MAKALAH
EMERGENCY
DAN OBAT ANESTESI
Disusun Oleh :
MOH. RUDIANTO
O8121024
SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2011
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah YME karena atas rahmat dan hidayah-Nya saya selaku
penulis akhirnya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Emergensi Dan Obat
Anastesi” .
Makalah
ini disusun dari berbagai sumber reverensi yang relevan, baik buku-buku diklat
kedokteran dan keperawatan, artikel-artikel nasional dan internasional dari
internet dan lain sebagainya. Semoga saja makalah ini dapat bermanfaat baik
bagi penulis sendiri khususnya maupun bagi para pembaca pada umumnya.
Tentu
saja sebagai manusia, penulis tidak dapat terlepas dari kesalahan. Dan penulis
menyadari makalah yang dibuat ini jauh dari sempurna. Karena itu penulis merasa
perlu untuk meminta maaf jika ada sesuatu yang dirasa kurang.
Penulis
mengharapkan masukan baik berupa saran maupun kritikan demi perbaikan yang
selalu perlu untuk dilakukan agar kesalahan - kesalahan dapat diperbaiki di
masa yang akan datang.
Jombang, Mei 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kemajuan
ilmu kedokteran dewasa ini khususnya dibidang pembedahan tidak terlepas dari
peran dan dukungan kemajuan bidang Anestesiologi. Dokter spesialis bedah,
sekarang sehari-hari dapat melakukan pembedahan yang luas dan rumit pada bayi
baru lahir sampai orang tua dengan kelainan yang berat. Melakukan pembedahan
yang lama dan ber jam-jam tanpa rasa sakit sedikitpun adalah akibat dukungan
tindakan anestesi yang canggih.
Pada prinsipnya pada pelaksanaan anastesi pada suatu
operasi ada beberapa tahap yang harus dilaksanakan yaitu pra anestesi yang
terdiri dari persiapan fisik dan mental pasien, perencanaan anestesi,
menentukan prognosis dan persiapan pada hari operasi. Tahap penatalaksanaan anestesi yang
terdiri dari premedikasi, masa anestesi dan
pemeliharaan. Serta tahap pemulihan dan perawatan pasca anestesi. Anestesi spinal merupakan salah satu macam anestesi regional. Efek anestesi tercapaisetelah
20 menit, mungkin akibat difusi pada ruang epidural. Indikasi
penggunaananestesi spinal salah satunya adalah tindakan pada bedah
obstetri dan ginekologi.
B.
Tujuan
Adapun tujuan
dari penyusunan makalah ini adalah sbb :
a. Mengetahui
tentang Emergensi dan obat-obatan anastesi
b. Memenuhi
tugas individu
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
Kata
anestesi berasal dari bahasa Yunani yaitu a = tanpa dan aesthesis = rasa,
sensasi. Jadi Anestesi dapat diartikan sebagai keadaan tanpa rasa sakit.
Sedangkan
Anestesiologi
adalah cabang dari beebagai ilmu yang mendasari berbagai tindakan meliputi
pemberian anestesi ataupun pemberian analgesic, pengawasan keselamatan
penderita yang mengalami pembedahan atau tindakan lainnya, pemberian bantuan
hidup dasar, perawatan intensif pasien gawat (emergensi), terapi
inhalasi dan penanggulangan nyeri menahun. Pasien yang akan menjalani anestesi
dan pembedahan (elektif atau darurat)harus dipersiapkan dengan baik.
Pada prinsipnya pada pelaksanaan anastesi pada suatu
operasi ada beberapa tahap yang harus dilaksanakan yaitu pra anestesi yang
terdiri dari persiapan fisik dan mental pasien, perencanaan anestesi,
menentukan prognosis dan persiapan pada hari operasi. Tahap penatalaksanaan anestesi yang
terdiri dari premedikasi, masa anestesi dan
pemeliharaan. Serta tahap pemulihan dan perawatan pasca anestesi.
Kunjungan
pra
anestesi pada pasien yang akan menjalani operasi dan pembedahan baik elektif dan
darurat mutlak harus dilakukan
untuk keberhasilan tindakan tersebut. Adapun tujuan pra anestesi
adalah:
a.
Mempersiapkan mental dan fisik secara optimal.
b.
Merencanakan dan memilih teknik serta obat-obat anestesi yangsesuai
dengan fisik dan kehendak pasien.
Menentukan status fisik dengan klasifikasi ASA (American SocietyAnesthesiology) :
a.
ASA I Pasien normal sehat, kelainan bedah
terlokalisir, tanpa kelainan faali,
biokimiawi, dan psikiatris. Angka mortalitas 2 %.
b.
ASA II Pasien dengan gangguan sistemik ringan sampai
dengan sedang sebagai akibat kelainan bedah atau proses patofisiologis.
Angka mortalitas 16 %.
c.
ASA III Pasien dengan gangguan sistemik berat sehingga
aktivitas harian terbatas. Angka mortalitas 38 %.
d.
ASA IV Pasien
dengan gangguan sistemik berat yang mengancam jiwa, tidak
selalu sembuh dengan operasi. Misalnya
: insufisiensi fungsi organ, angina menetap. Angka mortalitas 68%.
e.
ASA
V Pasien dengan kemungkinan hidup kecil. Tindakan operasi hamper tidak ada
harapan, tidak
diharapkan hidup dalam 24 jam
tanpa operasi / dengan operasi. Angka mortalitas 98%. Untuk operasi cito, ASA
ditambah huruf E (Emergency) tanda darurat.
B.
PREMEDIKASI
ANESTESI
Premedikasi
anestesi adalah pemberian obat sebelum anestesi. Adapun tujuan dari premedikasi
antara lain :
·
Memberikan
rasa nyaman pada pasien
·
Menghilangkan
rasa khawatir
·
Membuat
amnesia
·
Memberikan
analgesic
·
Mencegah
muntah
·
Memperlancar
induksi
·
Mengurangi
jumlah obat-obat anestesi
·
Menekan
reflek-reflek yang tidak diinginkan
·
Mengurangi
sekresi kelenjar saluran nafas.
Obat-Obat yang biasa digunakan anestesi antara
lain sbb :
Ø Sulfas Atropin
Obat
ini dapat mengurangi sekresi traktus respiratorius
danmerupakan obat pilihan utama untuk mengurangi efek bronkhial dan kardial yang berasal dari parasimpatis akibat
rangsangan obat anestesi atautindakan operasi.
Pada dosis klinik (0,4 - 0,6 mg) akan menimbulkan bradikardi yang disebabkan perangsangan nervus
vagus. Pada dosis yang lebih besar (>2mg) akan menghambat nervus vagus
sehingga terjadi takikardi. Efek lainnya yaitu melemaskan tonus otot polosdan
menurunkan spasme gastro intestinal.
Atropin
tersedia dalam bentuk Atropin sulfas dalam ampul 0,25 mg dan 0,5 mg. Obat
ini dapat diberikan secara intra muskuler, intra vena dan subkutan. Untuk
dosisnya adalah 0,5 mg atau 0,01 mg/kg BB untuk dewasa dan 0,1 - 0,4 mg untuk
anak-anak.
Ø Pethidin
Pethidin
adalah Derivat venil disperidin, suatu obat sintetik dengan rumus molekul yang
berbeda dengan morfin, tetapi mempunyai efek. Dimana, efek sampan samping dari
pethidin tersebut hampir sama dengan mormorfin. Efek analgesic hamper sama
dengan morfin, tetapi mula-mula kerja dan masa kerjanya lebih singkat.
Efek
sedasi, euphoria dan eksitasi hamper sama dengan morfin, tetapi pethidin dapat
menyebabkan kedutan dan tremor akibat rangsangan SSP. Terhadap system respirasi
akan mendepresi dan menekan reaksi pusat perbpasan terhadap rangsangan CO2.
Obat ini juga meningkatkan kepekaan terhadap alat keseimbangan sehingga
menimbulkan muntah, pusing terutama pada penderita berobat jalan serta obat ini
dapat mengatasi kejang.
Pethidin
biasanya digunakan untuk nyeri berat pada penderita dengan terapi inhibitor
monoamine oksidase. Oleh karena tidak adanya kemampuan untuk memetabolisme memetabolisme Pethidin sehingga dapat menyebabkankoma. Dosis Pethidin untuk dewasa 1 mg/kgBB IM. Efek
analgetik tercapaidalam 15 menit, efek puncak 45-60 menit durasinya 3-4 jam.
Ø Diazepam (Valium)
Diazepam
merupakan obat hipnotik sedatif sebagai
premedikasi untuk menghilangkan rasa takut dan gelisah serta
sebagai anti konvulsi yang baik.Dapat mendepresi pusat pernafasan dan
sirkulasi.Sediaan dalam bentuk ampul berisi
diazepam 10 mg/ml injeksi. Dosis0,2-0,5
mg/kgBB untuk anak 5-10 mg.
Pemberian IV, 30 menit sebeluminduksi.
Ø
Midazolam
Midazolam berdasarkan
kecepatan metabolismenya, midazolam
termasuk golongan ultra short
acting benzodiazepin yang
mempunyai sifat hipnotik sedatif, heart
rate meningkat (atropine like effect ), pelemas otot ringan(anti
kejang), vasodilatasi perifer, cepat melewati
barier plasenta. Midazolam cenderung menimbulkan efek amnesia
anterogade.
Selain itu,resiko akan terjadinya efek abstinensi dan rebound insomnia cukup besar pada obat ini, sehingga jangan digunakan lebih dari 2 minggu. Kontraindikasi terhadap porfiria dan kehamilan. Obat ini memiliki t1/2 dalam
plasma : 2 jam.
Dosis untuk premedikasi 0,07 - 0,2 mg/kg BB, induksi0,15 - 0,45 mg/kg BB, drip 0,03 - 0,2 mg / kg BB.
Ø
Metoklopramid
Metoklopramid merupakan senyawa golongan benzamid, biasa
digunakan sebagaipremedikasi
untuk mencegah muntah.
Pada
gaster, metoklopramidmemperkuat
kontraksi terutama pada antrum, memperbaiki kontraktilitasantrum dan duodenum sehingga
mempercepat pengosongan isi lambung. Efek
pada saluran cerna diperlemah oleh atropin. Dosis untuk penggunaani.m atau i.v
10 mg.
C.
ANESTESI
SPINAL
Anestesi regional adalah suatu tindakan anestesi yang menggunakanobat analgetik lokal untuk menghambat hantaran saraf sensorik, sehinggaimpuls
nyeri dari suatu bagian tubuh diblokir untuk sementara. Fungsi
motorik dapat terpengaruh sebagian atau seluruhnya, sedang penderita tetap
sadar.Anestesi spinal (anestesi lumbal, blok subarachnoid) dihasilkan bila kitamenyuntikkan obat analgetik lokal ke dalam ruang
subarachnoid di daerahantara vertebra L2-L3 / L3-L4 (obat lebih mudah menyebar
ke kranial) atauL4-L5 (obat lebih cenderung berkumpul di kaudal).Indikasi : anestesi
spinal dapat digunakan pada hampir semua operasiabdomen bagian bawah (termasuk
seksio sesaria), perineum dan kaki. Anestesiini
memberi relaksasi yang baik, tetapi lama anestesi didapat dengan lidokain hanya sekitar 90 menit. Bila digunakan obat lain misalnya bupivakain,
sinkokain,atau tetrakain, maka lama operasi dapat diperpanjang sampai 2-3 jam.
Kontra
indikasi :
Pasien dengan hipovolemia, anemia berat, penyakitjantung, kelainan pembekuan darah, septikemia, tekanan intrakranial yangmeninggi.
Untuk tujuan klinik,
pembagian tingkat anestesi spinal adalah sbb :
a.
Sadle
back anestesi, yang kena pengaruhnya adalah daerah lumbal bawah dan segmen
sacrum.
b.
Spinal
rendah, daerah yang mengalami anestesi adalah daerah umbilicus/Th X, disini
termasuk daerah thoraks bawah, lumbal dan sacral.
c.
Spinal
tengah, mulai dari perbatasan kosta ( Th VI) disini termasuk thoraks bawah,
lumbal dan sacral.
d.
Spinal
tinggi, mulai garis sejajar papilla mamae, disini termasuk daerah thoraks
segmen. Th 4-Th 12, lumbal dan sacral.
e. Spinal tertinggi, akan memblok pusat motorik dan
vasomotorik yang lebih tinggi.
Tehnik Anastesi adalah sbb :
a.
Perlu
mengingatkan penderita tentang hilangnya kekuatan motorik dan berkaitan
keyakinan kalau paralisisnya hanya sementara.
b.
Pasang
infuse minimal 500ml cairan sudah masuk saat menginjeksi obat anastesi local.
c.
Posisi
lateral dekubitus adalah posisi yang rutin untuk mengambil lumbal fungsi,
tetapi bila kesulitan posisi duduk akan lebih mudah untuk lumbal fungsi. Asisten
harus mampu untuk memfleksikan penderita.
d.
Inspeksi
: garis yang menghubungkan 2 titik tertinggi krista iliaka kanankiri akan
memotong garis tengah punggung setinggi L4-L5
e. Palpasi : untuk mengenal ruangan antara 2 vertebra lumbalis
f. Pungsi lumbal hanya antara L2-L3, L3-L4, L4-L5, L5-S1
g.
Setelah tindakan
antiseptik daerah punggung pasien dan memakai
sarung tangan steril, pungsi
lumbal dilakukan dengan penyuntikan jarum lumbalno. 22 lebih halus no. 23, 25,
26 pada bidang median dengan arah 10-30o terhadap bidang horisontal ke arah kranial pada ruang antar vertebra lumbalis yang sudah dipilih. Jarum lumbal akan menembusberturut-turut beberapa ligamen,
yang terakhir ditembus adalah duramater subarachnoid.
h.
Setelah stilet dicabut,
cairan LCS akan menetes keluar, selanjutnya disuntikkan larutan obat analgesic
local kedalam ruang sub arnhoid. Cabut jarum, tutup luka dengan kasa steril.
i.
Monitor tekanan darah
setiap 5 menit pada 20 menit pertama, jika terjadi hipotensi diberikan oksigen
nasal dan ephedrine IV 5mg, infuse 500-1000cc NaCl atau Hemacel cukup untuk
memperbaiki tekanan darah.
Obat yang dipakai untuk kasus tersebut adalah :
Ø Bupivakain
Bupivakain
( Decain, Marcain ) adalah derivate butyl yang 3 kali lebih kuat dan bersifat
long acting ( 5-8 jam ). Obat ini terutama digunakan untuk anestesi daerah luas
( larutan 0,25% - 0,5%) di kombinasi dengan adrenalin 1 : 200.000. derajat relaksasinya terhadap otot tergantung
terhadap keadaannya . Presentase pengikatannya sebesar 82-96% . Melalui N- Dealkilasi zat ini dimetabolisme menjadi
menjadi pipekoloksilidin (PPX). Ekskresinya melalui kemih 5 % dalam keadaan
utuh, sebagian kecil sebagai PPX dan sisanya metabolit-metabolit lain. Plasma t
½ 1,5- 5,5 jam. Untuk kehamilan, samadengan mepivakain dapat digunakan selama kehamilan dengan kadar 2,5-5 mg/ml. Dari semua anestetika lokal, bupivakain
adalah yang palingsedikit
melintasi plasenta.Berat jenis cairan serebrospinalis (CSS) pada suhu 370c adalah1,003-1,008.
Anestesi lokal dengan berat jenis yang sama dengan CSSdisebut isobarik sedangkan yang
lebih berat dari CSS adalah hiperbarik.Anestesi
lokal yang sering digunakan adalah jenis
hiperbarik yangdiperoleh dengan mencampur anestesi lokal dengan
dekstrosa.
Ø Pethidin
Pethidin
merupakan narkotik yang sering digunakan untuk premedikasi. Keuntungan
penggunaan obat ini adalah memudahkan induksi, mengurangi kebutuhan obat
anestesi, menghasilkan analgesia pradan pasca bedah, memudahkan melakukan
pemberian pernafasan buatan dan dapat di antagonis dengan naloxon. Pethidin dapat menyebabkan vasodilatasi
perifer, sehingga dapat menyebabkan hipotensi orthostatic. Hal ini akan lebih
berat lagi bila digunakan pada pasien hipovolemia. Juga dapat menyebabkan
depresi pusat pernapasan di medulla yang dapat ditunjukkan dengan respon
turunnya CO2. Mual dan muntah menunjukkan adanya stimulasi narkotik
pada pusat muntah di medulla.
Posisi tidur dapat mengurangi efek tersebut. Sediaan sbb : Dalam ampul 100 mg/2cc Dosis : 1 mg/ kg
BB pemberian : IV, IM, Intradural.
Keuntungan Dan Kerugian Anestesi Spinal
±
Keuntungan
:
·
Respirasi
spontan
·
Lebih murah
·
Ideal untuk pasien kondisi fit
·
Sedikit resiko muntah yang dapat menyebabkan aspirasi
paru pada pasien dengan perut penuh.
·
Tidak memerlukan intubasi
·
Pengaruh terhadap biokimiawi tubuh minimal
·
Fungsi usus cepat kembali
·
Tidak ada bahaya ledakan
±
Kerugian :
·
Efeknya terhadap system kardiovaskuler lebih dari general
system
·
Menyebabkan post operatif headache
Komplikasi tindakan anestesi sipinal sbb:
·
Hipotensi berat akibat blok simpatis terjadi venous
pooling. Pada dewasa dicegah dengan pemberian cairan eletrolit 100ml atau
koloid 500 ml sebelum tindakan.
·
Brakikardi dapat terjadi tanpa disertai hipotensi atau
hipoksia, terjadi akibat blok sampai T-2c.
·
Hipoventilasi akibat paralisis saraf phenikus atau
hipoperfusi pusat kendali nafas.
·
Trauma pembuluh darah
·
Trauma saraf
·
Mual muntah
·
Gangguan pendengaran
D.
TERAPI
CAIRAN
Prinsip
dasar terapi
cairan adalah cairan yang diberikan
harusmendekati jumlah dan komposisi
cairan yang hilang.
Terapi
cairanperioperatif bertujuan untuk :
·
Memenuhi
kebutuhan cairan, elektrolit, dan darah yang hilang selama operasi
·
Mengatasi
syok dan kelainan dan kelainan karena terapi yang diberikan.
Pemberian cairan
operasi dapat dibagi : pra operasi terjadi deficit karena kurang makan, puasa, muntah, penghisapan isi lambung, penumpukan cairan
pada ruang ketiga seperti pada ileus obstriktif, perdarahan, luka bakar, dll.
Kebutuhan cairan untuk dewasa dalam 24 jam adalah 2 ml/kg BB/ jam.
Setiapkenaikan suhu 1° Celcius kebutuhan cairan bertambah
10-15 %.2. Selama operasiDapat terjadi kehilangan cairan karena proses
operasi.
Kebutuhancairan pada dewasa untuk operasi :
·
Ringan= 4
ml/kgBB/jam.
·
Sedang= 6 ml /
kgBB/jam
·
Berat = 8 ml / kgBB/jam.
Bila terjadi perdarahan selama operasi,
di mana perdarahan kurangdari
10 % EBV maka cukup digantikan dengan cairan kristaloid sebanyak 3 kali volume darah yang hilang. Apabila
perdarahan lebih dari 10 %maka dapat dipertimbangkan pemberian plasma /
koloid / dekstran dengandosis 1-2 kali darah yang hilang.3. Setelah operasiPemberian
cairan pasca operasi ditentukan berdasarkan defisit cairanselama operasi
ditambah kebutuhan sehari-hari pasien.
E.
PEMULIHAN
Pasca anestesi dilakukan pemulihan dan perawatan pasca
operasi dananestesi yang biasanya dilakukan di ruang pulih sadar atau recovery
roomyaitu ruangan untuk
observasi pasien pasca operasi atau anestesi. Ruang pulihsadar batu loncatan sebelum pasien dipindahkan ke bangsal atau masihmemerlukan
perawatan intensif di ICU. Dengan demikian pasien pasca operasiatau anestesi
dapat terhindar dari komplikasi yang disebabkan karena operasiatau pengaruh
anestesinya.
F.
ANESTESI
OBTETRI
Semua pasien yang masuk dalam obstetri sangat besar kemungkinanmembutuhkan anestesi yang baik yang direncanakan atau emergensi, olehkarena itu seorang ahli anestesi seharusnya menyadari riwayat penyakit sekarang dan dahulu yang berhubungan dengan pasien
obstetri.
Pasien yangmembutuhkan
pelayanan anestesi untuk persalinan atau SC
seharusnyamendapat evaluasi pre
anestesi yang detail. Semua wanita dalam persalinanharus dijaga nutrisi
per oral dan diberi cairan iv, biasanya menggunakan cairanRL dalam dextrosa untuk
mencegah dehidrasi.
Berbagai macam indikasi
untuk sectio caesaria antara lain :
·
Kehamilan
beresiko tinggi pada maternal
dan fetal
·
Presentasi fetal yang abnormal
·
Keadaan-keadaan
gawat darurat yang
membutuhkan penanganan segera.
BAB
III
KESIMPULAN
Dalam suatu tindakan
anestesi banyak hal yang harus diperhatikan agar tindakananestesi tersebut dapat berjalan dengan baik sesuai dengan
tujuan anestesi. Anestesi dalam persalinan harus dilakukan dengan mempertimbangkan
keamanan ibu dan bayi.
Dalam
hal ini pemeriksaan pra anestesi memegang peranan penting pada setiap operasiyang melibatkan anestesi.
Pemeriksaan yang baik dan teliti
memungkinkan kita mengetahui kondisi pasien dan
memperkirakan masalah yang mungkin timbul sehingga dapat mengantisipasinya serta dapat menentukan teknik anestesi yang akan dipakai.
Selain itu, pemilihan obat dan dosisnya harus benar-benar diperhatikan. Pada makalah ini disajikan kasus penatalaksanaan anestesi regional dengan menggunakan teknik anestesi spinal pada
penderita PEB. Dalam
kasus ini selama operasi berlangsung tidak ada hambatan yang berarti dansegi anestesi maupun dari tindakan bedahnya. Selama
di ruangan pemulihan juga tidak terjadi hal yang memerlukan penanganan
serius.
DAFTAR PUSTAKA
Anesthesiology
cetakan I. EGC, Jakarta.Cunningham F.G.,et al. (1995).
Obstetri Williams, edisi 18, editor Devi H.R., EGC,Jakarta.Ery L., (1998).
Belajar Ilmu Anestesi.
FK Univ. Diponegoro. Semarang.Kumpulan protokol, (1995),
Penuntun Praktis
Anestesi. cetakan I. Penerbit Buku KedokteranEGC,
JakartaMorgan G.E., Mikhail M.S., (1992).
Clinical
Anesthesiology. 1sted. A large medicalBook Muhardi, M,
dkk. (1989).
Anestesiologi,bagian Anestesiologi dan
Terapi Intensif, FKUI,CV Infomedia, Jakarta.Rustam M, (1998).
Tjay, Tan Hoan,Obat - obat
Penting , Edisi 4, Jakarta : Depkes RI, 197
http://www.scribd.com/doc/45038551/Isi-Preskes-Fay-Anes
Tidak ada komentar:
Posting Komentar