Total Tayangan Halaman

Jumat, 03 Agustus 2012

DERMATITIS


DERMATITIS



 










Oleh:

1.         Dwi Nadzirotul ulfah
2.         Eva Nur Alfia
3.         Firman Rochimin
4.         Rohmatul Dwi Sasmita
5.         Windah Agustina
6.         Yendara Satria

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
STIKES INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2010

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Kami tim penulis makalah mengenai Asuhan Keperawatan Dermatitis mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya kita dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disajikan dalam bentuk penjelasan, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, penatalaksanaan sekaligus mengenai asuhan keperawatan tentang penyakit Dermatitis.
Kami menyadari bahwa dengan menyusun atau menulis makalah ini masih banyak kekuranganya, kritik dan saran kami harapkan dari teman-teman dan Dosen pembimbing kami.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan bisa mengembangkan pengetahuan kita tentang Asuhan Keperawatan Dermatitis.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


Jombang,    Nopember 2010


                                                                                                            Tim Penulis










DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………………………………3
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………………………………4
A.         PENGERTIAN…………………………………………………………………………………………………………… 4
B.         ETIOLOGI………………………………………………………………………………………………………………… 4
C.         MANIFESTASI KLINIS……………………………………………………………………………………………….. 4
D.         PATOFISIOLOGI…………………………………………………………………………………………………………5
E.         PENCEGAHAN…………………………………………………………………………………………………………. 6
F.         PENGOBATAN…………………………………………………………………………………………………………. 6
G.         KLASIFIKASI…………………………………………………………………………………………………………….. 7
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN……………………………………………………………………………………………19
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………………………….26











PENDAHULUAN
Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia mebungkus otot-otot dan organ dalam. Kulit merupakan jalinan pembuluh darah, saraf, dan kelenjar yang tidak berujung, semuanya memiliki potensi untuk terserang penyakit. Kulit berfungsi melindungi tubuh dari trauma dan merupakan benteng pertahanan terhadap bakteri. Kehilangan panas dan penyimpanan panas diatur melalui vasodilatasi pembuluh-pembuluh darah kulit atau sekresi kelenjar keringat. Organ-organ adneksa kulit seperti kuku dan rambut telah diketahui mempunyai nilai-nilai kosmetik. Kulit juga merupakan sensasi raba, tekan, suhu, nyeri, dan nikmat berkat jalinan ujung-ujung saraf yang saling bertautan.
Secara mikroskopis kulit terdiri dari tiga lapisan: pidermis, dermis, dan lemak subkutan. Epidermis, bagian terluar dari kulit dibagi menjadi dua lapisan utama yaitu stratum korneum dan stratum malfigi. Dermis terletak tepat di bawah pidermis, dan terdiri dari serabut-serabut kolagen, elastin, dan retikulin yang tertanam dalam substansi dasar. Matriks kulit mengandung pembuluh-pembuluh darah dan saraf yang menyokong dan memberi nutrisi pada epidermis yang sedang tumbuh. Juga terdapat limfosit, histiosit, dan leukosit yang melindungi tubuh dari infeksi dan invasi benda-benda asing. Di bawah dermis terdapat lapisan lemak subcutan yang merupakan bantalan untuk kulit,, isolasi untuk pertahankan suhu tubuh dan tempat penyimpanan energi.
Salah satu penyakit kulit yang paling sering dijumpai yakni DERMATITIS yang lebih dikenal sebagai eksim, merupakan penyakit kulit yang mengalami peradangan. Dermatitis dapat terjadi karena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis, terutama kulit yang kering. Umumnya enzim dapat menyebabkan pembengkakan, memerah, dan gatal pada kulit. Dermatitis tidak berbahaya, dalam arti tidak membahayakan hidup dan tidak menular. Walaupun demikian, penyakit ini jelas menyebabkan rasa tidak nyaman dan amat mengganggu. Dermatitis muncul dalam beberapa jenis, yang masing-masing memiliki indikasi dan gejala Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun yang terdapat pada berbeda, antara lain dermatitis kontak, neurodermatitis, dermatitis numularis, dermatitis statis, dan dermatofitosis.

BAB II
PEMBAHASAN

PENGERTIAN
Dermatitis merupakan epidermo-dermatitis dengan gejala subyektif pruritus. Obyektif tampak inflamasi eritema, vesikula, eksudasi, dan pembentukan sisik. Tanda-tanda polimorfik tersebut tidak selalu timbul pada saat yang sama. Penyakit bertendensi residif dan menjadi sama.
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon terhadap faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, linefikasi) dan gatal. Tanda polimorfik tidak selalu timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa (oligomorfik). dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis. Sinonim dermatitis adalah eksem. Ada yang membedakan antara dermatitis dan eksem, tetapi pada umumnya menganggap sama.

ETIOLOGI
Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia, fisik (contoh : sinar), mikroorganisme (bakteri, jamur); dapat pula dari dalam (endogen), misalnya dermatitis atopik. Sebagian lain tidak diketahui pasti.
Banyak macam dermatitis yang belum diketahui patogenesisnya, terutama yang penyebabnya fakktor endogen. Yang telah banyak dipelajari adalah tentang dermatitis kontak, baik yang tipe alergik maupun iritan primer.
MANIFESTASI KLINIS
Pada umumnya penderita dermatitismengeluh gatal. Kelainan kulit bergantung pada stadium penyakit, batasnya dapat tegas dapat pula tidak tegas, penyebarannya dapat setempat, generalisata, bahkan universalis. Pada stadium akut kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula, erosi dan eksudasi, sehingga tampak basah (medidans). Stadium subakut, eritema berkurang, eksudat mengering menjadi krusta. Sedang pada




PENCEGAHAN
Mencegah penyakit kulit dermatitis berarti menghindari kontak dengan substansi tertentu seperti sabun/detergen penyebab iritasi kulit, atau kontak dengan tanaman merambat. Menghindari kulit kering juga salah satu cara mencegah terjadinya eksim.
Berikut cara meminimalisir dermatitis yaitu sbb :

    Tidak terlalu sering berenang. Setelah berenang, segera bilas badan dengan air hangat.
   Tidak berganti-ganti sabun mandi. Hanya gunakan sabun mandi yang lembut, tidak berbusa dan tidak menghilangkan minyak natural tubuh. Pastikan yang digunakan untuk mandi adalah air bersih.
    Keringkan tubuh, gosok tubuh dengan handuk yang lembut segera setelah mandi–sampai air yang melekat di kulit tersapu dengan handuk.
    Gunakan pelembab pada kulit, menjaga kulit tetap lembab dengan produk-produk yang dijual bebas. Berikan perhatian lebih pada bagian tubuh seperti kaki, lengan, punggung, dan samping tubuh.
• Perawatan diri bagi orang yang telanjur terkena dermatitis:
  Hindari goresan yang ditimbulkan garukan karena rasa gatal pada kulit.
     Lindungi kulit yang terasa gatal dengan pakaian jika tidak dapat menahan diri untuk    menggaruknya.
    Gunakan sarung tangan pada malam hari saat akan tidur, mencegah menggaruk secara tak sengaja.
• Gunakan pakaian yang tidak memicu keluarnya keringat berlebihan.
    Hindari kontak dengan barang yang berbahan dari wool seperti pada karpet atau baju.

PENGOBATAN
Pengobatan yang tepat didasarkan atas kausa, yaitu menyingkirkan penyebabnya. Tetapi, seperti diketahui penyebab dermatitis multi faktor, kadang juga tidak diketahui pasti, maka pengobatan bersifat simtomatis, yaitu dengan menghilangkan/mengurangi keluhan dan menekan peradangan. Pada kasus ringan dapat diberikan antihistamin, atau antihistamin dikombinasi dengan antiserotonin, antibradikinin, anti-SRA, dan sebagainya. Pada kasus akut dan berat dapat diberi kortikosteroid.
Prinsip umum terapi topikal diuraikan di bawah ini:
1. Dermatitis akut/basah (medidans) harus diobati secara basah (kompres terbuka). Bila subakut, diberi losio (bedak kocok), krim, pasta, atau linimentum (pasta pendingin). Krim diberikan pada daerah yang berambut, sedang pasta pada daerah yang tidak berambut. Bila kronik, diberi salap.
2. Makin berat atau akut penyakitnya, makin rendah persentase obat spesifik.

JENIS – JENIS DERMATITIS
  1. Dermatitis Kontak iritan
Sinonim:
Dermatitis venenata, dermatitis industri, dan lain-lain.
  • Epidemiologi
Dermatitis kontak iritan dapat diderita oleh semua orang dari berbagai golongan umur, ras, dan jenis kelamin. Jumlah penderita dermatitis kontak iritan diperkirakan cukup banyak, namun angkanya secara tepat sulit diketahui. Hal ini disebabkan antara lain oleh banyak penderita dengan kelainan ringan tidak datang berobat.
  • Etiologi
Penyebab munculnya dermatitis jenis ini ialah bahan yang bersifat iritan, misalnya bahan pelarut, detergen, minyak pelumas, asam, alkali, dan serbuk kayu. Kelainan kulit yang terjadi selain ditentukan oleh ukuran molekul, daya larut, konsentrasi, kohikulum, serta suhu bahan iritan tersebut, juga dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor yang dimaksud yaitu : lama kontak, kekerapan (terus-menerus atau berselang) adanya oklusi menyebabkan kulit lebih permeabel, demikian juga gesekan dan trauma fisis.
Suhu dan kelembaban lingkungan juga ikut berperan. Faktor individu juga berpengaruh pada dermatitis kontak iritan, misalnya perbedaan ketebalan kulit di berbagai tempat menyebabkan perbedaan permeabilitas; usia (anak di bawah umur 8 tahun lebih mudah teriritasi); ras (kulit hitam lebih tahan dari pada kulit putih); jenis kelamin (insidens dermatitis kontak iritan lebih tinggi pada wanita); penyakit kulit yang pernah atau sedang dialami (ambang rangsang terhadap bahan iritan turun), misalnya dermatitis atopik.

  • Patogenesis
Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh bahan iritan melalui kerja kimiawi maupun fisik. Bahan irisan merusak lapisan tanduk, denaturasi keratin, menyingkirkan lemak lapisan tanduk, dan mengubah daya ikat air kulit. Keadan ini akan merusak sel epidermis. Ada dua jenis bahan iritan yaitu : iritan kuat dan iritan lemah. Iritan kuat akan menimbulkan kelainan kulit pada pajanan pertama pada hampir semua orang, sedang iritan lemah hanya pada mereka yang paling rawan atau mengalami kontak berulang-ulang. Faktor kontribusi, misalnya kelembaban udara, tekanan, gesekan dan oklusi, mempunyai andil pada terjadinya kerusakan tersebut.

  • Gejala klinis
Sebagaimana disebabkan diatas bahwa ada dua jenis bahan iritan, maka dermatitis kontak iritan juga ada dua macam yaitu dermatitis kontak iritan akut dan dermatitis kontak iritan kronis. Dermatititis kontak iritan akut Penyebabnya iritan kuat, biasanya karena kecelakaan. Kulit terasa pedih atau panas, eritema, vesikel, atau bula. Luas kelainan umumnya sebatas daerah yang terkena, berbatas tegas.
Pada umumnya kelainan kulit muncul segera, tetapi ada segera, tetapi ada sejumlah bahan kimia yang menimbulkan reaksi akut lambat misalnya podofilin, antralin, asam fluorohidrogenat, sehingga dermatitis kontak iritan akut lambat. Kelainan kulit baru terlihat setelah 12-24 jam atau lebih. Contohnya ialah dermatitis yang disebabkan oleh bulu serangga yang terbang pada malam hari (dermatitis venenata); penderita baru merasa pedih setelah esok harinya, pada awalnya terlihat eritema dan sorenya sudah menjadi vesikel atau bahkan nekrosis. Dermatitis kontak iritan kroniS.
Nama lain ialah dermatitis iritan kumulatif, disebabkan oleh kontak dengan iritan lembah yang berulang-ulang (oleh faktor fisik, misalnya gesekan, trauma mikro, kelembaban rendah, panas atau dingin; juga bahan contohnya detergen, sabun, pelarut, tanah, bahkan juga air). Dermatitis kontak iritan kronis mungkin terjadi oleh karena kerjasama berbagai faktor. Bisa jadi suatu bahan secara sendiri tidak cukup kuat menyebabkan dermatitis iritan, tetapi bila bergabung dengan faktor lain baru mampu. Kelainan baru nyata setelah berhari-hari, berminggu atau bulan, bahkan bisa bertahun-tahun kemudian. Sehingga waktu dan rentetan kontak merupakan faktor paling penting.
Dermatitis iritan kumulatif ini merupakan dermatitis kontak iritan yang paling sering ditemukan.Gejala klasik berupa kulit kering, eritema, skuama, lambat laun kulit tebal (hiperkeratosis) dan likenifikasi, batas kelainan tidak tegas. Bila kontak terus berlangsung akhirnya kulit dapat retak seperti luka iris (fisur), misalnya pada kulit tumit tukang cuci yang mengalami kontak terus menerus dengan deterjen. Ada kalanya kelainan hanya berupa kulit kering atau skuama tanpa eritema, sehingga diabaikan oleh penderita. Setelah kelainan dirasakan mengganggu, baru mendapat perhatian. Banyak pekerjaan yang beresiko tinggi yang memungkinkan terjadinya dermatitis kontak iritan kumulatif, misalnya : mencuci, memasak, membersihkan lantai, kerja bangunan, kerja di bengkel dan berkebun.
  • Histopatologi
Gambaran histopatologik dermatitis kontak iritan tidak karakteristik. Pada dermatitis kontak iritan akut (oleh iritan primer), dalam dermatitis terjadi vasodilatasi dan sebukan sel mononuklear dan determis bagian atas. Eksositosis di epidermis disertai spongiosis dan edema intrasel, dan akhirnya terjadi nekrosis epidermal. Pada keadaan berat, kerusakan epidermis ini dapat menimbulkan bula subepidermal.

  • Diagnosis
Diagnosis dermatitis kontak iritan didasarkan atas anamnesis yang cermat dan pengamatan gambaran klinis. Dermatitis kontak iritan akut lebih mudah diketahui karena munculnya lebih cepat sehingga penderita pada umumnya masih ingat apa yang menjadi penyebabnya. Sebaliknya, dermatitis kontak irita kronis, timbulnya lambat serta mempunyai variasi gambaran klinis yang luas, sehingga adakalanya sulit dibedakan dengan dermatitis kontak alergi. Untuk ini diperlukan uji tempel dengan bahan yang dicurigai.
  • Pengobatan
Upaya pengobatan dermatitis kontak iritan yang terpenting adalah menyingkirkan pajanan bahan iritan, baik yang bersifat mekanik, fisik maupun kimiawi. Bila hal ini dapat dilaksanakan dengan sempurna, dan tidak terjadi komplikasi, maka dermatitis iritan tersebut akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan topikal, mungkin cukup dengan pelembab untuk memperbaiki kulit yang kering.
Apabila diperlukan, untuk mengatasi peradangan dapat diberikan kortikosteroid topikal, misalnya hidrokortison, atau untuk kelainan yang kronis bisa diawali dengan kortikosteroid yang lebih kuat. Pemakaian alat pelindung yang adekuat diperlukan bagi mereka yang bekerja dengan bahan iritan, untuk mencegah kontak dengan bahan tersebut.

  • Prognosis
Bila bahan iritan penyebab dermatitis tersebut tidak dapat disingkirkan dengan sempurna, maka prognosisnya kurang baik. Keadaan ini sering terjadi pada dermatitis kontak iritan kronis yang penyebabnya multi factor.

  1. Dermatitis Kontak alergik

  • Epidimiologi
Bila dibandingkan dengan dermatitis kontak iritan, jumlah penderita dermatitis kontak alergik lebih sedikit, karena hanya mengenai orang yang kulitnya sangat peka (hipersensitif). Namun sedikit sekali informasi mengenai prevalensi dermatitis ini di masyarakat.

  • Etiologi
Penyebab dermatitis kontak alergik adalah alergen, paling sering berupa bahan kimia dengan berat molekul kurang dari 500-1000 Da, yang juga disebut bahan kimia sederhana. Dermatitis yang timbul dipengaruhi oleh potensi sensitisasi alergen, derajat pajanan, dan luasnya penetrasi di kulit.

  • Patogenesis
Mekanisme terjadinya kelainan kulit pada dermatitis kontak alergi adalah mengikuti respons imun yang diperantarai oleh sel (cell-mediated immune respons) atau reaksi tipe IV. Reaksi hipersensitivitas di kulit timbulnya lambat (delayed hypersensitivit), umumnya dalam waktu 24 jam setelah terpajan dengan alergen.
Sebelum seorang pertama kali menderita dermatitis kontak alergik, terlebih dahulu mendapatkan perubahan spesifik reaktivitas pada kulitnya. Perubahan ini terjadi karena adanya kontak dengan bahan kimia sederhana yang disebut hapten yang akan terikat dengan protein, membentuk antigen lengkap. Antigen ini ditangkap dan diproses leh makrofag dan sel Langerhans, selanjutnya dipresentasikan ke sel T. Setelah kontak dengan yang telah diproses ini, sel T menuju ke kelenjar getah bening regional untuk berdeferensiasi dan berproliferasi membentuk sel T efektor yang tersensitisasi secara spesifik dan sel memori. Sel-sel ini kemudian tersebar melalui sirkulasi ke seluruh tubuh, juga sistem limfoid, sehingga menyebabkan keadaan sensitivitas yang sama di seluruh kulit tubuh. Fase saat kontak pertama alergen sampai kulit menjadi sensitif disebut fase induksi atau fase sensitisasi.
Fase ini rata-rata berlangsung selama 2-3 minggu. Pada umumnya reaksi sensitisasi ini dipengaruhi oleh derajat kepekaan individu, sifat sensitisasi alergen (sensitizer), jumlah alergen, dan konsentrasi. Sensitizer kuat mempunyai fase yang lebih pendek, sebaliknya sensitizer lembah seperti bahan-bahan yang dijumpai pada kehidupan sehari-hari pada umumnya kelainan kulit pertama muncul setelah lama kontak dengan bahan tersebut, bisa bulanan atau tahunan. Sedangkan periode saat terjadinya pajanan ulang dengan alergen yang sama atau serupa sampai timbulnya gejala klinis disebut fase elisitasi, umumnya berlangsung antara 24-48 jam.

  • Gejala
Penderita pada umumnya mengeluh gatal. Kelainan kulit bergantung pada keparahan dermatitis. Pada yang akut dimulai dengan bercak eritema berbatas jelas, kemudian diikuti edema, papulovesikel, vesikel atau bula. Vesikel atau bula dapat pecah menimbulkan erosi dan eksudasi (basah). Pada yang kronis terlihat kulit kering, berskuama, papul, likenifikasi dan mungkin juga fisur, batasnya tidak jelas. Kelainan ini sulit dibedakan dengan dermatitis kontak iritan kronis; mungkin penyebabnya juga campuran.
Berbagai lokalisasi terjadinya dermatitis kontak : Tangan. Kejadian dermatitis kontak baik iritan maupun alergik paling sering di tangan, misalnya pada ibu rumah tangga. Demikian pula kebanyakan dermatitis kontak akibat kerja ditemukan di tangan. Sebagian besar memang oleh karena bahan iritan. Bahan penyebabnya misalnya deterjen, antiseptik, getah sayuran/tanaman, semen, dan pestisida. Lengan. Alergen umumnya sama dengan pada tangan, misalnya oleh jam tangan (nikel), sarung tangan karet, debu semen, dan tanaman. Di aksila umumnya oleh bahan pengharum Wajah. Dermatitis kontak pada wajah dapat disebabkan oleh bahan kosmetik, obat topikal, alergen yang di udara, nekel (tangkai kaca mata). Bila di bibir atau sekitarnya mungkin disebabkan oleh lipstik, pasta gigi, getah buah-buahan. Dermatitis di kelopak mata dapat disebabkan oleh cat kuku, cat rambut, eyeshadows, dan obat mata. Telinga. Anting atau jepit telinga terbuat dari nikel, penyebab dermatitis kontak pada cuping telinga. Penyebab lain, misalnya obat topikal, tangkai kaca mata, cat rambut, hearing-aids. Leher. Penyebanya kalung dari nikel, cat kuku (yang berasal dari ujung jari), parfum, alergen di udara, zat warna pakaian.
Badan. Dermatitis kontak di badan dapat disebabkan oleh pakaian, zat warna, kancing logam, karet (elastis, busa), plastik, dan detergen. Genitalia. Penyebabnya dapat antiseptik, obat topikal, nilon, kondom, pembalut wanita, dan alergen yang ada di tangan.
Paha dan tungkai bawah. Dermatitis di tempat ini dapat disebabkan oleh pakaian, dompet, kunci (nikel) di saku, kaos kaki nilon, obat topikal (misalnya anestesi lokal, neomisin, etilendiamin), semen, dan sepatu.

  • Diagnosis
Diagnosis didasarkan atas hasil anamnesis yang cermat dan pemeriksaan klinis yang teliti. Pertanyaan mengenai kontaktan yang dicurigai didasarkan kelainan kulit yang ditemukan. Misalnya, ada kelainan kulit berupa lesi numular di sekitar umbilikus berupa hiperpigmentasi, likenifikasi, dengan papul dan erosi, maka perlu ditanyakan apakah penderita memakai kancing celana atau kepala ikat pinggang yang terbuat dari logam (nikel).
Data yang berasal dari anamnesis juga meliputi riwayat pekerjaan, hobi, obat topikal yang pernah digunakan, obat sistemik, kosmetika, bahan-bahan yang diketahui menimbulkan alergi, penyakit kulit yang pernah dialami, serta penyakit kulit pada keluarganya (misalnya dermatitis atopik, psoriasis). Pemeriksaan fisis sangat penting, karena dengan melihat lokalisasi dan pola kelainan kulit seringkali dapat diketahui kemungkinan penyebabnya. Misalnya, di ketiak oleh deodoran, di pergelangan tangan oleh jam tangan, dan di kedua kaki oleh sepatu. Pemeriksaan hendaknya dilakukan pada seluruh permukaan kulit, untuk melihat kemungkinan kelainan kulit lain karena sebab-sebab endogen.

  • Pengobatan
Hal yang perlu diperhatikan pada pengobatan dermatitis kontak adalah upaya pencegahan terulangnya kontak kembali dengan alergen penyebab, dan menekan kelainan kulit yang timbul.
Kortikosteoroid dapat diberikan dalam jangka pendek untuk mengatasi peradangan pada dermatitis kontak alergi akut yang ditandai dengan eritema, edema, bula atau vesikel, serta eksufatif (madidans), misalnya prednison 30 mg/hari. Umumnya kelainan kulit akan mereda setelah beberapa hari. Kelainan kulitnya cukup dikompres dengan larutan garam faal.
Untuk dermatitis kontak alergik yang ringan, atau dermatitis akut yang telah mereda (setelah mendapat pengobatan kortikosteroid sistemik), cukup diberikan kortikosteroid topikal.

  • Prognosis
Prognosis dermatitis kontak alergi umumnya baik, sejauh bahan kontaktannya dapat disingkirkan. Prognosis kurang baik dan menjadi kronis, bila bersamaan dengan dermatitis oleh faktor endogen (dermatitis atopik, dermatitis numularis, atau psoriasis), atau pajanan dengan bahan iritan yang tidak mungkin dihindari.

  1. Neurodermatitis
Timbul karena goresan pada kulit secara berulang, bisa berwujud kecil, datar dan dapat berdiameter sekitar 2,5 sampai 25 cm. Penyakit ini muncul saat sejumlah pakaian ketat yang kita kenakan menggores kulit sehingga iritasi. Iritasi ini memicu kita untuk menggaruk bagian yang terasa gatal. Biasanya muncul pada pergelangan kaki, pergelangan tangan, lengan dan bagian belakang dari leher.

  • Etiologi
Etiologi belum diketahui dengan pasti. Biasanya timbul pada orang yang kurang istirahat, gangguan emosi, misalnya mudah gugup, cemas dan eritable.
  • Manifestasi Klinik
Subjektif sangat gatal sehingga pasien suka menggaruk.Dengan menggaruk maka timbul ekskoriasi dan keinginan ingin menggaruk lagi.Terlihat area sirkumskripta,dengan hiperpigmentasi,likenifikasi,dan papul-papul serta biasanya banyak bekas garukan.Lokasi tersering ialah bagian belakang dan lateral tengkuk,daerah ante kubital,ante popliteal,serta pergelangan kaki bagian anterior.


  1. Dermatitis serboroik
Kulit terasa berminyak dan licin; melepuhnya sisi-sisi dari hidung, antara kedua alis, belakang telinga serta dada bagian atas. Dermatitis ini seringkali diakibatkan faktor keturunan, muncul saat kondisi mental dalam keadaan stres atau orang yang menderita penyakit saraf seperti Parkinson.

  1. Dermatitis Statis
Dermatitis statis adalah salah satu jenis dermatitis sirkulatorius.
Yang muncul dengan adanya varises, menyebabkan pergelangan kaki dan tulang kering berubah warna menjadi memerah atau coklat, menebal dan gatal. Dermatitis muncul ketika adanya akumulasi cairan di bawah jaringan kulit. Varises dan kondisi kronis lain pada kaki juga menjadi penyebab.

  • Etiologi
Semua keadaan yang menyebabkan stasis peredaran darah di tungkai bawah.
  • Manifestasi Klinik
Subjektif terdapat pruiritus Pada permulaan tampak edema pada pergelangan kaki, terutama pada sore hari sehabis bekerja. Hemosidering keluar dari pembuluh darah, sehingga terlihat bercak-bercak hiperpigmentasi kecoklat-coklatan pada bagian medial sepertiga bawah tungkai bawah. Perlahan-lahan timbul dermatitis yang sering kali madidans.
Bila timbul infeksi sekunder maka teraba indurasi subkutan dan kulit diatasnya berwarna coklat merah. Karena terjadi pembendungan serta atropi kulit, maka dengan mudah akan timbul ulkus. Faktor presipitasi timbulnya ilkustatis adalah trauma ringan dan infeksi sekunder. Pada stadium lanjut akan timbul ulkustatis dan pasien merasa nyeri.

  1. Dermatitis Atopik
Dermatitis atopik adalah peradangan kulit yang melibatkan perangsangan berlebihan limfosit T dan sel mast. Tipe gatal kronik yang sering timbul, dalam keadaan yang sering disebut eksema. Kata “atopic” berhubungan dengan tiga group gangguan alergi yaitu asthma, alergi renitis (influensa), dan dermatitis atopic
Dengan indikasi dan gejala antara lain gatal-gatal, kulit menebal, dan pecah-pecah. Seringkali muncul di lipatan siku atau belakang lutut. Dermatitis biasanya muncul saat alergi dan seringkali muncul pada keluarga, yang salah satu anggota keluarga memiliki asma. Biasanya dimulai sejak bayi dan mungkin bisa bertambah atau berkurang tingkat keparahannya selama masa kecil dan dewasa. (ros/Detikhealth)
  • Insiden
Kejadian dari beberapa studi menyatakan 75 sampai 80 % dari klien dermatitis atopik mengenai perorangan atau keluarga yang mempunyai riwayat gangguan alergi. Dermatitis atopik merupakan keadaan yang biasa mengganggu mempengaruhi 0,5 – 1 % penduduk seluruh dunia

  • Etiologi
Penyebab utama dermatitis atopik adalah belum diketahui. Xerosis adalah biasa lebih buruk selama periode kelembaban rendah; musim dingin daerah garis lintang utara memperburuk gatal-gatal terdapat stigmata atopi pada pasien atau anggota keluarga:
a.Rinitis alergi,asma bronchial,hay feber
b. Alergi pada berbagai protein
c. Reaksi abnormal pada perubahan suhu dan ketegangan
d. Resistensi menurun terhadap infeksi virus dan bakteri
e. Lebih sensitif terhadap serum dan obat
f. Kadang-kadang terdapat katarak juvenilis
  • Patofisiologi
Dibandingkan dengan kulit normal, kekeringan kulit pada dermatitis atopik karena ada penurunan kapasitas pengikatan air, kehilangan air yang tinggi di transepidermal, dan penurunan isi air. Pada bagian kehilangan air mengalami kekeringan yang lebih lanjut dan peretakan dari kulit, menjadi lebih gatal. Gosokan dan luka garukan dari kulit karena gatal merupakan respon dari beberapa keluhan kulit di klinik.
  • Manifestasi klinik
Dermatitis atopik dimulai sejak selama anak-anak. Dalam keadaan akut, yang pertama tampak kemerahan, lumpur dan banyak kerak. Pada bayi lesi kulit tampak pada wajah dan bokong. Pada anak yang lebih tua dan remaja lesi tampak lebih sering muncul di tangan dan kaki, di belakang lutut, dan lipat siku.
Gejala terbesar adalah pruritus hebat menyebabkan berulangnya peradangan dan pembentukan lesi, yang mrupakan keluhan utama orang mencari bantuaan.

  • Komplikasi
Infeksi kulit oleh bakteri-bakteri yang lazim dijumpai terutama staphylococcus aureus, jamur, atau oleh virus misalnya herpes simpleks. Pengidap penyakit ini sebaiknya menghindari inokulasi virus hidup yang dilemahkan.

  • Penatalaksanaan
Penatalaksanaan diet pada dermatitis atopik masih merupakan masalah yang kontroversional. Alergi makanan yang signifikan, tidak diketahui sebagai penyebab dari dermatitis atopik atau berapa persentase dari klien dermatitis atopik yang mempunyai alergi terhadap makanan. Alergen yang paling umum yang sering muncul adalah telur, susu sapi, kedelai, gandum, kacang-kacangan, dan ikan. Alergen yang telah diketahui ini harus dihindari. Perawataan harus dilakukan untuk menghindari terjadinya malnutrisi ketika melakukan pembatasan diet apa saja.

  1. Dermatitis Medikamentosa
Dermatitis Medikamentosa adalah kelainan hipersensitivitas tipe I, merupakan istilah yang digunakan untuk ruam kulit karena pemakaian internal obat-obatan atau medikasi tertentu. Pada umumya reaksi obat timbul mendadak, raum dapat disertai dengan gejala sistemik atau menyeluruh.

  1. Dermatitis Numularis
  • Etiologi
Etiologi tidak diketahui dengan pasti. Penyakit timbul pada pasien yang mempunyai kulit kering serta mempunyai keperibadian yang tense dan ansious. Kadang-kadang didapati infeksi fokal.
  • Manifestasi klinik
Subjektif sangat gatal, terlihat dermatitis sebesar uang logam, terdiri atas eritema, edema dan kadang-kadang ada fesikel, krusta atau papul. Tempat predileksi ialah ekstensor ekstermitas, bahu dan bokong. Penyakit mempunyai kecenderungan residif.







BAB III
KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Data Demografi
- Identitas Klien
  • Nama
  • Umur
  • Jenis kelamin
  • Agama
  • Pekerjaan
  • Alamat
  • Diagosa medic
  • NO. Rekor medic
  • TGL. Masuk
  • TGL pengkajian
-Idantitas Penanggung
  • Nama
  • Umur
  • Jenis kelamin
  • Pekerjaan
  • Hubungan dengan klien
2. Keluhan Utama
Merupakan alasan mengapa klien masuk rumah sakit
3. Riwayat Kesehatan
  1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Dari riwayat permulaan penyakit dan hasil pemeriksaan klinis bisa ditegakkan diagnosa sementara. Kadang-kadang anamnese sepintas mengenai riwayat penyakit dapat memberikan informasi yang jelas tenteng asal mula dermatitis.Pernyataan ini khususnya berlaku pada dermatitis kontak alergika dengan lokalisasi yang khas.Namun,anamnese yang seksama mengenai riwayat penyakit sering pula diperlukan.
b. Riwayat Kesehatan Lalu
Adanya riwayat dermatitis atau asma dapat menunjukkan suatu konstitusi atopik
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dermatitis pada sanak saudara khususnya pada masa kanak-kanak dapat berarti penderita tersebut juga mudah menderita dermatitis atopik .

Ø  PEMERIKSAAAN SISTEMIK PADA PENYAKIT DERMATITIS
1. Riwayat Permulaan
Dari riwayat permulaan penyakit dan hasil pemeriksaan klinis bisa ditegakkan diagnosa sementara .Perlu diperhatikan bahwa dermatitis kontak dapat terjadi setelah dermatitis tipe lainnya.Alergi kontak harus selalu dicurigai kalau kelainan dermatitis terdapat pada tangan.Kadang-kadang anamnese sepintas mengenai riwayat penyakit dapat memberikan informasi yang jelas tenteng asal mula dermatitis.Pernyataan ini khususnya berlaku pada dermatitis kontak alergika dengan lokalisasi yang khas.Namun,anamnese yang seksama mengenai riwayat penyakit sering pula diperlukan.
2. Riwayat Penyakit
Suatu riwayat penyakit yang disusun secara seksama memerlukan waktu yang cukup lama dan harus dilengkapi pada setiap kunjungan ulang .
3. Riwayat Keluarga
Dermatitis pada sanak saudara khususnya pada masa kanak-kanak dapat berarti penderita tersebut juga mudah menderita dermatitis atopik .
4.Penyakit Yang Pernah Di Derita Pada Masa Anak-anak
Adanya riwayat dermatitis atau asma dapat menunjukkan suatu konstitusi atopik.
5.Lokalisasi
Pengertian istilah ini khususnya dimaksudkan pada lokalisasi permulaan , misalnya kaki, luka pada tungkai, jari manis, tempat cedera, dibalik perhiasan.
6. Perjalanan penyakit
Lokalisasi dermatitis pada saat mulainya dapat memberikan informasi mengenai kemungkinan allergen.Suatu cedera primer dapat mempercepat perkembangan dermatitis melalui infeksi skunder atau sensitisasi terhadap obat-obat topical termasuk plester. Rasa gatal yang hebat, eritema inflamasi, vesikel kecil-kecil dan perubahan gejala yang cepat menunjukkan dermatitis yang sifatnya alergi kontak. Adanya perbaikan yang berarti pada masa liburan, akhir pecan ( weekend ) dan selam cuti sakit yang pende, dan cepat kambuhnya pnyakit tersebut setelah penderita kembali bekerja, menunjukkan kemungkinan dermatitis kontak yang bersifat alergi dan alergennya terdapat pada tempat kerja. Dermatitis yang memburuk perlaha-lahan dalam waktu beberapa setelah kembali dari cuti sakit menunjukkan dermatitis tipe iritan.
7. Kegiatan Pekerjaan
Bekerja dalam waktu yang lama dengan jabatan yang sama malahan dengan tugas yang sama tidak menjamin untuk tidak timbulnya dermatitis kontak dalam pekerjaan tersebut oleh karena bisa diperlukan waktu berpuluh-puluh tahun sebelum terjadi sensitisasi.
8.Kegemaran
Tidak jarang penyebab dermatitis ditemukan dalam suatu kegemaran atau hobi, seperti melukis, bertukang, memahat, mengunakan semen, lem, pasta, menjahit, memintal, mencuci film, pekerjaan email serta jenis-jenis kerajinan tangan lainnya dan olahraga.
9. substansi Kimia Teknis ( Chemical Technical Subtance )
Larutan pembersih, pelarut, pengilap, semir sepatu, kamfert, dll yang dijumpai sehari-hari di rumah dapat menyebabkan dermatitis kontak iritan dan alrgika.
10. Tanaman
Pada semua dermatitis kontak didaerah tangan, lengan dibawah dan muka, harus dipikirkan kemungkinan tanaman sebagai penyebabnya.Dengan efek iritannya, kulit jeruk dapat menimbulkan suatu dermatitis kontak pada tagan terus menetap.
11. Pengobatan topical dan kosmetik
Obat-obat topical, baik yang digunakan dengan resep dokter maupun oleh penderitanya sendiri, dapat menimbulkan alergi kontak yang sekunder. Pengolesan obat topical pada anggota keluarga lainnya, pada hewan pemeliharaan dan ternak dapat menyebabkan dermatitis tangan.
12kontaktan yang brasal dari suami istri
Bahan-bahan yang menimbulkan sensitifitas atau mencetuskan dermatitis bisa dipindahkan dari pasangan : parfum, deodoran, bahan pewarna/penyepuh rambut, lipstik, lanolin/profileneglikol, bahan pengawet dalam krim dan lubricant ( bahan pelincir ) vagina, parfum atau desinfektan pada pembalut wanita atau “ Hygiene Sprays “ untuk wanita, reparat konstraseptif antijamur, benzoilperksida dalam obat-obat jerawat, bahan-bahan kimiawi karet pada kondom. Senyawa-senyawa yang bisa menimbulkan kepekaan itu dapat pula terbawa pulang oleh kulit atau pakaian dari tempat kerja. Bahan-bahan iritan, misalnya fiberglass dapat dipindahkan secara langsun atau lewat mesin cuci. Air mani ( semen, seminal fluid ) dapat menyebabkan luka urtikaria kontak atau urtikaria dengan rasa gatal yang menyeluruh dan reaksi anafilaktik pada kaum wanita.
13. Gambaran dermatitis
Papula, vesikula, secret yang mongering dan edemamenunjukkan kemugkinan besar dermatitis kontak alergika, tetapi gejala ini bisa terdapat pula pada dermatitis kotak iritan. Keadaan kering dan retak-retak pada kulit menunjukkan reaksi iritan, namun keadaan ini dapat pula ditemukan pada dermatitis alergika kalau lesinya sudah terdapat tidak lama sebelumnya.
14. Gambaran kulit yang normal
Perhatikan gejala yang menonjol berupa kulit yang kering atau berlemak , lesi seborrhoeik, psoriatic atau atopik. Seluruh tubuh harus diperiksa. Pada dermatitis tangan, kedua belah kaki harus diperiksa untuk mengetahui ada tidaknya infeksi jamur atau dermatitis akibat obat-obat anti jamur.
15. Patch test
Pada kasus-kasus yang luar biasa patch test cukup dilakukan pada bahan yang paling besar kemungkinannya sebagai penyebab. Pada semua kasus dimana etiologinya tidak jelas dan khususnya jika penderita tidak segera sebuh sekalipun allergen kontak yang dicurigai sudah dihilangkan , maka patch test harus dikerjakan dengan bahan-bahan standar dan bahan-bahan yang dicurigai menurut iformasi yang diperolh riwayat penyakit.
16. Analisis kimiawi
Adanya formaldehyde dan nikel dalam bahan-bahan kontaktan yang ditelusuri dengan cara sederhan dapat memberikan informasi yang berharga.
17. Hubungan antara riwayat, status dan hasil patch test
Hubungan seperti itu harus diperiksa secara cermat. Jadi, hasil tes yang positif bisa tidak ada hubngannya dengan dermatitis kontak yang terjadi. Kita harus ingat bahwa perincian terjadinya bahan-bahan tes standar belumlah diketahui. Hubngan yang sungguh-sungguh antara riwayat penyakit, status, dan reaksi tes harus membawa kepada pengobatan yang memedai. Namun, kita harus menyadari bahwa kita masih belum dapat menegakkan diagnosis yang benar atau menelusuri penyebabnya atau mungkin pada 20-30% dari kasus-kasus yang diperiksa.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Gangguan integritas kulit b/d kekeringan pada kulit
2. Resiko kerusakan kulit b/d terpapar allergen
3. Perubahan rasa nyaman b/d pruritus
4.Gangguan citra diri b/d terbentuknya krusta

C.INTERVENSI

1.Gangguan integritas kulit b/d kekeringan pada kulit
Kriteria hasil: klien akan mempertahankan kulit agar mempunyai hidrasi yang baik dan turunnya peradangan, ditandai dengan
• Mengungkapkan peningkatan kenyamanan kulit
• Berkurangnya derajat pengelupasan kulit
• Berkurangnnya kemerahan
• Berkurangnya lecet karena garukan
• Penyembuhan area kulit yang telah rusak
Intervensi:
  • Mandi paling tidak sekali sehari selama 15 – 20 menit. Segera oleskan salep atau krim yang telah diresepkan setelah mandi. Mandi lebih sering jika tanda dan gejala meningkat.
R/ dengan mandi air akan meresap dalam saturasi kulit. Pengolesan krim pelembab selama 2 – 4 menit setelah mandi untuk mencegah penguapan air dari kulit.
  • Gunakan air hangat jangan panas.
R/ air panas menyebabkan vasodilatasi yang akan meningkatkan pruritus.
  • Gunakan sabun yang mengandung pelembab atau sabun untuk kulit sensitive. Hindari mandi busa.
R/ sabun yang mengandung pelembab lebih sedikit kandungan alkalin dan tidak membuat kulit kering, sabun kering dapat meningkatkan keluhan.
  • Oleskan/berikan salep atau krim yang telah diresepkan 2 atau tiga kali per hari.
R/salep atau krim akan melembabkan kulit.

2. Resiko kerusakan kulit b.d terpapar alergen
Kriteria hasil: klien akan mempertahankan integritas kulit, ditandai dengan
• Menghindari alergen
Intervensi:
  • Ajari klien menghindari atau menurunkan paparan terhadap alergen yang telah diketahui. R/  menghindari alergen akan menurunkan respon alergi
  • Baca label makanan kaleng agar terhindar dari bahan makan yang mengandung alergen
Hindari binatang peliharaan.
R/ jika alergi terhadap bulu binatang sebaiknya hindari memelihara binatang atau batasi keberadaan binatang di sekitar area rumah
  • Gunakan penyejuk ruangan (AC) di rumah atau di tempat kerja, bila memungkinkan.
R/ AC membantu menurunkan paparan terhadap beberapa alergen yang ada di lingkungan.

3. Perubahan rasa nyaman b.d pruritus
Kriteria hasil: klien menunjukkan berkurangnya pruritus, ditandai dengan
• Berkurangnya lecet akibat garukan
• Klien tidur nyenyak tanpa terganggu rasa gatal
• Klien mengungkapkan adanya peningkatan rasa nyaman
Intervensi:
  • Jelaskan gejala gatal berhubungan dengan penyebanya (misal keringnya kulit) dan prinsip terapinya (misal hidrasi) dan siklus gatal-garuk-gatal-garuk.
R/ dengan mengetahui proses fisiologis dan psikologis dan prinsip gatal serta penangannya akan meningkatkan rasa kooperatif.
  • Cuci semua pakaian sebelum digunakan untuk menghilangkan formaldehid dan bahan kimia lain serta hindari menggunakan pelembut pakaian buatan pabrik.
R/ pruritus sering disebabkan oleh dampak iritan atau allergen dari bahan kimia atau komponen pelembut pakaian.
  • Gunakan deterjen ringan dan bilas pakaian untuk memastikan sudah tidak ada sabun yang tertinggal.
R/ bahan yang tertinggal (deterjen) pada pencucian pakaian dapat menyebabkan iritas

4.Gangguan citra diri b/d terbentuknya krusta
Kriteria hasil:klien menyatakan penerimaan terhadap kondisi klien,ditandai dengan
• Klien nampak ikut kembali bersosialisasi
• Klien tampak tidak mengurung diri
Intervensi:
  • kaji makna perubahan status kesehatan kulit.
R/ merupakan indikator utama dalam pengkajian status gangguan citra diri
  • Berikan harapan dalam parameter situasi individu,jangan memberikan keyakinan yang salah.
R/ meningkatkan perilaku positif dan memberikan kesempatan untuk menyusun tujuan dan rencana untuk masa depan bedarsarkan realitas.
  • Berikan penguatan positif terhadap kemajuan dan dorong usaha untuk mengikuti tujuan rehabilitas.
R/ kata-kata penguatan dapat mendukung terjadinya perilaku koping positif
  • Berikan kelompok pendukung untuk orang terdekat.Berikan informasi kepada mereka bagaimana cara membantu klien.
R/ meningkatkan ventilasi perasaan dan memungkinkan respon yang lebih membantu pasien.






















DAFTAR PUSTAKA

Ø  Doenges,Marlyn.E dkk.2001.Rencana asuhan keperawatan.Edisi:3.Jakarta:penerbit buku kedokteran,EGC
Ø  Kapita selekta kedokteran II.2001.Edisi 3.Jakarta:Media Aesculapius
Ø  Google.co.id.Kata kunci “Askep Dermatitis”
Ø  Patofisiologi II.2001.Edisi 3.JakartaPenerbit buku kedokteran,EGC
Ø  Polaski, Arlene L. Luckmann’s core principles and practice of medical-surgical. Ed.1. Pennsylvania: W.B Saunders Company. 1996
Ø  Corwin, Elizabeth J. Buku saku patofisiologi/Handbook of Pathophysiology. Alih Bahasa: Brahm U. Pendit. Cetakan 1. Jakarta: EGC. 1997.
Ø  Nettina, Sandra M. Pedoman praktek keperawatan/Lippincott’s Pocket Manual of Nursing Practice. Alih Bahasa: Setiawan, sari Kurnianingsih, Monica Ester. Cetakan 1.Jakarta: EGC. 200
Ø  Smeltzer, Suzanne C. Buku ajar medikal bedah Brunner Suddarth/Brunner Suddarth’s Texbook of Medical-surgical. Alih Bahasa:Agung Waluyo…..(et.al.). ed 8 Vol 3 Jakarta: EGC 2002
Ø  Arif,Kuspuji,Rakhmi,Wahyu,Wiwiek.Kapita Selekta Kedokteran.Edisi Ketiga.FKUI,Jakarta 2001





Tidak ada komentar:

Posting Komentar