DERMATITIS
![]() |
Oleh:
1.
Dwi Nadzirotul ulfah
2.
Eva Nur Alfia
3.
Firman Rochimin
4.
Rohmatul Dwi Sasmita
5.
Windah Agustina
6.
Yendara Satria
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
STIKES INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2010
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Kami
tim penulis makalah mengenai Asuhan Keperawatan Dermatitis mengucapkan puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya kita
dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah
ini disajikan dalam bentuk penjelasan, etiologi, patofisiologi, manifestasi
klinis, penatalaksanaan sekaligus mengenai asuhan keperawatan tentang penyakit
Dermatitis.
Kami
menyadari bahwa dengan menyusun atau menulis makalah ini masih banyak
kekuranganya, kritik dan saran kami harapkan dari teman-teman dan Dosen
pembimbing kami.
Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan bisa mengembangkan pengetahuan kita
tentang Asuhan Keperawatan Dermatitis.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.
Jombang, Nopember 2010
Tim
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL……………………………………………………………………………………………………………………i
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………………………ii
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………………………………………………………iii
BAB
I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………………………………3
BAB
II PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………………………………4
A. PENGERTIAN……………………………………………………………………………………………………………
4
B. ETIOLOGI…………………………………………………………………………………………………………………
4
C. MANIFESTASI
KLINIS……………………………………………………………………………………………….. 4
D. PATOFISIOLOGI…………………………………………………………………………………………………………5
E. PENCEGAHAN………………………………………………………………………………………………………….
6
F. PENGOBATAN………………………………………………………………………………………………………….
6
G. KLASIFIKASI……………………………………………………………………………………………………………..
7
BAB
III ASUHAN KEPERAWATAN……………………………………………………………………………………………19
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………………………………………………………….26
PENDAHULUAN
Kulit
merupakan organ terbesar pada tubuh manusia mebungkus otot-otot dan organ
dalam. Kulit merupakan jalinan pembuluh darah, saraf, dan kelenjar yang tidak
berujung, semuanya memiliki potensi untuk terserang penyakit. Kulit berfungsi
melindungi tubuh dari trauma dan merupakan benteng pertahanan terhadap bakteri.
Kehilangan panas dan penyimpanan panas diatur melalui vasodilatasi
pembuluh-pembuluh darah kulit atau sekresi kelenjar keringat. Organ-organ
adneksa kulit seperti kuku dan rambut telah diketahui mempunyai nilai-nilai
kosmetik. Kulit juga merupakan sensasi raba, tekan, suhu, nyeri, dan nikmat
berkat jalinan ujung-ujung saraf yang saling bertautan.
Secara
mikroskopis kulit terdiri dari tiga lapisan: pidermis, dermis, dan lemak
subkutan. Epidermis, bagian terluar dari kulit dibagi menjadi dua lapisan utama
yaitu stratum korneum dan stratum malfigi. Dermis terletak tepat di bawah
pidermis, dan terdiri dari serabut-serabut kolagen, elastin, dan retikulin yang
tertanam dalam substansi dasar. Matriks kulit mengandung pembuluh-pembuluh
darah dan saraf yang menyokong dan memberi nutrisi pada epidermis yang sedang
tumbuh. Juga terdapat limfosit, histiosit, dan leukosit yang melindungi tubuh
dari infeksi dan invasi benda-benda asing. Di bawah dermis terdapat lapisan
lemak subcutan yang merupakan bantalan untuk kulit,, isolasi untuk pertahankan
suhu tubuh dan tempat penyimpanan energi.
Salah
satu penyakit kulit yang paling sering dijumpai yakni DERMATITIS yang lebih
dikenal sebagai eksim, merupakan penyakit kulit yang mengalami peradangan.
Dermatitis dapat terjadi karena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis,
terutama kulit yang kering. Umumnya enzim dapat menyebabkan pembengkakan,
memerah, dan gatal pada kulit. Dermatitis tidak berbahaya, dalam arti tidak
membahayakan hidup dan tidak menular. Walaupun demikian, penyakit ini jelas
menyebabkan rasa tidak nyaman dan amat mengganggu. Dermatitis muncul dalam
beberapa jenis, yang masing-masing memiliki indikasi dan gejala Dermatitis yang
muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun yang terdapat
pada berbeda, antara lain dermatitis kontak, neurodermatitis, dermatitis
numularis, dermatitis statis, dan dermatofitosis.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN
Dermatitis
merupakan epidermo-dermatitis dengan gejala subyektif pruritus. Obyektif tampak
inflamasi eritema, vesikula, eksudasi, dan pembentukan sisik. Tanda-tanda
polimorfik tersebut tidak selalu timbul pada saat yang sama. Penyakit
bertendensi residif dan menjadi sama.
Dermatitis
adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon terhadap faktor
eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi
polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, linefikasi) dan gatal.
Tanda polimorfik tidak selalu timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa
(oligomorfik). dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis. Sinonim
dermatitis adalah eksem. Ada yang membedakan antara dermatitis dan eksem,
tetapi pada umumnya menganggap sama.
ETIOLOGI
Penyebab
dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia, fisik
(contoh : sinar), mikroorganisme (bakteri, jamur); dapat pula dari dalam
(endogen), misalnya dermatitis atopik. Sebagian lain tidak diketahui pasti.
Banyak
macam dermatitis yang belum diketahui patogenesisnya, terutama yang penyebabnya
fakktor endogen. Yang telah banyak dipelajari adalah tentang dermatitis kontak,
baik yang tipe alergik maupun iritan primer.
MANIFESTASI KLINIS
Pada
umumnya penderita dermatitismengeluh gatal. Kelainan kulit bergantung pada
stadium penyakit, batasnya dapat tegas dapat pula tidak tegas, penyebarannya
dapat setempat, generalisata, bahkan universalis. Pada stadium akut kelainan
kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula, erosi dan eksudasi, sehingga
tampak basah (medidans). Stadium subakut, eritema berkurang, eksudat mengering
menjadi krusta. Sedang pada

PENCEGAHAN
Mencegah
penyakit kulit dermatitis berarti menghindari kontak dengan substansi tertentu
seperti sabun/detergen penyebab iritasi kulit, atau kontak dengan tanaman
merambat. Menghindari kulit kering juga salah satu cara mencegah terjadinya
eksim.
