi baru lahir. Itulah sebabnya bagian ini disebut sebabagi catatan persalinan. Nilai dan catatn asuhan yang diberikan kepada ibu selama masa nifas (terutama pada kala IV persalinan) untuk memungkinkan penolong persalinan mencegah terjadinya penyulit dan membuat keputusan klinik yang sesuai.
Dokumentasi ini sangat penting, terutama untuk membuat keputusan klinik (misalnya pencegahan perdarahan pada kala IV persalinan). Selain itu catatan persalinan (lengkap dan benar) dapat digunakan untuk menilai/memantau sejauh mana pelaksanaan asuhan persalinan yang aman dan bersih telah dilakukan
v  Catatan persalinan adalah terdiri dari unsur-unsur berikut:
a. Data atau informasi umum
b. Kala I
c. Kala II
d. Kala III
e. Bayi baru lahir
f. Kala IV
v Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat secra seksama, yaitu :
ü  Denyut jantung janin : setiap ½ jam
ü  Frekwensi dan lamanya kontraksi uterus : setiap ½ jam.
ü  Nadi : setiap ½ jam
ü   Pembukaan servik : setiap 4 jam.
ü  Penurunan : setiap 4 jam
ü  Tekanan darah dan temperatur tubuh : setiap 4 jam.
ü  Produksi urine, aseton dan protein : setiap 2 sampai 4 jam.
                       Jika ditemui tanda – tanda penyulit, penilaian kondisi ibu dan bayi, harus lebih sering dilakukan. Lakukan tindakan yang sesuai apabila dalam diagnosa ditetapkan adanya penyulit dalam persalinan. Jka frekwensi kontraksi berkurang dalam satu tay dua jam pertama, nilai ulang kesehatan dan kondisi aktual ibu dan bayinya. Bila tidak ada tanda-tanda kegawatan atau penyulit, ibu dipulangkan dan dipesankan untuk kembali jika kontraksinya menjadi teratur dan lebih sering. Jika asuhan dilakukan dirumah, penolong persalinan boleh meninggalkan ibu hanya setelah dipastikan bahwa ibu dan bayinya dalam kondis baik. Pesankan pada ibu dan keluargannya untuk memberitahukan penolong persalinan jika terjadi peningkatan frekwensi kontraksi.
v Asuhan , pengamatan dan keputusan klinik lainnya.
        Catat semua asuhan lain, hasil pengamatan dan keputusan klinikn disisi luar kolom partograf, atau buat catatan terpisah tentang kemajuan dalam persalinan. Cantumkan juga tanggal dan waktu saat membuat catatan persalinan.
v Asuhan, pengamatan atau keputusan klinik mencakup :
• Jumlah cairan peroral yang diberikan.
• Keluhan sakit kepala atau penglihatan kabur.
• Konsultasi dengan penolong persalinan lainnya (obgyn, bidan, dokter umum)
• Persiapan sebelum melakukan rujukan.
• Upaya rujukan.
v Pencatatan pada lembar belakang partograf.
        Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran, serta tindakan-tindakan yang dilakukan sejak persalinan kala I sampai persalinan kala IV (termasuk Bayi baru lahir). Itulah sebabnya bagian ini disebut sebagai catatan persalinan. Niali dan catat asuhan yang diberikan pada ibu dalam masa nifas terutama selama persalinan kala IV untuk memungkinkan penolong persalinan mencegah terjadinya penyulit dan membuat keputusan klinik yang sesuai.
        Dokumentasi ini sangat penting untuk membuat keputusan klinik, terutama peamantauan kala IV ( mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan ). Selain itu, catatan persalinan (yang sudah diisi dengan lengkap dan tepat) dapat pula digunakan untuk menilai atau memantau sejauh mana telah dilakukan pelaksanaan persalinan bersih dan aman.













1 komentar: