Total Tayangan Halaman

Jumat, 27 Juli 2012

KB ALAMI


METODE KELUARGA BERENCANA ALAMI (KBA)
PANTANG BERKALA

 



Oleh:
Churia Agustina
Fitria Aprilia
Wiwin Sumila
Yayak Styabudi

PROGRAM STUDI D-3 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2011

Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah YME karena atas rahmat dan hidayah-Nya saya selaku penulis akhirnya dapat menyelesaikan makalah keperawatan dengan tema “KB dengan PANTANG BERKALA yang terdiri dari:Metode Kalender,Metode Basal,Metode Lendir Servik” sebagai  tugas kelompok dalam semester ini.
Makalah  keperawatan ini disusun dari berbagai sumber reverensi yang relevan, baik buku-buku diktat kedokteran dan keperawatan, artikel-artikel nasional dan internasional dari internet dan lain sebagainya. Semoga saja makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis sendiri khususnya maupun bagi para pembaca pada umumnya.
Tentu saja sebagai manusia, penulis tidak dapat terlepas dari kesalahan. Dan penulis menyadari makalah yang dibuat ini jauh dari sempurna. Karena itu penulis merasa perlu untuk meminta maaf jika ada sesuatu yang dirasa kurang.
Penulis mengharapkan masukan baik berupa saran maupun kritikan demi perbaikan yang selalu perlu untuk dilakukan agar kesalahan - kesalahan dapat diperbaiki di masa yang akan datang.



Jombang, Mei 2011
Penulis



















PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sejak dahulu orang sudah dipercaya akan adanya hari-hari subur dan tidak subur bagi wanita, karena itu cara metode kalender mempunyai sejarah yang sudah tua pemakaiannya sebagai kontrasepsi zaman dulu.
Metode kalender hanya dapat memprediksi kapan masa subur dalam siklus menstruasinya sehingga kemungkinan besar bisa hamil. Kita sebagai mahasiswa khususnya mahasiswa keperawatan sangat penting sekali mengetahui kontrasepsi Metode Kalender,Metode Basal,Metode Lendir Servik. Karena akan sangat membantu sekali dalam masalah Keluarga Berencana. Dalam makalah ini akan membahas tentang Kontrasepsi dengan Metode Kalender,Metode Basal,Metode Lendir Servik
TUJUAN
Agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca khususnya tentang Kontrasepsi Metode Kalender,Metode Basal,Metode Lendir Servik dan dapat mengambil manfaat serta meningkatkan ilmu pengetahuan.














 I. Keluarga Berencana Alamiah (KBA)
A. Pengertian
Istilah keluarga berencana alami (natural family planning, NFP) menggambarkan metode perencanaan atau pencegahan kehamilan berdasarkan pantang berkala (periodic abstinance). NFP menggambarkan semua metode yang digunakan pasangan untuk mencapai, mencegah atau mengatur jarak kehamilan berdasarkan pemahaman mereka tentang fertilitas dan pengaturan waktu senggama.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) mendefinisikan keluarga berencana alami sebagai: Dalam definisi keluarga berencana alami yang digunakan, pantang hubungan seksual selama fase subur siklus menstruasi, dan praktek hubungan seksual dilakukan setelah fase ini selesai. 
Pasangan secara sukarela menghindari senggama pada masa subur ibu (ketika ibu tersebut dapat menjadi hamil), atau senggama pada masa subur untuk mencapai kehamilan. Metode keluarga berencana alamiah berdasarkan kesadaran penuh dari sikllus reproduksi ibu tersebut.
1. METODE KALENDER
Metode kalender atau pantang berkala merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA) yang paling tua. Pencetus KBA sistem kalender adalah dr. Knaus (ahli kebidanan dari Vienna) dan dr. Ogino (ahli ginekologi dari Jepang). Metode kalender ini berdasarkan pada siklus haid/menstruasi wanita.
Knaus berpendapat bahwa ovulasi terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Sedangkan Ogino berpendapat bahwa ovulasi tidak selalu terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi, tetapi dapat terjadi antara 12 atau 16 hari sebelum menstruasi berikutnya. Hasil penelitian kedua ahli ini menjadi dasar dari KBA sistem kalender.
Pengertian
Metode kalender atau pantang berkala adalah cara/metode kontrasepsi sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau hubungan seksual pada masa subur/ovulasi.
Contoh Gambar KB Kalender
KETERANGAN:
v  HARI AMAN      : Tanggal yang tidak berwarna,pada hari hari ini boleh koitus
v  HARI BAHAYA:Tanggal yang berwarna hijau,pada hari hari ini berpantang koitus
v  Tanggal 2             :Hari pertama haid
v  Tanggal 7,8,9       :Masa kering
v  Tanggal 10,11      : Koitus pada hari hari ini memungkinkan sperma yang masih hidup dapat membuahi sel telur(ovum)
v  Tanggal 12,13,14 :Ovulasi dapat terjadi setiap saat
v  Tanggal 15,16       :Ovulasi masih mungkin terjadi
v  tanggal 17             :Sel telur masih mungkin ada dan hidup
v  Tanggal 30,31       :Mulai haid lagi(hari ke 1 haid)
  Ø  Rumus masa pantang berkala
 Rumus : Hari pertama masa subur =Tanggal pertama haid + masa ovulasi(14 hari)
Contoh: 8 + 14 = 22  jadi masa ovulasi adalah: 2 hari kedepan dan 2 hari kebelakang antara tanggal 22.
Penerapan
Hal yang perlu diperhatikan pada siklus menstruasi wanita sehat ada tiga tahapan:
  1. Pre ovulatory infertility phase (masa tidak subur sebelum ovulasi).
  2. Fertility phase (masa subur).
  3. Post ovulatory infertility phase (masa tidak subur setelah ovulasi).
Perhitungan masa subur ini akan efektif bila siklus menstruasinya normal yaitu 21-35 hari. Pemantauan jumlah hari pada setiap siklus menstruasi dilakukan minimal enam kali siklus berturut-turut. Kemudian hitung periode masa subur dengan melihat data yang telahdicatat.Bila haid teratur (28 hari) ,Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1 dan masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus haid.
Contoh:
Seorang wanita/istri mendapat haid mulai tanggal 2 Oktober. Tanggal 2 Oktober  ini dihitung sebagai hari ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada tanggal 13 Oktober  dan hari ke 16 jatuh pada tanggal 16 Oktober. Jadi masa subur yaitu sejak tanggal 13 Oktober  hingga tanggal 16 Oktober. Sehingga pada masa ini merupakan masa pantang untuk melakukan senggama. Apabila ingin melakukan hubungan seksual harus menggunakan kontrasepsi.
Bila haid tidak teratur :Jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus haid dikurangi 18. Hitungan ini menentukan hari pertama masa subur.Jumlah hari terpanjang selama 6 siklus haid dikurangi11.Hitungan ini menentukan hari terakhir masa subur.
        Ø  Manfaat
Metode kalender atau pantang berkala dapat bermanfaat sebagai kontrasepsi maupun konsepsi.
v Kontrasepsi: Sebagai alat pengendalian kelahiran atau mencegah kehamilan.
v Konsepsi: Dapat digunakan oleh para pasangan untuk mengharapkan bayi dengan melakukan hubungan seksual saat masa subur/ovulasi untuk meningkatkan kesempatan bisa hamil.
        Ø  Keuntungan
Metode kalender atau pantang berkala mempunyai keuntungan sebagai berikut:
1.    Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana.
2.    Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.
3.    Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam penerapannya.
4.    Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual.
5.    Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat menghindari resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.
6.    Tidak memerlukan biaya.
7.    Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.
        Ø  Keterbatasan
Sebagai metode sederhana dan alami, metode kalender atau pantang berkala ini juga memiliki keterbatasan, antara lain:
1.    Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.
2.    Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.
3.    Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat.
4.    Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.
5.    Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus.
6.    Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).
7.    Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
        Ø  Efektifitas
Metode kalender akan lebih efektif bila dilakukan dengan baik dan benar. Sebelum menggunakan metode kalender ini, pasangan suami istri harus mengetahui masa subur. Padahal, masa subur setiap wanita tidaklah sama. Oleh karena itu, diperlukan pengamatan minimal enam kali siklus menstruasi. Selain itu, metode ini juga akan lebih efektif bila digunakan bersama dengan metode kontrasepsi lain. Berdasarkan penelitian dr. Johnson dan kawan-kawan di Sidney, metode kalender akan efektif tiga kali lipat bila dikombinasikan dengan metode simptothermal. Angka kegagalan penggunaan metode kalender adalah 14 per 100 wanita per tahun.
        Ø  Faktor Penyebab Metode Kalender Tidak Efektif
Hal yang dapat menyebabkan metode kalender menjadi tidak efektif adalah:
1.    Penentuan masa tidak subur didasarkan pada kemampuan hidup sel sperma dalam saluran reproduksi (sperma mampu bertahan selama 3 hari).
2.    Anggapan bahwa perdarahan yang datang bersamaan dengan ovulasi, diinterpretasikan sebagai menstruasi. Hal ini menyebabkan perhitungan masa tidak subur sebelum dan setelah ovulasi menjadi tidak tepat.
3.    Penentuan masa tidak subur tidak didasarkan pada siklus menstruasi sendiri.
4.    Kurangnya pemahaman tentang hubungan masa subur/ovulasi dengan perubahan jenis mukus/lendir serviks yang menyertainya.
5.    Anggapan bahwa hari pertama menstruasi dihitung dari berakhirnya perdarahan menstruasi. Hal ini menyebabkan penentuan masa tidak subur menjadi tidak tepat.
2.METODE SUHU BASAL
Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau dalam keadaan istirahat(tidur).Pengukuran suhu basal dilakukan pada pagi hari segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktifitas lainnya.
Tujuan pencatatan suhu basal untuk mengetahui kapan terjadinya.masa subur/ovulasi. Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa termometer basal. Termometer basal ini dapat digunakan secara oral, per vagina,atau melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang sama selama 5 menit.
Ibu dapat mengenali masa subur ibu dengan mengukur suhu badan secara teliti dengan thermometer khusus yang bisa mencatat perubahan suhu sampai 0, 0C untuk mendeteksi, bahkan suatu perubahan kecil suhu tubuh.
Peninggian suhu basal badan sebanyak 0,2-0,5 0C pada waktu ovulasi, peninggian suhu basal badan mulai 1-2 hari setelah ovulasi, dan disebabkan oleh peninggian kadar hormon progesterone yang dihasilkan korpus luteum.
Masa subur sejak ovulasi sampai fase pascaovulasi selama siklus menstruasi dapat ditentukan dengan memperkirakan bahwa masa subur terus berlanjut sampai terdapatr peningkatan yang tetap atau keadaan suhu yang tetap selama 3 hari atau setelah 5 hari peningkatan yang progresif. Hari-hari tidak subur mulai muncul dan berlanjut sampai terjadinya menstruasi. Metode suhu basal itu sendiri hanya berfungsi untuk menentukan kapan ovulasi terjadi dan mengidentifikasi hari-hari subur setelah ovulasi. Metode ini tidak dapat memperkirakan waktu terjadinya ovulasi atau menentukan hari-hari subur setelah ovulasi dan hari-hari tidak subur setelah ovulasi.
Contoh gambar metode suhu basal

Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat Celcius. Pada waktu ovulasi suhu akan turun terlebih dahulu dan naik menjadi 37-38 derajat kemudian tidak akan kembali pada suhu 35 derajat Celcius. Pada saat itulah terjadi.masasubur/ovulasi
Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian akan turun kembali sekitar 2 derajat dan ahirnya kembali pada suhu tubuh normal sebelum menstruasi. Hal ini terjadi karena produksi progesterone menurun.
Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu tubuh, kemungkinan tidak terjadi masa subur/ovulasi sehingga tidak terjadi kenaikan suhu tubuh. Hal ini terjadi dikarenakan tidak adanya korpus luteum yang memproduksi progesteron. Begitu sebaliknya, jika terjadi kenaikan suhu tubuh dan terus berlangsung setelah masa subur/ovulasi kemungkinan terjadi kehamilan. Karena, bila sel telur/ovum berhasil dibuahi, maka korpus luteum akan terus memproduksi hormon progesteron. Akibatnya suhu tubuh tetap tinggi
Catatan:
1.              Jika salah satu dari 3 suhu berada di bawah garis pelindung (cover line) selama perhitungan 3 hari. Kemungkinan tanda ovulasi belum terjadi. Untuk menghindari kehamilan tunggu sampai 3 hari berturut-turut suhu tercatat di atas garis pelindung sebelum memulai senggama.
2.              Bila periode tak subur telah terlewati maka boleh tidak meneruskan pengukuran suhu tubuh dan melakukan senggama hingga akhir siklus haid dan kemudian kembali mencatat grafik suhu basal siklus berikutnya.

              Ø Macam-macam Peninggian Suhu Basal Badan:
a. Peninggian suhu yang mendadak (abrupt).
b. Peninggian suhu yang perlahan-lahan (gradual).
c. Peninggian suhu yang bertingkat, umumnya didahului penurunan suhu yang cukup tajam.
d. Peninggian suhu seperti “gigi gergaji”.

              Ø Manfaat
Metode suhu basal tubuh dapat bermanfaat sebagai konsepsi maupun kontrasepsi.Manfaat kontrasepsi.Metode suhu basal tubuh berguna bagi pasangan yang menginginkan kehamilan.Manfaat kontrasepsi Metode suhu basal tubuh berguna bagi pasangan yang menginginkan menghindari atau mencegah kehamilan

           Ø    Efektifitas
Metode suhu basal tubuh akan efektif bila dilakukan dengan benar dan konsisten. Suhu tubuh basal dipantau dan dicatat selama beberapa bulan berturut-turut dan dianggap akurat bila terdeteksi pada saat ovulasi. Tingkat keefektian metode suhu tubuh basal sekitar 80 persen atau 20-30 kehamilan per 100 wanita per tahun. Secara teoritis angka kegagalannya adalah 15 kehamilan per 100 wanita per tahun. Metode suhu basal tubuh akan jauh lebih efektif apabila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain seperti:kondom, spermisida ataupun metode kalender atau pantang berkala(calender method or periodic abstinence).

           Ø    Factor yang Mempengaruhi Keandalan Metode Suhu Basal Tubuh
1.              Influensa atau infeksi traktus respiratorius lain.
2.              Infeksi/penyakit lain yang meninggikan suhu badan.
3.              Inflamasi lokal lidah, mulut atau daerah anus
4.              Faktor-faktor situasional seperti mimpi buruk.
5.              Jam tidur ireguler.
6.              Pemakaian minuman panas atau dingin sebelum pengambilan suhu basal badan
7.              Pemakaian selimut elektris.
8.              Kegagalan membaca thermometer dengan tepat
Penyakit.
9.              Merokok dan atau minum alkohol.
10.          Penggunaan obat-obatan
11.          Stres

           Ø    Keuntungan
Keuntungan dari penggunaan metode suhu basal tubuh antara lain:
1.              Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pada pasangan suami istri tentang masa subur/ovulasi.
2.              Membantu wanita yang mengalami siklus haid tidak teratur mendeteksi masa ovulasi/masa subur.
3.              Dapat digunakan sebagai kontrasepsi ataupun meningkatkan kesempatan untuk hamil.
4.              Membantu menunjukkan perubahan tubuh lain pada saat mengalami masa subur/ovulasi sepertiperubahan lender servik.
5.              Metode suhu basal tubuh yang mengendalikan adalah wanita itu sendiri.

           Ø    Keterbatasan
Sebagai metode KBA, suhu basal tubuh memiliki keterbatasan sebagai berikut:
1.              Membutuhkan motivasi dari pasangan suami istri.
2.              Memerlukan konseling dan KIE dari tenaga medis.
3.              Suhu tubuh basal dapat dipengaruhi oleh penyakit, gangguan tidur, merokok, alkohol, stres, penggunaan narkoba maupun selimut elektrik.
4.              Pengukuran suhu ubuh tharus dilakukan pada waktu yang sama.
5.              Tidak mendeteksi awal masa subur.
6.              Membutuhkanmasa pantang yang lama.
           Ø    Teknik Penggunaan Metode suhu basal tubuh
Aturan perubahan suhu/temperatur adalah sebagai berikut:
1.              Umumnya digunakan thermometer khusus dengan kalibrasi yang diperbesar (basal thermometer).
2.              Pengukuran dilakukan secara: Oral    (3 menit) Rektal (1 menit)vagina  (3 menit)
3.              Suhu diukur pada waktu yang hampir sama setiap pagi (sebelum bangun dari tempat tidur).
4.              Catat suhu ibu pada kartu yang telah tersedia.
5.              Gunakan catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari pertama dari siklus haid untuk menentukan suhu tertinggi dari suhu yang “normal dan rendah” dalam pola tertentu tanpa kondisi-kondisi di luar normal atau biasanya.
6.              Abaikan setiap suhu tinggi yang disebabkan oleh demam atau gangguan lain.
7.              Tarik garis pada 0,05 derajat celcius – 0,1 derajat celcius di atas suhu tertinggi dari suhu 10 hari tersebut. Garis ini disebut garis pelindung (cover line) atau garis suhu.
8.              Periode tak subur mulai pada sore hari setelah hari ketiga berturut-turut suhu tubuh berada di atas garis pelindung/suhu basal.
9.              Hari pantang senggama dilakukan sejak hari pertama haid hingga sore ketiga kenaikan secara berurutan suhu basal tubuh (setelah masuk periodemasa tak subur).
10.          Masa pantang untuk senggama pada metode3 suhu basal tubuh labih panjang dari metode ovulasi billings
11.          Perhatikan kondisi lendir subur dan tak subur yang dapat diamati
Contoh. Pencatatan pengukuran suhu basal tubuh


3.METODE MUKOSA SERVIKS
Metode mukosa serviks atau metode ovulasi merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA) dengan cara mengenali masa subur dari siklus menstruasi dengan mengamati lendir serviks dan perubahan rasa pada vulva menjelang hari-hari ovulasi.
Metode ovulasi didasarkan pada pengenalan terhadap perubahan lendir serviks selama siklus menstruasi, yang menggambarkan masa subur dalam siklus dan waktu fertilitas maksimal dalam masa subur.
Perubahan lendir serviks selama sikllus menstruasi merupakan akibat pengaruh estrogen. Saat kedua ovarium berada dalam keadaan diam, akan terlihat jumlah estrogen dan progesteron menurun, hasilnya adalah ketiadaan sensasi atau lendir pada vulva.
Pada metode MOB, mengenali masa subur dengan memantau lendir serviks yang keluar dari vagina, pengamatan sepanjang hari dan ambil kesimpulan pada malam hari. Periksa lendir dengan jari tangan atau tisu di luar vagina dan perhatikan perubahan perasaan kering-basah. Tidak dianjurkan untuk periksa ke dalam vagina.
Untuk menggunakan metode MOB ini, seorang wanita harus belajar mengenali pula kesuburan dan pula dasar ke tidaksuburannya. Untuk menghindari kekeliruan dan untuk menjamin keberhasilan pada awal masa belajar, pasangan diminta secara penuh tidak bersenggama pada satu siklus haid, untuk mengenali pula kesuburan dan pula ketidaksuburan.
Pula kesuburan adalah pola yang terus berubah, dan pula dasar ketidaksuburan adalah pola yang sama sekali tidak berubah dari hari ke hari. Kedua pola ini mengikuti kegiatan hormon-hormon (khususnya estrogen dan progesteron) yang mengontrol daya tahan hidup sperma dan pembuahan. Oleh karena itu, dapat memberi informasi yang dapat diandalkan untuk mendapatkan atau menunda kehamilan.
Suatu catatan yang sederhana dan tepat adalah kunci untuk keberhasilan. Suatu rangkaian kode digunakan untuk melenngkapi catatan. Kode ini harus cocok dengan budaya lokal dan dapat digunakan oleh pengguna KBA secara luas. Contoh berikut adalah tabel pencatatan kode siklus normal (teratur) biasa, berkisar 28 hari dan siklus normal (teratur) berkisar 20-25 hari.
           Ø    Esensi Metode Mukosa Serviks
Lendir/mukosa seviks adalah lendir yang dihasilkan oleh aktivitas biosintesis sel sekretori serviks dan mengandung tiga komponen penting yaitu:
1.              Molekul lendir.
2.              Air.
3.              Senyawa kimia dan biokimia (natrium klorida, rantai protein, enzim, dll).
Lendir/mukosa serviks ini tidak hanya dihasilkan oleh sel leher rahim tetapi juga oleh sel-sel vagina. Dalam vagina, terdapat sel intermediet yang mampu berperan terhadap adanya lendir pada masa subur/ovulasi.
Ovulasi adalah pelepasan sel telur/ovum yang matang dari ovarium/indung telur. Pada saat menjelang ovulasi, lendir leher rahim akan mengalir dari vagina bila wanita sedang berdiri atau berjalan. Ovulasi hanya terjadi pada satu hari di setiap siklus dan sel telur akan hidup 12-24 jam, kecuali dibuahi sel sperma. Oleh karena itu, lendir pada masa subur berperan menjaga kelangsungan hidup sperma selama 3-5 hari.
Pengamatan lendir serviks dapat dilakukan dengan:
1.              Merasakan perubahan rasa pada vulva sepanjang hari.
2.              Melihat langsung lendir pada waktu tertentu.
Pada malam harinya, hasil pengamatan ini harus dicatat. Catatan ini akan menunjukkan pola kesuburan dan pola ketidaksuburan.
Pola Subur adalah pola yang terus berubah, sedangkan Pola Dasar Tidak Subur adalah pola yang sama sekali tidak berubah. Kedua pola ini mengikuti hormon yang mengontrol kelangsungan hidup sperma dan konsepsi/pembuahan. Dengan demikian akan memberikan informasi yang bisa diandalkan untuk mendapatkan atau menunda kehamilan.

v  Hari-hari kering: setelah darah haid bersih, kebanyakan ibu mempunyai 1 sampai beberapa hari tidak terlihat adanya lendir dan daerah vagina terasa kering, ini dinamakan hari-hari kering.
v  . Hari-hari subur: ketika terobsesi adanya lendir sebelum ovulasi, ibu dianggap subur, ketika terlihat adanya lendir, walaupun jenis lendir yang kental dan lengket. Lendir subur yang basah dan licin mungkin sudah ada di serviks dan hari subur dimulai.
v  Hari puncak: adalah hari terakhir adanya lendir licin, mulur dan ada perasaan basah

  Ø  2 macam lendir serviks oleh sel-sel serviks, yaitu:
1.      Lendir type E (Estrogenik)
 Di produksi pada fase akhir pra ovulasi dan fase ovulasi Sifat-sifat:
 Banyak, tipis, seperti air (jernih) dan viskositas rendah
 Spinnbarkeit (elastisitas) besar. Spinnbarkeit= sampai seberapa jauh lendir dapat dapat diregangkan sebelum putus. Bila dikeringkan terjadi bentuk seperti daun pakis (fernlike pattern, ferning, arborization), Spermatozoa dapat “menembus” lendir ini.
2.      Lendir type G (Gestagenik)
Diproduksi oleh fase awal pra ovulasi dan setelah ovulasi. Sifat-sifat:
 Kental,Viskositas tinggi, Keruh (opaque),Dibuat karena peninggian kadar progesterone, Spermatozoa tidak dapat menembus lendir ini.

  
  Ø  Manfaat
Metode mukosa serviks bermanfaat untuk mencegah kehamilan yaitu dengan berpantang senggama pada masa subur. Selain itu, metode ini juga bermanfaat bagi wanita yang menginginkan kehamilan.
  Ø  Efektifitas
Keberhasilan metode ovulasi billings ini tergantung pada instruksi yang tepat, pemahaman yang benar, keakuratan dalam pengamatan dan pencatatan lendir serviks, serta motivasi dan kerjasama dari pasangan dalam mengaplikasikannya. Angka kegagalan dari metode mukosa serviks sekitar 3-4 perempuan per 100 perempuan per tahun. Teori lain juga mengatakan, apabila petunjuk metode mukosa serviks atau ovulasi billings ini digunakan dengan benar maka keberhasilan dalam mencegah kehamilan 99 persen.

  Ø  Kelebihan
Metode mukosa serviks ini memiliki kelebihan, antara lain:
  1. Mudah digunakan.
  2. Tidak memerlukan biaya.
  3. Metode mukosa serviks merupakan metode keluarga berencana alami lain yang mengamati tanda-tanda kesuburan.
  Ø  Keterbatasan
Sebagai metode keluarga berencana alami, metode mukosa serviks ini memiliki keterbatasan. Keterbatasan tersebut antara lain:
  1. Tidak efektif bila digunakan sendiri, sebaiknya dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain (misal metode simptothermal).
  2. Tidak cocok untuk wanita yang tidak menyukai menyentuh alat kelaminnya.
  3. Wanita yang memiliki infeksi saluran reproduksi dapat mengaburkan tanda-tanda kesuburan.
  4. Wanita yang menghasilkan sedikit lendir.
  Ø  Hal yang Mempengaruhi Pola Lendir Serviks
Pola lendir serviks pada wanita dapat dipengaruhi oleh:
  1. Menyusui.
  2. Operasi serviks dengan cryotherapy atau electrocautery.
  3. Penggunaan produk kesehatan wanita yang dimasukkan dalam alat reproduksi.
  4. Perimenopause.
  5. Penggunaan kontrasepsi hormonal termasuk kontrasepsi darurat.
  6. Spermisida.
  7. Infeksi penyakit.
  8. Terkena vaginitis. Menular seksual
  Ø  Instruksi Kepada Pengguna/Klien
Petunjuk bagi pengguna metode ovulasi adalah sebagai berikut:
  1. Cara mengenali masa subur dengan memantau lendir serviks yang keluar dari vagina. Pengamatan dilakukan sepanjang hari dan dicatat pada malam harinya.
  2. Periksa lendir dengan jari tangan atau tisu di luar vagina dan perhatikan perubahan perasaan kering-basah. Tidak dianjurkan untuk periksa ke dalam vagina.
  3. Pengguna metode ovulasi harus mengenali pola kesuburan dan pola dasar ketidaksuburan.
  4. Pasangan dianjurkan tidak melakukan hubungan seksual paling tidak selama satu siklus. Hal ini bertujuan untuk mengetahui jenis lendir normal atau pola kesuburan maupun pola dasar tidak subur.
  5. Selama hari-hari kering (tidak ada lendir) setelah menstruasi, senggama tergolong aman pada dua hari setelah menstruasi.
  6. Lendir basah, jernih, licin dan elastis menunjukkan masa subur (pantang bersenggama). Lendir kental, keruh, kekuningan dan lengket menunjukkan masa tidak subur.
  7. Berikan tanda (x) pada hari terakhir adanya lendir bening, licin dan elastis. Ini merupakan hari puncak dalam periode subur (fase paling subur).
  8. Pantang senggama dilanjutkan hingga tiga hari setelah puncak subur. Hal ini untuk menghindari terjadinya pembuahan.
  9. Periode tak subur dimulai pada hari kering lendir, empat hari setelah puncak hari subur sehingga senggama dapat dilakukan hingga datang haid berikutnya.
Contoh Kode yang Dipakai untuk Mencatat Kesuburan
Pakai tanda * atau merah untuk menandakan perdarahan (haid).  Pakai huruf K atau hijau untuk menandakan perasaan kering. Gambar suatu tanda L dalam lingkaran atau biarkan kosong untuk memperlihatkan lendir subur yang basah, jernih, licin dan mulur.
Pakai huruf L atau warna kuning untuk memperlihatkan lendir tak subur yang kental, putih, keruh dan lengket.
















DAFTAR PUSTAKA
ü  Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan
ü  Anna Glasier,2002.Buku panduan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.Edisi 4: EGC
ü  Beckman,Charles,R.B.,et al:Obstetric and Ginekologi 2/E.Baltimore Williams and Wilkins,1995

Tidak ada komentar:

Posting Komentar