Berikut
cara meminimalisir dermatitis yaitu sbb :
• Tidak terlalu sering berenang. Setelah
berenang, segera bilas badan dengan air hangat.
• Tidak berganti-ganti sabun mandi. Hanya
gunakan sabun mandi yang lembut, tidak berbusa dan tidak menghilangkan minyak
natural tubuh. Pastikan yang digunakan untuk mandi adalah air bersih.
• Keringkan tubuh, gosok tubuh dengan handuk
yang lembut segera setelah mandi–sampai air yang melekat di kulit tersapu
dengan handuk.
• Gunakan pelembab pada kulit, menjaga kulit
tetap lembab dengan produk-produk yang dijual bebas. Berikan perhatian lebih
pada bagian tubuh seperti kaki, lengan, punggung, dan samping tubuh.
•
Perawatan diri bagi orang yang telanjur terkena dermatitis:
• Hindari goresan yang ditimbulkan garukan
karena rasa gatal pada kulit.
• Lindungi kulit yang terasa gatal dengan
pakaian jika tidak dapat menahan diri untuk
menggaruknya.
• Gunakan sarung tangan pada malam hari saat
akan tidur, mencegah menggaruk secara tak sengaja.
•
Gunakan pakaian yang tidak memicu keluarnya keringat berlebihan.
• Hindari kontak dengan barang yang berbahan
dari wool seperti pada karpet atau baju.
PENGOBATAN
Pengobatan
yang tepat didasarkan atas kausa, yaitu menyingkirkan penyebabnya. Tetapi,
seperti diketahui penyebab dermatitis multi faktor, kadang juga tidak diketahui
pasti, maka pengobatan bersifat simtomatis, yaitu dengan
menghilangkan/mengurangi keluhan dan menekan peradangan. Pada kasus ringan
dapat diberikan antihistamin, atau antihistamin dikombinasi dengan
antiserotonin, antibradikinin, anti-SRA, dan sebagainya. Pada kasus akut dan
berat dapat diberi kortikosteroid.
Prinsip
umum terapi topikal diuraikan di bawah ini:
1.
Dermatitis akut/basah (medidans) harus diobati secara basah (kompres terbuka).
Bila subakut, diberi losio (bedak kocok), krim, pasta, atau linimentum (pasta
pendingin). Krim diberikan pada daerah yang berambut, sedang pasta pada daerah
yang tidak berambut. Bila kronik, diberi salap.
2.
Makin berat atau akut penyakitnya, makin rendah persentase obat spesifik.
JENIS – JENIS DERMATITIS
- Dermatitis Kontak iritan
Sinonim:
Dermatitis
venenata, dermatitis industri, dan lain-lain.
- Epidemiologi
Dermatitis
kontak iritan dapat diderita oleh semua orang dari berbagai golongan umur, ras,
dan jenis kelamin. Jumlah penderita dermatitis kontak iritan diperkirakan cukup
banyak, namun angkanya secara tepat sulit diketahui. Hal ini disebabkan antara
lain oleh banyak penderita dengan kelainan ringan tidak datang berobat.
- Etiologi
Penyebab
munculnya dermatitis jenis ini ialah bahan yang bersifat iritan, misalnya bahan
pelarut, detergen, minyak pelumas, asam, alkali, dan serbuk kayu. Kelainan
kulit yang terjadi selain ditentukan oleh ukuran molekul, daya larut,
konsentrasi, kohikulum, serta suhu bahan iritan tersebut, juga dipengaruhi oleh
faktor lain. Faktor yang dimaksud yaitu : lama kontak, kekerapan (terus-menerus
atau berselang) adanya oklusi menyebabkan kulit lebih permeabel, demikian juga
gesekan dan trauma fisis.
Suhu
dan kelembaban lingkungan juga ikut berperan. Faktor individu juga berpengaruh
pada dermatitis kontak iritan, misalnya perbedaan ketebalan kulit di berbagai
tempat menyebabkan perbedaan permeabilitas; usia (anak di bawah umur 8 tahun
lebih mudah teriritasi); ras (kulit hitam lebih tahan dari pada kulit putih);
jenis kelamin (insidens dermatitis kontak iritan lebih tinggi pada wanita);
penyakit kulit yang pernah atau sedang dialami (ambang rangsang terhadap bahan
iritan turun), misalnya dermatitis atopik.
- Patogenesis
Kelainan
kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh bahan iritan melalui
kerja kimiawi maupun fisik. Bahan irisan merusak lapisan tanduk, denaturasi
keratin, menyingkirkan lemak lapisan tanduk, dan mengubah daya ikat air kulit.
Keadan ini akan merusak sel epidermis. Ada dua jenis bahan iritan yaitu :
iritan kuat dan iritan lemah. Iritan kuat akan menimbulkan kelainan kulit pada
pajanan pertama pada hampir semua orang, sedang iritan lemah hanya pada mereka
yang paling rawan atau mengalami kontak berulang-ulang. Faktor kontribusi,
misalnya kelembaban udara, tekanan, gesekan dan oklusi, mempunyai andil pada
terjadinya kerusakan tersebut.
- Gejala klinis
Sebagaimana
disebabkan diatas bahwa ada dua jenis bahan iritan, maka dermatitis kontak
iritan juga ada dua macam yaitu dermatitis kontak iritan akut dan dermatitis
kontak iritan kronis. Dermatititis kontak iritan akut Penyebabnya iritan kuat,
biasanya karena kecelakaan. Kulit terasa pedih atau panas, eritema, vesikel,
atau bula. Luas kelainan umumnya sebatas daerah yang terkena, berbatas tegas.
Pada
umumnya kelainan kulit muncul segera, tetapi ada segera, tetapi ada sejumlah
bahan kimia yang menimbulkan reaksi akut lambat misalnya podofilin, antralin,
asam fluorohidrogenat, sehingga dermatitis kontak iritan akut lambat. Kelainan
kulit baru terlihat setelah 12-24 jam atau lebih. Contohnya ialah dermatitis
yang disebabkan oleh bulu serangga yang terbang pada malam hari (dermatitis
venenata); penderita baru merasa pedih setelah esok harinya, pada awalnya
terlihat eritema dan sorenya sudah menjadi vesikel atau bahkan nekrosis.
Dermatitis kontak iritan kroniS.
Nama
lain ialah dermatitis iritan kumulatif, disebabkan oleh kontak dengan iritan
lembah yang berulang-ulang (oleh faktor fisik, misalnya gesekan, trauma mikro,
kelembaban rendah, panas atau dingin; juga bahan contohnya detergen, sabun,
pelarut, tanah, bahkan juga air). Dermatitis kontak iritan kronis mungkin
terjadi oleh karena kerjasama berbagai faktor. Bisa jadi suatu bahan secara
sendiri tidak cukup kuat menyebabkan dermatitis iritan, tetapi bila bergabung
dengan faktor lain baru mampu. Kelainan baru nyata setelah berhari-hari,
berminggu atau bulan, bahkan bisa bertahun-tahun kemudian. Sehingga waktu dan
rentetan kontak merupakan faktor paling penting.
Dermatitis
iritan kumulatif ini merupakan dermatitis kontak iritan yang paling sering
ditemukan.Gejala klasik berupa kulit kering, eritema, skuama, lambat laun kulit
tebal (hiperkeratosis) dan likenifikasi, batas kelainan tidak tegas. Bila
kontak terus berlangsung akhirnya kulit dapat retak seperti luka iris (fisur),
misalnya pada kulit tumit tukang cuci yang mengalami kontak terus menerus
dengan deterjen. Ada kalanya kelainan hanya berupa kulit kering atau skuama
tanpa eritema, sehingga diabaikan oleh penderita. Setelah kelainan dirasakan
mengganggu, baru mendapat perhatian. Banyak pekerjaan yang beresiko tinggi yang
memungkinkan terjadinya dermatitis kontak iritan kumulatif, misalnya : mencuci,
memasak, membersihkan lantai, kerja bangunan, kerja di bengkel dan berkebun.
- Histopatologi
Gambaran
histopatologik dermatitis kontak iritan tidak karakteristik. Pada dermatitis
kontak iritan akut (oleh iritan primer), dalam dermatitis terjadi vasodilatasi
dan sebukan sel mononuklear dan determis bagian atas. Eksositosis di epidermis
disertai spongiosis dan edema intrasel, dan akhirnya terjadi nekrosis
epidermal. Pada keadaan berat, kerusakan epidermis ini dapat menimbulkan bula
subepidermal.
- Diagnosis
Diagnosis
dermatitis kontak iritan didasarkan atas anamnesis yang cermat dan pengamatan
gambaran klinis. Dermatitis kontak iritan akut lebih mudah diketahui karena
munculnya lebih cepat sehingga penderita pada umumnya masih ingat apa yang
menjadi penyebabnya. Sebaliknya, dermatitis kontak irita kronis, timbulnya
lambat serta mempunyai variasi gambaran klinis yang luas, sehingga adakalanya
sulit dibedakan dengan dermatitis kontak alergi. Untuk ini diperlukan uji
tempel dengan bahan yang dicurigai.
- Pengobatan
Upaya
pengobatan dermatitis kontak iritan yang terpenting adalah menyingkirkan
pajanan bahan iritan, baik yang bersifat mekanik, fisik maupun kimiawi. Bila
hal ini dapat dilaksanakan dengan sempurna, dan tidak terjadi komplikasi, maka
dermatitis iritan tersebut akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan
topikal, mungkin cukup dengan pelembab untuk memperbaiki kulit yang kering.
Apabila
diperlukan, untuk mengatasi peradangan dapat diberikan kortikosteroid topikal,
misalnya hidrokortison, atau untuk kelainan yang kronis bisa diawali dengan
kortikosteroid yang lebih kuat. Pemakaian alat pelindung yang adekuat
diperlukan bagi mereka yang bekerja dengan bahan iritan, untuk mencegah kontak
dengan bahan tersebut.
- Prognosis
Bila
bahan iritan penyebab dermatitis tersebut tidak dapat disingkirkan dengan
sempurna, maka prognosisnya kurang baik. Keadaan ini sering terjadi pada
dermatitis kontak iritan kronis yang penyebabnya multi factor.


- Dermatitis Kontak alergik
- Epidimiologi
Bila
dibandingkan dengan dermatitis kontak iritan, jumlah penderita dermatitis
kontak alergik lebih sedikit, karena hanya mengenai orang yang kulitnya sangat
peka (hipersensitif). Namun sedikit sekali informasi mengenai prevalensi
dermatitis ini di masyarakat.
- Etiologi
Penyebab
dermatitis kontak alergik adalah alergen, paling sering berupa bahan kimia
dengan berat molekul kurang dari 500-1000 Da, yang juga disebut bahan kimia sederhana.
Dermatitis yang timbul dipengaruhi oleh potensi sensitisasi alergen, derajat
pajanan, dan luasnya penetrasi di kulit.
- Patogenesis
Mekanisme
terjadinya kelainan kulit pada dermatitis kontak alergi adalah mengikuti
respons imun yang diperantarai oleh sel (cell-mediated immune respons) atau
reaksi tipe IV. Reaksi hipersensitivitas di kulit timbulnya lambat (delayed
hypersensitivit), umumnya dalam waktu 24 jam setelah terpajan dengan alergen.
Sebelum
seorang pertama kali menderita dermatitis kontak alergik, terlebih dahulu
mendapatkan perubahan spesifik reaktivitas pada kulitnya. Perubahan ini terjadi
karena adanya kontak dengan bahan kimia sederhana yang disebut hapten yang akan
terikat dengan protein, membentuk antigen lengkap. Antigen ini ditangkap dan
diproses leh makrofag dan sel Langerhans, selanjutnya dipresentasikan ke sel T.
Setelah kontak dengan yang telah diproses ini, sel T menuju ke kelenjar getah
bening regional untuk berdeferensiasi dan berproliferasi membentuk sel T
efektor yang tersensitisasi secara spesifik dan sel memori. Sel-sel ini
kemudian tersebar melalui sirkulasi ke seluruh tubuh, juga sistem limfoid,
sehingga menyebabkan keadaan sensitivitas yang sama di seluruh kulit tubuh.
Fase saat kontak pertama alergen sampai kulit menjadi sensitif disebut fase
induksi atau fase sensitisasi.
Fase
ini rata-rata berlangsung selama 2-3 minggu. Pada umumnya reaksi sensitisasi
ini dipengaruhi oleh derajat kepekaan individu, sifat sensitisasi alergen
(sensitizer), jumlah alergen, dan konsentrasi. Sensitizer kuat mempunyai fase
yang lebih pendek, sebaliknya sensitizer lembah seperti bahan-bahan yang
dijumpai pada kehidupan sehari-hari pada umumnya kelainan kulit pertama muncul
setelah lama kontak dengan bahan tersebut, bisa bulanan atau tahunan. Sedangkan
periode saat terjadinya pajanan ulang dengan alergen yang sama atau serupa
sampai timbulnya gejala klinis disebut fase elisitasi, umumnya berlangsung
antara 24-48 jam.
- Gejala
Penderita
pada umumnya mengeluh gatal. Kelainan kulit bergantung pada keparahan
dermatitis. Pada yang akut dimulai dengan bercak eritema berbatas jelas,
kemudian diikuti edema, papulovesikel, vesikel atau bula. Vesikel atau bula
dapat pecah menimbulkan erosi dan eksudasi (basah). Pada yang kronis terlihat
kulit kering, berskuama, papul, likenifikasi dan mungkin juga fisur, batasnya
tidak jelas. Kelainan ini sulit dibedakan dengan dermatitis kontak iritan
kronis; mungkin penyebabnya juga campuran.
Berbagai
lokalisasi terjadinya dermatitis kontak : Tangan. Kejadian dermatitis kontak
baik iritan maupun alergik paling sering di tangan, misalnya pada ibu rumah
tangga. Demikian pula kebanyakan dermatitis kontak akibat kerja ditemukan di
tangan. Sebagian besar memang oleh karena bahan iritan. Bahan penyebabnya
misalnya deterjen, antiseptik, getah sayuran/tanaman, semen, dan pestisida.
Lengan. Alergen umumnya sama dengan pada tangan, misalnya oleh jam tangan
(nikel), sarung tangan karet, debu semen, dan tanaman. Di aksila umumnya oleh
bahan pengharum Wajah. Dermatitis kontak pada wajah dapat disebabkan oleh bahan
kosmetik, obat topikal, alergen yang di udara, nekel (tangkai kaca mata). Bila
di bibir atau sekitarnya mungkin disebabkan oleh lipstik, pasta gigi, getah
buah-buahan. Dermatitis di kelopak mata dapat disebabkan oleh cat kuku, cat rambut,
eyeshadows, dan obat mata. Telinga. Anting atau jepit telinga terbuat dari
nikel, penyebab dermatitis kontak pada cuping telinga. Penyebab lain, misalnya
obat topikal, tangkai kaca mata, cat rambut, hearing-aids. Leher. Penyebanya
kalung dari nikel, cat kuku (yang berasal dari ujung jari), parfum, alergen di
udara, zat warna pakaian.
Badan.
Dermatitis kontak di badan dapat disebabkan oleh pakaian, zat warna, kancing
logam, karet (elastis, busa), plastik, dan detergen. Genitalia. Penyebabnya
dapat antiseptik, obat topikal, nilon, kondom, pembalut wanita, dan alergen
yang ada di tangan.
Paha
dan tungkai bawah. Dermatitis di tempat ini dapat disebabkan oleh pakaian,
dompet, kunci (nikel) di saku, kaos kaki nilon, obat topikal (misalnya anestesi
lokal, neomisin, etilendiamin), semen, dan sepatu.
- Diagnosis
Diagnosis
didasarkan atas hasil anamnesis yang cermat dan pemeriksaan klinis yang teliti.
Pertanyaan mengenai kontaktan yang dicurigai didasarkan kelainan kulit yang
ditemukan. Misalnya, ada kelainan kulit berupa lesi numular di sekitar
umbilikus berupa hiperpigmentasi, likenifikasi, dengan papul dan erosi, maka
perlu ditanyakan apakah penderita memakai kancing celana atau kepala ikat
pinggang yang terbuat dari logam (nikel).
Data
yang berasal dari anamnesis juga meliputi riwayat pekerjaan, hobi, obat topikal
yang pernah digunakan, obat sistemik, kosmetika, bahan-bahan yang diketahui
menimbulkan alergi, penyakit kulit yang pernah dialami, serta penyakit kulit
pada keluarganya (misalnya dermatitis atopik, psoriasis). Pemeriksaan fisis
sangat penting, karena dengan melihat lokalisasi dan pola kelainan kulit
seringkali dapat diketahui kemungkinan penyebabnya. Misalnya, di ketiak oleh
deodoran, di pergelangan tangan oleh jam tangan, dan di kedua kaki oleh sepatu.
Pemeriksaan hendaknya dilakukan pada seluruh permukaan kulit, untuk melihat
kemungkinan kelainan kulit lain karena sebab-sebab endogen.
- Pengobatan
Hal
yang perlu diperhatikan pada pengobatan dermatitis kontak adalah upaya
pencegahan terulangnya kontak kembali dengan alergen penyebab, dan menekan
kelainan kulit yang timbul.
Kortikosteoroid
dapat diberikan dalam jangka pendek untuk mengatasi peradangan pada dermatitis
kontak alergi akut yang ditandai dengan eritema, edema, bula atau vesikel,
serta eksufatif (madidans), misalnya prednison 30 mg/hari. Umumnya kelainan
kulit akan mereda setelah beberapa hari. Kelainan kulitnya cukup dikompres
dengan larutan garam faal.
Untuk
dermatitis kontak alergik yang ringan, atau dermatitis akut yang telah mereda
(setelah mendapat pengobatan kortikosteroid sistemik), cukup diberikan
kortikosteroid topikal.
- Prognosis
Prognosis
dermatitis kontak alergi umumnya baik, sejauh bahan kontaktannya dapat
disingkirkan. Prognosis kurang baik dan menjadi kronis, bila bersamaan dengan
dermatitis oleh faktor endogen (dermatitis atopik, dermatitis numularis, atau
psoriasis), atau pajanan dengan bahan iritan yang tidak mungkin dihindari.

- Neurodermatitis
Timbul
karena goresan pada kulit secara berulang, bisa berwujud kecil, datar dan dapat
berdiameter sekitar 2,5 sampai 25 cm. Penyakit ini muncul saat sejumlah pakaian
ketat yang kita kenakan menggores kulit sehingga iritasi. Iritasi ini memicu
kita untuk menggaruk bagian yang terasa gatal. Biasanya muncul pada pergelangan
kaki, pergelangan tangan, lengan dan bagian belakang dari leher.
- Etiologi
Etiologi
belum diketahui dengan pasti. Biasanya timbul pada orang yang kurang istirahat,
gangguan emosi, misalnya mudah gugup, cemas dan eritable.
- Manifestasi Klinik
Subjektif
sangat gatal sehingga pasien suka menggaruk.Dengan menggaruk maka timbul
ekskoriasi dan keinginan ingin menggaruk lagi.Terlihat area
sirkumskripta,dengan hiperpigmentasi,likenifikasi,dan papul-papul serta
biasanya banyak bekas garukan.Lokasi tersering ialah bagian belakang dan
lateral tengkuk,daerah ante kubital,ante popliteal,serta pergelangan kaki
bagian anterior.
- Dermatitis serboroik
Kulit
terasa berminyak dan licin; melepuhnya sisi-sisi dari hidung, antara kedua
alis, belakang telinga serta dada bagian atas. Dermatitis ini seringkali
diakibatkan faktor keturunan, muncul saat kondisi mental dalam keadaan stres
atau orang yang menderita penyakit saraf seperti Parkinson.
- Dermatitis Statis
Dermatitis
statis adalah salah satu jenis dermatitis sirkulatorius.
Yang
muncul dengan adanya varises, menyebabkan pergelangan kaki dan tulang kering
berubah warna menjadi memerah atau coklat, menebal dan gatal. Dermatitis muncul
ketika adanya akumulasi cairan di bawah jaringan kulit. Varises dan kondisi
kronis lain pada kaki juga menjadi penyebab.
- Etiologi
Semua
keadaan yang menyebabkan stasis peredaran darah di tungkai bawah.
- Manifestasi Klinik
Subjektif
terdapat pruiritus Pada permulaan tampak edema pada pergelangan kaki, terutama
pada sore hari sehabis bekerja. Hemosidering keluar dari pembuluh darah,
sehingga terlihat bercak-bercak hiperpigmentasi kecoklat-coklatan pada bagian
medial sepertiga bawah tungkai bawah. Perlahan-lahan timbul dermatitis yang
sering kali madidans.
Bila
timbul infeksi sekunder maka teraba indurasi subkutan dan kulit diatasnya
berwarna coklat merah. Karena terjadi pembendungan serta atropi kulit, maka
dengan mudah akan timbul ulkus. Faktor presipitasi timbulnya ilkustatis adalah
trauma ringan dan infeksi sekunder. Pada stadium lanjut akan timbul ulkustatis
dan pasien merasa nyeri.
- Dermatitis Atopik
Dermatitis
atopik adalah peradangan kulit yang melibatkan perangsangan berlebihan limfosit
T dan sel mast. Tipe gatal kronik yang sering timbul, dalam keadaan yang sering
disebut eksema. Kata “atopic” berhubungan dengan tiga group gangguan alergi
yaitu asthma, alergi renitis (influensa), dan dermatitis atopic
Dengan
indikasi dan gejala antara lain gatal-gatal, kulit menebal, dan pecah-pecah.
Seringkali muncul di lipatan siku atau belakang lutut. Dermatitis biasanya muncul
saat alergi dan seringkali muncul pada keluarga, yang salah satu anggota
keluarga memiliki asma. Biasanya dimulai sejak bayi dan mungkin bisa bertambah
atau berkurang tingkat keparahannya selama masa kecil dan dewasa.
(ros/Detikhealth)
- Insiden
Kejadian
dari beberapa studi menyatakan 75 sampai 80 % dari klien dermatitis atopik
mengenai perorangan atau keluarga yang mempunyai riwayat gangguan alergi.
Dermatitis atopik merupakan keadaan yang biasa mengganggu mempengaruhi 0,5 – 1
% penduduk seluruh dunia
- Etiologi
Penyebab
utama dermatitis atopik adalah belum diketahui. Xerosis adalah biasa lebih
buruk selama periode kelembaban rendah; musim dingin daerah garis lintang utara
memperburuk gatal-gatal terdapat stigmata atopi pada pasien atau anggota
keluarga:
a.Rinitis
alergi,asma bronchial,hay feber
b.
Alergi pada berbagai protein
c.
Reaksi abnormal pada perubahan suhu dan ketegangan
d.
Resistensi menurun terhadap infeksi virus dan bakteri
e.
Lebih sensitif terhadap serum dan obat
f.
Kadang-kadang terdapat katarak juvenilis
- Patofisiologi
Dibandingkan
dengan kulit normal, kekeringan kulit pada dermatitis atopik karena ada
penurunan kapasitas pengikatan air, kehilangan air yang tinggi di
transepidermal, dan penurunan isi air. Pada bagian kehilangan air mengalami
kekeringan yang lebih lanjut dan peretakan dari kulit, menjadi lebih gatal.
Gosokan dan luka garukan dari kulit karena gatal merupakan respon dari beberapa
keluhan kulit di klinik.
- Manifestasi klinik
Dermatitis
atopik dimulai sejak selama anak-anak. Dalam keadaan akut, yang pertama tampak
kemerahan, lumpur dan banyak kerak. Pada bayi lesi kulit tampak pada wajah dan
bokong. Pada anak yang lebih tua dan remaja lesi tampak lebih sering muncul di
tangan dan kaki, di belakang lutut, dan lipat siku.
Gejala
terbesar adalah pruritus hebat menyebabkan berulangnya peradangan dan
pembentukan lesi, yang mrupakan keluhan utama orang mencari bantuaan.
- Komplikasi
Infeksi
kulit oleh bakteri-bakteri yang lazim dijumpai terutama staphylococcus aureus,
jamur, atau oleh virus misalnya herpes simpleks. Pengidap penyakit ini
sebaiknya menghindari inokulasi virus hidup yang dilemahkan.
- Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
diet pada dermatitis atopik masih merupakan masalah yang kontroversional.
Alergi makanan yang signifikan, tidak diketahui sebagai penyebab dari
dermatitis atopik atau berapa persentase dari klien dermatitis atopik yang
mempunyai alergi terhadap makanan. Alergen yang paling umum yang sering muncul
adalah telur, susu sapi, kedelai, gandum, kacang-kacangan, dan ikan. Alergen
yang telah diketahui ini harus dihindari. Perawataan harus dilakukan untuk
menghindari terjadinya malnutrisi ketika melakukan pembatasan diet apa saja.

- Dermatitis Medikamentosa
Dermatitis
Medikamentosa adalah kelainan hipersensitivitas tipe I, merupakan istilah yang
digunakan untuk ruam kulit karena pemakaian internal obat-obatan atau medikasi
tertentu. Pada umumya reaksi obat timbul mendadak, raum dapat disertai dengan
gejala sistemik atau menyeluruh.
- Dermatitis Numularis
- Etiologi
Etiologi
tidak diketahui dengan pasti. Penyakit timbul pada pasien yang mempunyai kulit
kering serta mempunyai keperibadian yang tense dan ansious. Kadang-kadang
didapati infeksi fokal.
- Manifestasi klinik
Subjektif
sangat gatal, terlihat dermatitis sebesar uang logam, terdiri atas eritema,
edema dan kadang-kadang ada fesikel, krusta atau papul. Tempat predileksi ialah
ekstensor ekstermitas, bahu dan bokong. Penyakit mempunyai kecenderungan
residif.
BAB
III
KONSEP
DASAR KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1.
Data Demografi
-
Identitas Klien
- Nama
- Umur
- Jenis kelamin
- Agama
- Pekerjaan
- Alamat
- Diagosa medic
- NO. Rekor medic
- TGL. Masuk
- TGL pengkajian
-Idantitas
Penanggung
- Nama
- Umur
- Jenis kelamin
- Pekerjaan
- Hubungan dengan klien
2. Keluhan Utama
Merupakan
alasan mengapa klien masuk rumah sakit
3. Riwayat Kesehatan
- Riwayat Kesehatan Sekarang
Dari riwayat permulaan penyakit dan hasil pemeriksaan klinis
bisa ditegakkan diagnosa sementara. Kadang-kadang anamnese sepintas mengenai
riwayat penyakit dapat memberikan informasi yang jelas tenteng asal mula
dermatitis.Pernyataan ini khususnya berlaku pada dermatitis kontak alergika
dengan lokalisasi yang khas.Namun,anamnese yang seksama mengenai riwayat
penyakit sering pula diperlukan.
b. Riwayat Kesehatan Lalu
Adanya riwayat dermatitis atau asma dapat menunjukkan suatu
konstitusi atopik
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dermatitis pada sanak saudara khususnya pada masa
kanak-kanak dapat berarti penderita tersebut juga mudah menderita dermatitis
atopik .
Ø PEMERIKSAAAN SISTEMIK PADA PENYAKIT
DERMATITIS
1. Riwayat
Permulaan
Dari
riwayat permulaan penyakit dan hasil pemeriksaan klinis bisa ditegakkan
diagnosa sementara .Perlu diperhatikan bahwa dermatitis kontak dapat terjadi
setelah dermatitis tipe lainnya.Alergi kontak harus selalu dicurigai kalau kelainan
dermatitis terdapat pada tangan.Kadang-kadang anamnese sepintas mengenai
riwayat penyakit dapat memberikan informasi yang jelas tenteng asal mula
dermatitis.Pernyataan ini khususnya berlaku pada dermatitis kontak alergika
dengan lokalisasi yang khas.Namun,anamnese yang seksama mengenai riwayat
penyakit sering pula diperlukan.
2. Riwayat
Penyakit
Suatu
riwayat penyakit yang disusun secara seksama memerlukan waktu yang cukup lama
dan harus dilengkapi pada setiap kunjungan ulang .
3. Riwayat
Keluarga
Dermatitis
pada sanak saudara khususnya pada masa kanak-kanak dapat berarti penderita
tersebut juga mudah menderita dermatitis atopik .
4.Penyakit Yang
Pernah Di Derita Pada Masa Anak-anak
Adanya
riwayat dermatitis atau asma dapat menunjukkan suatu konstitusi atopik.
5.Lokalisasi
Pengertian
istilah ini khususnya dimaksudkan pada lokalisasi permulaan , misalnya kaki,
luka pada tungkai, jari manis, tempat cedera, dibalik perhiasan.
6. Perjalanan
penyakit
Lokalisasi
dermatitis pada saat mulainya dapat memberikan informasi mengenai kemungkinan
allergen.Suatu cedera primer dapat mempercepat perkembangan dermatitis melalui
infeksi skunder atau sensitisasi terhadap obat-obat topical termasuk plester.
Rasa gatal yang hebat, eritema inflamasi, vesikel kecil-kecil dan perubahan
gejala yang cepat menunjukkan dermatitis yang sifatnya alergi kontak. Adanya
perbaikan yang berarti pada masa liburan, akhir pecan ( weekend ) dan selam
cuti sakit yang pende, dan cepat kambuhnya pnyakit tersebut setelah penderita
kembali bekerja, menunjukkan kemungkinan dermatitis kontak yang bersifat alergi
dan alergennya terdapat pada tempat kerja. Dermatitis yang memburuk
perlaha-lahan dalam waktu beberapa setelah kembali dari cuti sakit menunjukkan
dermatitis tipe iritan.
7. Kegiatan
Pekerjaan
Bekerja
dalam waktu yang lama dengan jabatan yang sama malahan dengan tugas yang sama
tidak menjamin untuk tidak timbulnya dermatitis kontak dalam pekerjaan tersebut
oleh karena bisa diperlukan waktu berpuluh-puluh tahun sebelum terjadi
sensitisasi.
8.Kegemaran
Tidak
jarang penyebab dermatitis ditemukan dalam suatu kegemaran atau hobi, seperti
melukis, bertukang, memahat, mengunakan semen, lem, pasta, menjahit, memintal,
mencuci film, pekerjaan email serta jenis-jenis kerajinan tangan lainnya dan
olahraga.
9. substansi
Kimia Teknis ( Chemical Technical Subtance )
Larutan
pembersih, pelarut, pengilap, semir sepatu, kamfert, dll yang dijumpai
sehari-hari di rumah dapat menyebabkan dermatitis kontak iritan dan alrgika.
10. Tanaman
Pada
semua dermatitis kontak didaerah tangan, lengan dibawah dan muka, harus
dipikirkan kemungkinan tanaman sebagai penyebabnya.Dengan efek iritannya, kulit
jeruk dapat menimbulkan suatu dermatitis kontak pada tagan terus menetap.
11. Pengobatan
topical dan kosmetik
Obat-obat
topical, baik yang digunakan dengan resep dokter maupun oleh penderitanya
sendiri, dapat menimbulkan alergi kontak yang sekunder. Pengolesan obat topical
pada anggota keluarga lainnya, pada hewan pemeliharaan dan ternak dapat
menyebabkan dermatitis tangan.
12kontaktan yang
brasal dari suami istri
Bahan-bahan
yang menimbulkan sensitifitas atau mencetuskan dermatitis bisa dipindahkan dari
pasangan : parfum, deodoran, bahan pewarna/penyepuh rambut, lipstik,
lanolin/profileneglikol, bahan pengawet dalam krim dan lubricant ( bahan
pelincir ) vagina, parfum atau desinfektan pada pembalut wanita atau “ Hygiene
Sprays “ untuk wanita, reparat konstraseptif antijamur, benzoilperksida dalam
obat-obat jerawat, bahan-bahan kimiawi karet pada kondom. Senyawa-senyawa yang
bisa menimbulkan kepekaan itu dapat pula terbawa pulang oleh kulit atau pakaian
dari tempat kerja. Bahan-bahan iritan, misalnya fiberglass dapat dipindahkan
secara langsun atau lewat mesin cuci. Air mani ( semen, seminal fluid ) dapat
menyebabkan luka urtikaria kontak atau urtikaria dengan rasa gatal yang
menyeluruh dan reaksi anafilaktik pada kaum wanita.
13. Gambaran
dermatitis
Papula,
vesikula, secret yang mongering dan edemamenunjukkan kemugkinan besar
dermatitis kontak alergika, tetapi gejala ini bisa terdapat pula pada
dermatitis kotak iritan. Keadaan kering dan retak-retak pada kulit menunjukkan
reaksi iritan, namun keadaan ini dapat pula ditemukan pada dermatitis alergika
kalau lesinya sudah terdapat tidak lama sebelumnya.
14. Gambaran
kulit yang normal
Perhatikan
gejala yang menonjol berupa kulit yang kering atau berlemak , lesi seborrhoeik,
psoriatic atau atopik. Seluruh tubuh harus diperiksa. Pada dermatitis tangan,
kedua belah kaki harus diperiksa untuk mengetahui ada tidaknya infeksi jamur
atau dermatitis akibat obat-obat anti jamur.
15. Patch test
Pada
kasus-kasus yang luar biasa patch test cukup dilakukan pada bahan yang paling
besar kemungkinannya sebagai penyebab. Pada semua kasus dimana etiologinya
tidak jelas dan khususnya jika penderita tidak segera sebuh sekalipun allergen
kontak yang dicurigai sudah dihilangkan , maka patch test harus dikerjakan
dengan bahan-bahan standar dan bahan-bahan yang dicurigai menurut iformasi yang
diperolh riwayat penyakit.
16. Analisis
kimiawi
Adanya
formaldehyde dan nikel dalam bahan-bahan kontaktan yang ditelusuri dengan cara
sederhan dapat memberikan informasi yang berharga.
17. Hubungan
antara riwayat, status dan hasil patch test
Hubungan
seperti itu harus diperiksa secara cermat. Jadi, hasil tes yang positif bisa tidak
ada hubngannya dengan dermatitis kontak yang terjadi. Kita harus ingat bahwa
perincian terjadinya bahan-bahan tes standar belumlah diketahui. Hubngan yang
sungguh-sungguh antara riwayat penyakit, status, dan reaksi tes harus membawa
kepada pengobatan yang memedai. Namun, kita harus menyadari bahwa kita masih
belum dapat menegakkan diagnosis yang benar atau menelusuri penyebabnya atau
mungkin pada 20-30% dari kasus-kasus yang diperiksa.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Gangguan
integritas kulit b/d kekeringan pada kulit
2.
Resiko kerusakan kulit b/d terpapar allergen
3.
Perubahan rasa nyaman b/d pruritus
4.Gangguan
citra diri b/d terbentuknya krusta
C.INTERVENSI
1.Gangguan
integritas kulit b/d kekeringan pada kulit
Kriteria
hasil: klien akan mempertahankan kulit agar mempunyai hidrasi yang baik dan
turunnya peradangan, ditandai dengan
•
Mengungkapkan peningkatan kenyamanan kulit
•
Berkurangnya derajat pengelupasan kulit
•
Berkurangnnya kemerahan
•
Berkurangnya lecet karena garukan
•
Penyembuhan area kulit yang telah rusak
Intervensi:
- Mandi paling tidak sekali sehari selama 15 – 20 menit. Segera oleskan salep atau krim yang telah diresepkan setelah mandi. Mandi lebih sering jika tanda dan gejala meningkat.
R/ dengan mandi air akan meresap dalam saturasi kulit. Pengolesan
krim pelembab selama 2 – 4 menit setelah mandi untuk mencegah penguapan air
dari kulit.
- Gunakan air hangat jangan panas.
R/ air panas menyebabkan vasodilatasi yang akan meningkatkan
pruritus.
- Gunakan sabun yang mengandung pelembab atau sabun untuk kulit sensitive. Hindari mandi busa.
R/ sabun yang mengandung pelembab lebih sedikit kandungan
alkalin dan tidak membuat kulit kering, sabun kering dapat meningkatkan
keluhan.
- Oleskan/berikan salep atau krim yang telah diresepkan 2 atau tiga kali per hari.
R/salep atau krim akan melembabkan kulit.
2.
Resiko kerusakan kulit b.d terpapar alergen
Kriteria
hasil: klien akan mempertahankan integritas kulit, ditandai dengan
•
Menghindari alergen
Intervensi:
- Ajari klien menghindari atau menurunkan paparan terhadap alergen yang telah diketahui. R/ menghindari alergen akan menurunkan respon alergi
- Baca label makanan kaleng agar terhindar dari bahan makan yang mengandung alergen
Hindari binatang peliharaan.
R/ jika alergi terhadap bulu binatang sebaiknya hindari
memelihara binatang atau batasi keberadaan binatang di sekitar area rumah
- Gunakan penyejuk ruangan (AC) di rumah atau di tempat kerja, bila memungkinkan.
R/ AC membantu menurunkan paparan terhadap beberapa alergen
yang ada di lingkungan.
3.
Perubahan rasa nyaman b.d pruritus
Kriteria
hasil: klien menunjukkan berkurangnya pruritus, ditandai dengan
•
Berkurangnya lecet akibat garukan
•
Klien tidur nyenyak tanpa terganggu rasa gatal
•
Klien mengungkapkan adanya peningkatan rasa nyaman
Intervensi:
- Jelaskan gejala gatal berhubungan dengan penyebanya (misal keringnya kulit) dan prinsip terapinya (misal hidrasi) dan siklus gatal-garuk-gatal-garuk.
R/ dengan mengetahui proses fisiologis dan psikologis dan
prinsip gatal serta penangannya akan meningkatkan rasa kooperatif.
- Cuci semua pakaian sebelum digunakan untuk menghilangkan formaldehid dan bahan kimia lain serta hindari menggunakan pelembut pakaian buatan pabrik.
R/ pruritus sering disebabkan oleh dampak iritan atau
allergen dari bahan kimia atau komponen pelembut pakaian.
- Gunakan deterjen ringan dan bilas pakaian untuk memastikan sudah tidak ada sabun yang tertinggal.
R/ bahan yang tertinggal (deterjen) pada pencucian pakaian
dapat menyebabkan iritas
4.Gangguan
citra diri b/d terbentuknya krusta
Kriteria
hasil:klien menyatakan penerimaan terhadap kondisi klien,ditandai dengan
•
Klien nampak ikut kembali bersosialisasi
•
Klien tampak tidak mengurung diri
Intervensi:
- kaji makna perubahan status kesehatan kulit.
R/ merupakan indikator utama dalam pengkajian status
gangguan citra diri
- Berikan harapan dalam parameter situasi individu,jangan memberikan keyakinan yang salah.
R/ meningkatkan perilaku positif dan memberikan kesempatan
untuk menyusun tujuan dan rencana untuk masa depan bedarsarkan realitas.
- Berikan penguatan positif terhadap kemajuan dan dorong usaha untuk mengikuti tujuan rehabilitas.
R/ kata-kata penguatan dapat mendukung terjadinya perilaku
koping positif
- Berikan kelompok pendukung untuk orang terdekat.Berikan informasi kepada mereka bagaimana cara membantu klien.
R/ meningkatkan ventilasi perasaan dan memungkinkan respon
yang lebih membantu pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Doenges,Marlyn.E
dkk.2001.Rencana asuhan keperawatan.Edisi:3.Jakarta:penerbit buku
kedokteran,EGC
Ø Kapita
selekta kedokteran II.2001.Edisi 3.Jakarta:Media Aesculapius
Ø Google.co.id.Kata
kunci “Askep Dermatitis”
Ø Patofisiologi
II.2001.Edisi 3.JakartaPenerbit buku kedokteran,EGC
Ø Polaski,
Arlene L. Luckmann’s core principles and practice of medical-surgical. Ed.1.
Pennsylvania: W.B Saunders Company. 1996
Ø Corwin,
Elizabeth J. Buku saku patofisiologi/Handbook of Pathophysiology. Alih Bahasa:
Brahm U. Pendit. Cetakan 1. Jakarta: EGC. 1997.
Ø Nettina,
Sandra M. Pedoman praktek keperawatan/Lippincott’s Pocket Manual of Nursing Practice.
Alih Bahasa: Setiawan, sari Kurnianingsih, Monica Ester. Cetakan 1.Jakarta:
EGC. 200
Ø Smeltzer,
Suzanne C. Buku ajar medikal bedah Brunner Suddarth/Brunner Suddarth’s Texbook
of Medical-surgical. Alih Bahasa:Agung Waluyo…..(et.al.). ed 8 Vol 3 Jakarta:
EGC 2002
Ø Arif,Kuspuji,Rakhmi,Wahyu,Wiwiek.Kapita
Selekta Kedokteran.Edisi Ketiga.FKUI,Jakarta 2001
Tidak ada komentar:
Posting Komentar