KONJUNGTIVITIS
DAN
GLAUKOMA
Oleh:
1.
Ahmad Samsul Arif.
2.
Alfi Septya.
3.
Dwi Nadzirotul.
4.
Ita Suryaningsih.
5.
Rifan Masruri,
6.
Riyana Dinastiwi.
PROGRAM STUDI
DIPLOMA III KEPERAWATAN
STIKES INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2010
A.DEFINISI
Infeksi system penglihatan merupakan kelainan gangguan
system penglihatan, terutama konjungtivitis. Konjungtivitis adalah inflamasi
konjungtiva dan ditandai dengan pembengkakan dan eksudat. Pada konjungtivitis
mata tampak merah, sehingga sering disebut mata merah. Konjungtivitis dapat
menyerang pada semua tingkat usia.
B.ETIOLOGI
- Virus (pada umumnya adenovirus)
- Bakteri or kuman ( staphylococcus dan streptococcus )
- Alergi (cuaca, debu, dll)
- Bahan kimia ( polusi udara, sabun, kosmetik, dll)
- Benda asing(kontak lensa)
C.
PATOFISIOLOGI
Mikroorganisme (virus, bakteri, jamur), bahan alergen,
iritasi menyebabkan kelopak mata terinfeksi sehingga kelopak mata tidak dapat
menutup dan membuka sempurna, karena mata menjadi kering sehingga terjadi
iritasi menyebabkan konjungtivitis. Pelebaran pembuluh darah disebabkan karena
adanya peradangan ditandai dengan konjungtiva dan sclera yang merah, edema,
rasa nyeri, dan adanya secret mukopurulent.
Akibat jangka panjang dari konjungtivitis yang dapat
bersifat kronis yaitu mikroorganisme, bahan allergen, dan iritatif menginfeksi
kelenjar air mata sehingga fungsi sekresi juga terganggu menyebabkan
hipersekresi. Pada konjungtivitis ditemukan lakrimasi, apabila pengeluaran
cairan berlebihan akan meningkatkan tekanan intra okuler yang lama kelamaan
menyebabkan saluran air mata atau kanal schlemm tersumbat. Aliran air mata yang
terganggu akan menyebabkan iskemia syaraf optik dan terjadi ulkus kornea yang
dapat menyebabkan kebutaan. Kelainan lapang pandang yang disebabkan kurangnya
aliran air mata sehingga pandangan menjadi kabur dan rasa pusing
D. TANDA DAN
GEJALA
Manakala
penderita pergi berobat, maka dokter akan memeriksa mata untuk memastikan
tanda-tanda conjungtivitis, yakni:
- Konjungtiva berwarna merah (hiperemi) dan membengkak.
- Produksi air mata berlebihan (epifora)
- Kelopak mata bagian atas nampak menggelantung (pseudoptosis) seolah akan menutup akibat pembengkakan konjungtiva dan peradangan sel-sel konjungtiva bagian atas.
- Pembesaran pembuluh darah di konjungtiva dan sekitarnya sebagai reaksi nonspesifik peradangan.
- Pembengkakan kelenjar (folikel) di konjungtiva dan sekitarnya.
- Terbentuknya membran oleh proses koagulasi fibrin (komponen protein)
- Dijumpai sekret dengan berbagai bentuk (kental hingga bernanah)
Dalam praktek sehari-hari, dokter dapat mengenali jenis
konjungtivitis melalui pemeriksaan langsung berdasarkan ciri-ciri spesifik dari
berbagai jenis konjungtivitis dan pola penyebarannya. Karenanya tidak
diperlukan pemeriksaan Laboratorium untuk menegakkan diagnosa, kecuali pada
kasus-kasus tertentu.
E.
MACAM-MACAM KONJUNGTIVITIS
- Konjungtivitis Bakteri
Konjungtivitis bakteri adalah radang konjungtiva yang
disebabkan oleh bakteri dan mudah menular
Etiologi: staphylococcus dan streptococcus
Manifestasi klinis:
- Konjungtivitis Viral
Konjungtivitis viral adalah radang konjungtiva yang
disebabkan oleh virus
Etiologi: biasanya disebabkan adenovirus, herpes simpleks,
herpes zoster dll
Manifestasi klinik: terdapat sedikit kotoran pada mata,
sedikit gatal.yang disebabkan adenovirus biasanya berjalan akut, terutama
mengenai anak-anak dan disebarkan melalui droplet atau kolam renang
- konjungtivitis alergi
konjungtiitis alergi adalah radang konjungtiva akibat reaksi
alergi terhadap noninfeksi
Etiologi: reaksi hipersensitivitas tipe cepat atau lambat,
atau reaksi antibody humoral terhadap alergen. Pada keadaan yang berat
merupakan dari sindrom steven Johnson, suatu penyakit eritema multiforme berat
akibat reaksi alergi pada orang dengan predisposisi alergi obat-obatan. Pada
pemakai mata palsu atau lensa kontak juga dapat terjadi reaksi alergi.
Manifestasi klinis: mata merah, sakit, bengkak, panas,
berair, gatal dan silau.
- konjungtivitis sika
konjungtivitis sika atau konjungtivitis dry eyes adalah
suatu keadaan keringnya permukaan konjungtiva akibat kurangnya sekresi kelenjar
lakrimal
etiologi: terjadi pada penyakit-penyakit yang menyebabkan
defisiensi komponen lemak air mata, musim, akibat penguapan berlebihan, atau
karena parut kornea.
Manifestasi klinis: gatal, mata seperti berpasir, silau dan
kadang-kadang penglihatan kabur. Sukar menggerakan kelopak mata, mata tampak
kering. Pada pemeriksaaan terdapat edemakonjungtiva bulbaris, keluhan berkurang
jika mata dipejamkan
F. PENGOBATAN
Pada umumnya konjungtivitis sembuh sendiri (self limited)
tanpa pengobatan dalam 10-14 hari. Jika diobati biasanya akan sembuh sekitar 3
hari. Pengobatan yang bersifat spesifik bergantung pada penyebabnya.
Konjungtivitis yang disebabkan oleh bakteri, dapat
menggunakan antibiotika topikal (obat tetes atau salep), misalnya Gentamycin
0,3%, Chloramphenicol 0,5%, dll. Adapun pengobatan pada konjungtivitis yang
disebabkan virus, lebih ditujukan untuk mencegah infeksi sekunder.
kebanyakan penderita konjungtivitis mengobati sendiri dengan
obat tetes mata yang dijual bebas sebagai langkah awal. Sebagian sembuh dan
sebagian akan berobat ketika dirasa makin berat dan mengganggu.
Pada konjungtivitis karena alergi, ditandai dengan mata
merah, gatal, tanpa kotoran mata dan berulang di saat-saat tertentu (misalnya
oleh paparan debu dan sejenisnya), dapat menggunakan obat tetes mata
antihistamin (antazoline 0,5%, naphazoline 0,05%, dan sejenisnya),
kortikosteroid (deksamethason 0,1%, dan sejenisnya) atau kombinasi keduanya.
Pada konjngtivitis karena virus pengobatannya hanya bersifat
sistomatik dan antibiotic diberikan untuk mencegah terjadinya infeksi
sekunder.dalam dua minggu akan sembuh dengan sendirinya.dan hindari pemakaian
steroid topical kecuali bila radang sangat hebat dan kemungkinan adanya infeksi
virus herpes simpleks.
Konjungtivitis
akut biasanya disebabkan adenovirus dan dapat sembuh sendiri sehingga
pengobatannya bersifat suportif, berupa kompres, astringen, lubrikasi. Pada
kasus berat diberikan antibiotic untuk mencegah infeksi sekunder beserta
steroid topikel.
Konjungtivitis
herpetic di obati dengan anti virus dapat diberikan analgesic untuk
menghilangkan rasa sakit. Pada permukaan dapat diberikan salep tetrasiklin
Konjungtivitis sika di berikan air mata buatan tanpa zat
pengawet karena bersifat toksit bagi kornea dan dapat menyebabkan reaksi
idiosintrasi. Dapat dilakukan terapi bedah untuk mengurangi drainase air mata.
G. UPAYA
PENCEGAHAN
Untuk
mencegah makin meluasnya penularan konjungtivitis, kita perlu memperhatikan
langkah-langkah berikut:
- Usahakan tangan tidak megang-megang wajah (kecuali untuk keperluan tertentu), dan hindari mengucek-ngucek mata.
- Mengganti sarung bantal dan handuk dengan yang bersih setiap hari.
- Hindari berbagi bantal, handuk dan saputangan dengan orang lain.
- Mencuci tangan sesering mungkin, terutama setelah kontak (jabat tangan, berpegangan, dll) dengan penderita konjungtivitis.
- Untuk sementara tidak usah berenang di kolam renang umum.
- Bagi penderita konjungtivitis, hendaknya segera membuang tissue atau sejenisnya setelah membersihkan kotoran mata.
DAFTAR
PUSTAKA
Ø http://forum.dudung.net/index.php?topic=15451.Sabtu,
30 okt 07: 15
Ø http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/09/konjugtivitis/.
Minggu, 31 okt 12:00
Ø http://yumizone.files.wordpress.com/2008/11/konjungtivitis.jpg.
Minggu, 31 okt 12:03
Ø Arif,Kuspuji,Rakhmi,Wahyu,Wiwiek.Kapita
Selekta Kedokteran.Edisi Ketiga.FKUI,Jakarta 2001
PENDAHULUAN
Glaukoma adalah penyebab kebutaan kedua terbesar di dunia setelah
katarak. Diperkirakan 66 juta penduduk dunia sampai tahun 2010 akan menderita
gangguan penglihatan karena glaukoma. Kebutaan karena glaukoma tidak bisa
disembuhkan, tetapi pada kebanyakan kasus glaukoma dapat dikendalikan.
Glaukoma disebut sebagai 'pencuri penglihatan' karena sering
berkembang tanpa gejala yang nyata. Penderita glaukoma sering tidak menyadari
adanya gangguan penglihatan sampai terjadi kerusakan penglihatan yang sudah
lanjut. Diperkirakan 50% penderita glaukoma tidak
menyadari mereka menderita penyakit tersebut.Karena kerusakan yang
disebabkan oleh glaukoma tidak dapat diperbaiki, maka deteksi, diagnosa dan
penanganan harus dilakukan sedini mungkin.
REVIEW ANATOMI
1.
Anatomi Makro
Terdiri dari :
a)
Suatu lapisan luar keras yang transparan di anterior (kornea) dan
opak di posterior (sklera).Sambungan keduanya disebut limbus.
b)
Suatu lapisan kaya pembuluh darah (koroid) melapisi segment
posterior mata dan memberi nutrisi pada permukaan dalam kornea.
c)
Korpus siliaris terletak di anterior. Korpus siliaris mengandung
otot siliaris polos yang kontraksinya mengubah bentuk lensa dan memungkinkan
fokus mata berubah-ubah.
d)
Lensa terletak di belakang iris dan disokong oleh serabut-serabut
halus (zonula) yang terbentang diantara lensa dan korpus siliaris.
e)
Sudut yang dibentuk oleh iris dan kornea (sudut iridokornea)
dilapisis oleh suatu jaringan sel dan kolagen (jaringan trabekula).pada sklera
diluar jalinan ini, canal schlemm
mengalirkan akueous humor dari bilik anterior ke dalam sistim vena,
sehingga terjadi drainase okueous.Daerah ini dinamakan sudut drainase.
PENGERTIAN
Glaukoma adalah kerusakan penglihatan yang biasanya disebabkan
oleh meningkatnya tekanan bola mata. Meningkatnya tekanan di dalam bola mata
ini disebabkan oleh ketidak-seimbangan antara produksi dan pembuangan cairan
dalam bola mata, sehingga merusak jaringanjaringan syaraf halus yang ada di
retina dan di belakang bola mata.( Klinikmatanusantara, 2008 )
Glaukoma merupakan
sekelompok penyakit kerusakan saraf optik (neuropatik optik) yang biasanya
disebabkan oleh efek peningkatan tekanan okuler pada papil saraf.Iskemia
tersendiri pada papil saraf optik juga penting.Hilangnya akson juga dapat
menyebabkan defek lapang pandang dan hilangnya tajam penglihatan jika lapang
pandang sentral terkena.( lecturing notes :oftalmologi, 2006 )
ETIOLOGI
Penyebab dari glaukoma
adalah sebagai berikut :
1.
Trauma
2.
Pembedahan mata
3.
Terkait dengan penyakit mata lainnya (misal uveitis )
4.
Peningkatan tekanan vena episklera
5.
Terinduksi steroid
KLASIFIKASI
Klasifikasi glaukoma
berdasarkan pada mekanisme berkurangnya absorpsi dibagi menjadi
a.
Glaukoma primer
b.
Glaukoma kongenital
c.
Glaukoma sekunder
A. Glaukoma primer
Dibedakan lagi menjadi :
Ø Glaukoma sudut terbuka
primer
Struktur jalinan trabekula terlihat normal namun terjadi
peningkatan resistensi aliran keluar aqueous yang menyebabkan peningkatan
tekanan okuler
Ø Glaukoma sudut terbuka
kronis
Epidemiologi
Mengenai 1 dari 200 orang pada populasi diatas 40 tahun, mengenai
laki-laki dan perempuan sama banyak.prevalensi meningkat sesuai usia sampai
hampir 10% pada populasi berusia lebih dari 80 tahun.Mungkin terdapat riwayat
keluarga meski cara penurunan belum jelas.
Genetika
Keluarga derajat pertama(terdekat) pasien dengan glaukoma sudut
terbuka kronis memiliki kemungkinan hingga 16% mengalami penyakit ini.pewarisan
keadaan ini kompleks.
Penyebabnya adalah :
§ Penebalan lamela
trabekula yang mengurangi ukuran pori.
§ Berkurangnya jumlah sel
trabekula.
§ Peningkatan bahan
ekstraselular pada jalinan trabekula.
Ø Glaukoma sudut tertutup
Keadaan ini
timbul pada mata yang kecil (sering pada hipermetropia) dengan bilik mata
anterior yang dangkal.kadang sebagei respon terhadap dilatasi pupil, resistensi
ini meningkat dan gradien tekanan menyebabkan iris melengkung ke depan sehingga
menutup sudut drainase.
Epidemiologi
Mengenai 1
dari 1000 orang yang berusia lebih dari 40 tahun, perempuan lebih sering
terkena dibanding laki-laki.Pasien dengan sudut tertutup primer kemungkinan
besar rabun dekat karena berukuran kecil dan struktur bilik mata anterior lebih
padat.
B. Glaukoma konginetal
Ditemukan pada saat kelahiran atau segera setelah kelahiran,
biasanya disebabkan oleh sistem saluran pembuangan cairan di dalam mata tidak
berfungsi dengan baik. Akibatnya tekanan bola mata meningkat terus dan
menyebabkan pembesaran mata bayi, bagian depan mata berair dan berkabut dan
peka terhadap cahaya.( Klinikmatanusantara,2008 )
Glaukoma kongenital terdiri dari berbagai penyakit.dapat timbul
dari lahir ataupun dalam tahun pertama.
Gejala dan tanda :
o Mata berair berlebihan
o Peningkatan diameter
kornea (buftalmos )
o Kornea berawan karena
edema epitel
o Terpisahnya membran
descement
C. Glaukoma sekunder
disebabkan oleh kondisi lain seperti katarak, diabetes, trauma,
arthritis maupun operasi mata sebelumnya. Obat tetes mata atau tablet yang mengandung steroid juga
dapat meningkatkan tekanan pada mata. Karena itu tekanan pada mata harus diukur
teratur bila sedang menggunakan obat-obatan tersebut.
Pada glaukoma sekunder tekanan intraokuler biasanya meningkat
karena tersumbatnya jalinan trabekula.jaringan ini dapat tersumbat oleh :
o Darah (hifema), setelah
trauma tumpul terutama yang merusak sudut (resesi sudut) dan juga penutupan
sudut.
o Sel-sel radang (uveitis).
o Pigmen dari iris (sindrom
dispersi pigmen).
o Deposisi bahan oleh yang
dihasilkan epitel lensa, iris, dan badan
siliar pada jalinan trabekula (glaukoma pseudoeksfoliatif).
o Obat-obatan yang meningkatkan
resistensi jaringan (glaukoma yang terinduksi steroid).
o Pembuluh darah irs yang
abnormal dapat mengobstruksi sudut dan menyebabkan iris melekat pada kornea
perifer, sehingga menutup sudut (rubeosis iridis).
o Melanoma koroid yang
besar dapat mendorong iris ke depan mendekati kornea perifer sehingga
menyebabkan serangan akut glaukoma sudut tertutup.
o Katarak dapat membengkak
dan mendorong iris kedepan sehingga menutup sudut drainase.
o Uveitis dapat menyebabkan
iris menempel ke jaringan trabekula.
PEMERIKSAAN DIAGNOSIS
Pemeriksaan mata secara teratur dan deteksi dini adalah cara
terbaik untuk mencegah kerusakan penglihatan akibat glaukoma. Riwayat penyakit
Anda akan diteliti dokter spesialis mata Anda untuk mencari faktor resiko
glaukoma. Sebuah alat khusus yang disebut Tonometer digunakan untuk mengukur
tekanan pada mata.
Ø Mengukur tekanan okuler
dengan Tonometer
Tekanan normal sebesar 15,5 mmHg.Batasannya ditentukan sebagai 2
standar deviasi diatas dan dibawah rata-rata (11-21 mmHg).Pada glaukoma sudut
terbuka kronis , tekanan ini biasanya sebesar 22-40 mmHg.Pada glaukoma sudut
tertutup, tekanan meningkat hingga diatas 60 mmHg.
Ø Memeriksa sudut
iridokornea dengan lensa Genioskopi
Untuk mengetahui adanya
sudut terbuka.
Ø Pemeriksaan lempeng optik
dengan bantuan Oftalmoskop
Cupping merupakan ciri niomal dari lempeng optik.Lempeng dinilai
dengan memperkirakan rasio ventrikal mangkuk terhadap lempeng sebagai suatu
keseluruhan (rasio mangkuk terhadap lempeng, cup to disc ratio).
Pada mata normal, rasio tidak
lebih dari 0,4.namun terdapat kisaran angka yang cukup besar (0-0,8).ukuran
amngkuk optik berkaitan dengan ukuran lempeng optik.
Pada glaukoma kronis,
mangkuk sentral meluas dan pinggir serabut saraf (pinggir neuroretina) menjadi
lebih tipis.
Ø Pemeriksaan
lapang pandang
Pemeriksaan lapang penglihatan atau Perimetry bertujuan untuk
melihat luasnya kerusakan syaraf mata. Selama pemeriksaan ini Anda akan diminta
untuk melihat suatu titik di tengah layar dan menekan tombol ketika Anda
melihat munculnya titik-titik cahaya di sekitar layar.
Ø Foto
Syaraf Optik
Foto syaraf optik yang baik dapat membantu dokter mata Anda
melihat hal-hal detil pada syaraf optik Anda dan sekaligus mendokumentasikan perubahan/perkembangan
pada syaraf optik Anda dari waktu ke waktu
TERAPI
Terapi bertujuan untuk mengurangi tekanan intraokuler.Tingkat
penurunan tekanan bervariasi diantara pasien, dan tingkat penurunan ini harus
meminimalkan hilangnya penglihatan glukomatosa lebih lanjut.hal ini membutuhkan
pengawasan yang teliti
Meskipun belum ada cara untuk memperbaiki kerusakan penglihatan
yang terjadi akibat glaukoma, pada kebanyakan kasus glaukoma dapat
dikendalikan.Glaukoma dapat ditangani dengan obat tetes mata, tablet, tindakan
laser atau operasi yang bertujuan untuk menurunkan/menstabilkan tekanan bola
mata dan mencegah kerusakan penglihatan lebih lanjut.Semakin dini deteksi
glaukoma maka akan semakin besar tingkat kesuksesan pencegahan kerusakan
penglihatan.
Ø Obat-obat Topikal
Penggunaan obat-obat topikal yang sering digunakan dalam terapi
glaukoma.pada glaukoma sudut terbuka kronis, penyekat (blocker)-β adrenergik
topikal biasanya pilihan pertama (meskipun obat-obat baru telah melampauinya,
menawarkan penggunaan dosis yang lebih nyaman dan efek samping lebih sedikit,
misal analog prostaglandin).Obat ini bekerja dengan mengurangi aqueous.Penyekat-β
selektif-β, yang memiliki sedikit efek samping sistemik telah tersedia namun
harus digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan penyakit saluran napas,
terutama asma, yang dapat mengalmi eksaserbasi bahkan dengan dosis kecil
penyekat-β yang diserap secara sistemik.
Ø Obat
Tetes Mata
Obat tetes mata glaukoma adalah bentuk penanganan yang paling umum
dan paling awal diberikan oleh dokter mata Anda. Obat tetes mata glaukoma harus
digunakan sesuai dengan petunjuk dokter.Dokter mata Anda akan merekomendasikan
obat tetes mata glaukoma yang paling sesuai untuk Anda dan memonitor kondisi
mata Anda. Ada kalanya dokter mata Anda perlu mengganti jenis maupun dosis obat
tetes glaukoma sesuai dengan perkembangan kondisi mata Anda.
Ø Laser
Trabeculoplasty (LTP)
Laser Trabeculoplasty (LTP)
adalah prosedur laser yang biasanya digunakan untuk menangani glaukoma
sudut-terbuka. Ada kalanya Anda tetap perlu melanjutkan penggunaan obat tetes
mata glaukoma sesudah Laser Trabeculoplasty.
Ø Terapi Bedah
Pembedahan drainase (trabekulektomi)
dilakukan dengan membuat fistula diantara bilik anterior dan ruang
subkonjungtiva.Operasi ini biasanya efektif dalam menurunkan tekanan
intraokuler.secara bermakna.Telah banyak dilakukan secara dini sebagai terapi
glaukoma.
Namun terdapat pula
komplikasi karena pembedahan diantaranya adalah :
v Penyempitan bilik
anterior pada masa pascaoperasi dini yang berisiko merusak lensa dan kornea.
v Infeksi intraokuler.
v Kemungkinan percepatan
perkembangan katarak.
v Kegagalan mengurangi
tekanan intraokuler yang adekuat.
Beberapa pengobatan topikal, terutama obat simpatomimetik, dapat
meningkatkan pembentukan parut konjungtiva dan menurunkan kemungkinan
keberhasilan pembedahan bila saluran drainase yang baru mengalami parut dan
menjadi nonfungsional.Pada pasien yang rentan terhadap pembentukan parut, obat
antimetabolit (5-fluororurasil dan mitomisin) dapat digunakan pada saat
pembedahan untuk mencegah fibrosis.
Penelitian terbaru telah menguji manfaat memodifikasi operasi
dengan mengangkat sklera dibawah flap sklera namun tidak membuat fistula ke
dalam bilik anterior.manfaat jangka panjang dari prosedur ini masih diteliti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar