ASUHAN
KEPERAWATAN
PADA KLEIN
DENGAN HNP (HERNIA NUKLEUS PULPOSUS)
I.
Landasan teori
A. Pengertian
HNP adalah Suatu
nyeri yang disebabkan oleh proses patologik dikolumna vertebralis pada diskus
intervertebralis (diskogenik) (Harsono, 1996)
HNP adalah
keadaan dimana nukleus pulposus keluar menonjol untuk kemudia menekan ke arah
kanalis spinalis melalui anulus fibrosis yang robek.
B. Etiologi
HNP terjadi
karena proses degenratif diskus intervetebralis
C. Insiden
Angka kejadi dan
kesakitan banyak terjadi pada usia pertengahan. Pada umumnya HNP didahului oelh
aktiivtas yang berlebihan, misalnya mengangkat beban berat (terutama mendadak)
mendorong barang berat. Laki—laki lebih banyak dari pada wanita
D. gejala
Gejala utama
yang muncul adalah rasa nyeri di punggung bawah disertai otot-otot sekitar lesi
dan nyeri tekan .
HNP terbagi atas
:
1.
HNP sentral
HNP sentral akan
menimbulkan paraparesis flasid, parestesia, dan retensi urine
2.
HNP lateral
Rasa nyeri
terletak pada punggung bawah, ditengah-tengah abtra pantat dan betis, belakang
tumit dan telapak kaki.Ditempat itu juga akan terasa nyeri tekan. Kekuatan
ekstensi jari ke V kaki berkurang dan refleks achiler negatif. Pada HNP lateral
L 4-5 rasa nyeri dan tekan didapatkan di punggung bawah, bagian lateral pantat,
tungkai bawah bagian lateral, dan di dorsum pedis. Kekuatan ekstensi ibu jari
kaki berkurang dan refleks patela negatif. Sensibilitas [ada dermatom yang
sdesuai dengan radiks yang terkena
menurun. Pada percobaan lasegue atau test mengnagkat tungkai yang lurus
(straigh leg raising) yaitu mengangkat tungkai secara lurus dengan fleksi di
sendi panggul, akan dirasakan nyeri disepanjang bagian belakang (tanda lasefue
positif). Valsava dab nafsinger akan memberikan hasil posistif .
E. patofisiologi
Pada umumnya HNP
didahului oeleh aktiivta syang berat dengan keluahan utamanya adalah nyeri di
punggung bawah disertai nyeri otot sekitar lesi dan nyeri tekan . Hal ini
desebabkan oleh spasme otot-otot tersebut dan spasme menyebabkan mengurangnya
lordosis lumbal dan terjadi skoliosis.
F. Penatalaksanaan
1.
Terapi konservatif
a.
Tirah baring
Penderita harus
tetap berbaring di tempat tidur selama beberapa hari dengan sikap yang baik
adalah sikap dalam posisi setengah duduk
dimana tungkai dalam sikap fleksi pada sendi panggul dan lutut. tertentu. Tempat tidur tidak boleh memakai pegas/per
dengan demikina tempat tidur harus dari papan yang lurus dan ditutup dengan
lembar busa tipis. Tirah baring bermanfaat untuk nyeri
punggung bawah mekanik akut. Lama tirah baring tergantung pada berat ringannya
gangguan yang dirasakan penderita. Pada HNP memerlukan waktu yang lebih
lama. Setelah berbaring dianggp cukup
maka dilakukan latihan / dipasang korset
untuk mencegah terjadinya kontraktur dan mengembalikan lagi
fungsi-fungsi otot.
b.
Medikamentosa
1. Symtomatik
Analgetik
(salisilat, parasetamol), kortikosteroid (prednison, prednisolon),
anti-inflamasi non-steroid (AINS) seperti piroksikan, antidepresan trisiklik (
amitriptilin), obat penenang minor (diasepam, klordiasepoksid).
2. Kausal
Kolagenese
c.
Fisioterapi
Biasanya dalam
bentuk diatermy (pemanasan dengan jangkauan permukaan yang lebih dalam) untuk
relaksasi otot dan mengurnagi lordosis.
2.
Terapi operatif
Terapi operatif
dikerjakan apabila dengan tindakan konservatif tidak memberikan hasil yang
nyata, kambuh berulang atau terjadi defisit neurologik
3.
Rehabilitasi
a.
Mengupayakan penderita segera
bekerja seperti semula
b.
Agar tidak menggantungkan diri
pada orang lain dalam melakkan kegiatan sehari-hari (the activity of daily
living)
c.
Klien tidak mengalami
komplikasi pneumonia, infeksi saluran kencing dan sebagainya).
II.
konsep keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas
HNP terjadi pada
umur pertengahan, kebanyakan pada jenis kelamin pria dan pekerjaan atau
aktivitas berat (mengangkat baran berat atau mendorong benda berat)
2. Keluahan Utama
Nyeri pada
punggung bawah
P, trauma
(mengangkat atau mendorong benda berat)
Q, sifat nyeri
seperti ditusuk-tusuk atau seperti disayat, mendenyut, seperti kena api, nyeri
tumpul atau kemeng yang terus-menerus. Penyebaran nyeri apakah bersifat nyeri radikular
atau nyeri acuan (referred fain). Nyeri tadi bersifat menetap, atau hilang
timbul, makin lama makin nyeri .
R, letak atau
lokasi nyeri menunjukkan nyeri dengan setepat-tepatnya sehingga letak nyeri
dapat diketahui dengan cermat.
S, Pengaruh posisi
tubuh atau atau anggota tubuh berkaitan dengan aktivitas tubuh, posisi yang
bagaimana yang dapat meredakan rasa nyeri dan memperberat nyeri. Pengaruh pada
aktivitas yang menimbulkan rasa nyeri seperti berjalan, turun tangga, menyapu,
gerakan yang mendesak. Obat-oabata yang ssedang diminum seperti analgetik,
berapa lama diminumkan.
T Sifanya akut,
sub akut, perlahan-lahan atau bertahap, bersifat menetap, hilng timbul, makin
lama makin nyeri.
3. Riwayat Keperawatan
a.
Apakah klien pernah menderita
Tb tulang, osteomilitis, keganasan (mieloma multipleks), metabolik
(osteoporosis)
b.
Riwayat menstruasi, adneksitis
dupleks kronis, bisa menimbulkan nyeri punggung bawah
4. Status mental
Pada umumny
aklien menolak bila langsung menanyakan tentang banyak pikiran/pikiran sedang
(ruwet). Lebih bijakasana bila kita menanyakan kemungkinan adanya
ketidakseimbangan mental secara tidak langsung (faktor-faktor stres)
5. Pemeriksaan
- Pemeriksaan Umum
Ø Keadaan umum
ü pemeriksaan tanda-tanda vital, dilengkapi pemeriksaan jantung,
paru-paru, perut.
ü Inspeksi
-
inspeksi punggung, pantat dan
tungkai dalam berbagai posisi dan gerakan untuk evalusi neyurogenik
-
Kurvatura yang berlebihan,
pendataran arkus lumbal,adanya angulus, pelvis ya ng miring/asimitris,
muskulatur paravertebral atau pantat
yang asimetris, postur tungkai yang abnormal.
-
Hambatan pada pegerakan
punggung , pelvis dan tungkai selama begerak.
-
Klien dapat menegenakan pakaian
secara wajar/tidak
-
Kemungkinan adanya atropi,
faskulasi, pembengkakan, perubahan warna kulit.
ü palpasi dan perkusi
-
paplasi dan perkusi harus
dikerjakan dengan hati-hati atau halus sehingga tidak membingungkan klien
-
Paplasi pada daerah yang ringan
rasa nyerinya ke arah yang paling terasanyeri.
-
Ketika meraba
kolumnavertebralis dicari kemungkinan adanya deviasi ke lateral atau
antero-posterior
-
Palpasi dna perkusi perut,
distensi pewrut, kandung kencing penuh dll.
Ø Neuorologik
ü Pemeriksaan motorik
-
Kekuatan fleksi dan ekstensi
tungkai atas, tungkai bawah, kaki, ibu jari dan jari lainnya dengan menyuruh
klien unutk melakukan gerak fleksi dan ekstensi dengan menahan gerakan.
-
atropi otot pada maleolus atau
kaput fibula dengan membandingkan kanan-kiri.
-
fakulasi (kontraksi involunter
yang bersifat halus) pada otot-otot tertentu.
ü Pemeriksan sensorik
Pemeriksaan
rasa raba, rasa sakit, rasa suhu, rasa dalam dan rasa getar (vibrasi) untuk
menentukan dermatom mana yang terganggu sehingga dapat ditentuakn pula radiks
mana yang terganggu.
ü pemeriksaan refleks
-
refleks lutut /patela/hammer
(klien bebraring.duduk dengan tungkai menjuntai), pada HNP lateral di L4-5
refleks negatif.
-
Refleks tumit.achiles (klien
dalam posisi berbaring , luutu posisi fleksi, tumit diletakkan diatas tungkai
yang satunya dan ujung kaki ditahan dalam posisi dorsofleksi ringan, kemudian
tendon achiles dipukul. Pada aHNP lateral 4-5 refleks ini negatif.
ü Pemeriksaan range of movement (ROM)
Pemeriksaan ini
dapat dilakukan aktif atau pasif untuk memperkirakan derajat nyeri, functio
laesa, atau untuk mememriksa ada/tidaknya penyebaran nyeri.
- Pemeriksaan penunjang
Ø foto rontgen, Foto rontgen dari depan, samping, dan serong) untuk
identifikasi ruang antar vertebra menyempit.
Ø Mielografi adalah pemeriksaan dengan bahan
kontras melalu tindakan lumbal pungsi dan pemotrata dengan sinar tembus. Apabila diketahiu adanya penyumbatan.hambatan kanalis spinalis yang
mungkin disebabkan HNP.
Ø Elektroneuromiografi (ENMG)
Untuk
menegetahui radiks mana yang terkena / melihat adanya polineuropati.
Ø Sken tomografi
Melihat gambaran
vertebra dan jaringan disekitarnya termasuk diskusi intervertebralis.
6. Penatalaksanaan
(lihat pada
landsan teori)
7. Dignosa keperawatan
Diagnosa keperawatan
merupakan suatu pernyataan dari masalah pasien yang nyata ataupun potensial dan
membutuhkan tindakan keperawatan sehingga masalah pasien dapat ditanggulangi
atau dikurangi. (Lismidar, 1990)
1)
Nyeri berhubungan dengan
penjepitan saraf pada diskus intervetebralis
2)
Cemas berhubuangan dengan
prosedur operasi, diagnosis, prognosis, anestesi, nyeri, hilangnya fungsi
3)
Perubahan mobilitas fisik berhubungan dengan
hemiparese/hemiplagia
4)
Perubahan eliminasi alvi
(konstipasi) berhubungan dengan imobilisasi, intake cairan yang tidak adekuat
5)
Kurangnya pemenuhan perawatan
diri yang berhubungan dengan hemiparese/hemiplegi
6)
Resiko gangguan integritas
kulit yang berhubungan tirah baring lama
B. Perencanaan
Setelah
merumuskan diagnosa keperawatan maka perlu dibuat perencanaan intervensi
keperawatan dan aktivitas keperawatan. Tujuan perencanaan adalah untuk
mengurangi, menghilangkan dan mencegah masalah keperawatan klien. Tahapan
perencanaan keperawatan klien adalah penentuan prioritas diagnosa
keperawatan,penetuan tujuan, penetapan kriteria hasil dan menntukan intervensi
keperawatan.
Rencana
keperawatan dari diagnosa keperawatan diatas adalah :
1. Perubahan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan
dampak penjepitan saraf pada radiks intervertebralis
Tujuan :
Nyeri berkurang atau rasa nyaman terpenuhi
Kriteria :
-
Klien mengatakan tidak terasa
nyeri.
-
lokasi nyeri minimal
-
keparahan nyeri berskala 0
-
Indikator nyeri verbal dan
noverbal (tidak menyeringai)
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
Identifikasi klien dalam membantu
menghilangkan rasa nyerinya
|
Pengetahuan yang mendalam tentang nyeri
dan kefektifan tindakan penghilangan nyeri.
|
Berikan informasi tentang penyebab dan
cara mengatasinya
|
Informasi mengurangi ansietas yang
berhubungan dengan sesuatu yang diperkirakan.
|
Tindakan penghilangan rasa nyeri
noninvasif dan nonfarmakologis (posisi, balutan (24-48 jam), distraksi dan
relaksasi.
|
Tindakan ini memungkinkan klien untuk
mendapatkan rasa kontrol terhadap nyeri.
|
Terapi analgetik
|
Terapi farmakologi diperlukan untuk
memberikan peredam nyeri.
|
2. Cemas berhubuangan dengan prosedur operasi, diagnosis, prognosis,
anestesi, nyeri, hilangnya fungsi,.
Tujuan : Rasa cemas klien akan berkurang/hilang.
Kriteria hasil :
T Klien mampu mengungkapkan ketakutan/kekuatirannya.
T Respon klien tampak tersenyum.
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1.
Diskusikan mengenai
kemungkinan kemajuan dari fungsi gerak untuk mempertahankan harapan klien
dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari
2.
Berikan informasi mengenai
klien yang juga pernah mengalami gangguan seperti yang dialami klien
danmenjalani operasi
3.
Berikan informasi mengenai
sumber-sumber dan alat-lat yang tersedia yang dapat membantu klien
4.
Berikan support sistem
(perawat, keluarga atau teman dekat dan pendekatan spiritual)
5.
Reinforcement terhadap
potensi dan sumber yang dimiliki berhubungan dengan penyakit, perawatan dan
tindakan
|
1.
Menunjukkan kepada klien
bahwa dia dapat berkomunikasi dengan efektif tanpa menggunakan alat khusus,
sehingga dapat mengurangi rasa cemasnya.
2.
Harapan-harapan yang tidak
realistik tiak dapat mengurangi kecemasan,
justru malah menimbulkan ketidak percayaan klien terhadap perawat.
3.
Memungkinkan klien untuk
memilih metode komunikasi yang paling tepat untuk kehidupannya sehari-hari
disesuaikan dnegan tingkat keterampilannya sehingga dapat mengurangi rasa
cemas dan frustasinya.
4.
Dukungan dari bebarapa orang
yang memiliki pengalaman yang sama akan sangat membantu klien.
5.
Agar klien menyadari
sumber-sumber apa saja yang ada disekitarnya yang dapat mendukung dia untuk
berkomunikasi.
|
3. Perubahan mobilitas fisik berhubungan
dengan hemiparese/hemiplegia
Tujuan :
Klien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya
Kriteria hasil
-
Tidak terjadi kontraktur sendi
-
Bertabahnya kekuatan otot
-
Klien menunjukkan tindakan
untuk meningkatkan mobilitas
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
a)
Ubah posisi klien tiap 2 jam
b)
Ajarkan klien untuk melakukan
latihan gerak aktif pada ekstrimitas yang tidak sakit
c)
Lakukan gerak pasif pada
ekstrimitas yang sakit
d)
Kolaborasi dengan ahli
fisioterapi untuk latihan fisik klien
|
a)
Menurunkan resiko terjadinnya
iskemia jaringan akibat sirkulasi darah yang jelek pada daerah yang tertekan
b)
Gerakan aktif memberikan massa, tonus dan
kekuatan otot serta memperbaiki fungsi jantung dan pernapasan
c)
Otot volunter akan kehilangan tonus dan
kekuatannya bila tidak dilatih untuk digerakkan
|
4. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan
hemiparese/hemiplegi, nyeri
Tujuan
Kebutuhan
perawatan diri klien terpenuhi
Kriteria hasil
-
Klien dapat melakukan aktivitas
perawatan diri sesuai dengan kemampuan klien
-
Klien dapat mengidentifikasi
sumber pribadi/komunitas untuk memberikan bantuan sesuai kebutuhan
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
a.
Monitor kemampuan dan tingkat
kekurangan dalam melakukan perawatan diri
b.
Beri motivasi kepada klien
untuk tetap melakukan aktivitas dan beri bantuan dengan sikap sungguh
c.
Hindari melakukan sesuatu
untuk klien yang dapat dilakukan klien sendiri, tetapi berikan bantuan sesuai
kebutuhan
d.
Berikan umpan balik yang
positif untuk setiap usaha yang dilakukannya atau keberhasilannya
e.
Kolaborasi dengan ahli
fisioterapi/okupasi
|
a.
Membantu dalam
mengantisipasi/merencanakan pemenuhan kebutuhan secara individual
b.
Meningkatkan harga diri dan
semangat untuk berusaha terus-menerus
c.
Klien mungkin menjadi sangat
ketakutan dan sangat tergantung dan meskipun bantuan yang diberikan
bermanfaat dalam mencegah frustasi, adalah penting bagi klien untuk melakukan
sebanyak mungkin untuk diri-sendiri untuk emepertahankan harga diri dan
meningkatkan pemulihan
d.
Meningkatkan perasaan makna
diri dan kemandirian serta mendorong klien untuk berusaha secara kontinyu
e.
Memberikan bantuan yang
mantap untuk mengembangkan rencana terapi dan mengidentifikasi kebutuhan alat
penyokong khusus
|
5. Gangguan eliminasi alvi (konstipasi) berhubngan
dengan imobilisasi, intake cairan yang tidak adekuat
Tujuan
Klien tidak mengalami kopnstipasi
Kriteria hasil
-
Klien dapat defekasi secara
spontan dan lancar tanpa menggunakan obat
-
Konsistensifses lunak
-
Tidak teraba masa pada kolon (
scibala )
-
Bising usus normal ( 15-30 kali
permenit )
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
a)
Berikan penjelasan pada klien
dan keluarga tentang penyebab konstipasi
b)
Auskultasi bising usus
c)
Anjurkan pada klien untuk
makan maknanan yang mengandung serat
d)
Berikan intake cairan yang
cukup (2 liter perhari) jika tidak ada kontraindikasi
e)
Lakukan mobilisasi sesuai
dengan keadaan klien
f)
Kolaborasi dengan tim dokter
dalam pemberian pelunak feses (laxatif, suppositoria, enema)
|
a.
Klien dan keluarga akan
mengerti tentang penyebab obstipasi
b.
Bising usu menandakan sifat
aktivitas peristaltik
c.
Diit seimbang tinggi
kandungan serat merangsang peristaltik dan eliminasi reguler
d.
Masukan cairan adekuat
membantu mempertahankan konsistensi feses yang sesuai pada usus dan membantu
eliminasi reguler
e.
Aktivitas fisik reguler
membantu eliminasi dengan memperbaiki tonus oto abdomen dan merangsang nafsu
makan dan peristaltik
f.
Pelunak feses meningkatkan
efisiensi pembasahan air usus, yang melunakkan massa feses dan membantu eliminasi
|
6. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan
tirah baring lama
Tujuan
Klien mampu mempertahankan
keutuhan kulit
Kriteria hasil
-
Klien mau berpartisipasi
terhadap pencegahan luka
-
Klien mengetahui penyebab dan
cara pencegahan luka
-
Tidak ada tanda-tanda kemerahan
atau luka
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
a.
Anjurkan untuk melakukan
latihan ROM (range of motion) dan mobilisasi jika mungkin
b.
Rubah posisi tiap 2 jam
c.
Gunakan bantal air atau
pengganjal yang lunak di bawah daerah-daerah yang menonjol
d. Lakukan massage pada daerah yang menonjol yang baru mengalami
tekanan pada waktu berubah posisi
e.
Observasi terhadap eritema
dan kepucatan dan palpasi area sekitar terhadap kehangatan dan pelunakan
jaringan tiap merubah posisi
f.
Jaga kebersihan kulit dan
seminimal mungkin hindari trauma, panas terhadap kulit
|
a.
Meningkatkan aliran darah
kesemua daerah
b.
Menghindari tekanan dan
meningkatkan aliran darah
c.
Menghindari tekanan yang
berlebih pada daerah yang menonjol
d.
Menghindari
kerusakan-kerusakan kapiler-kapiler
e.
Hangat dan pelunakan adalah
tanda kerusakan jaringan
f.
Mempertahankan keutuhan kulit
|
C. Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan keperawatan ini
merupakan realisasi dari rencana tindakan keperawatan yang diberikan pada
klien.
D. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dalam
proses keperawatan. Evaluasi adalah kegiatan yang di sengaja dan terus-menerus
dengan melibatkan klien, perawat, dan anggota tim kesehatan lainnya. Dalam hal
ini diperlukan pengetahuan tentang kesehatan, patofisiologi, dan strategi evaluasi.
Tujuan evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan
tercapai atau tidak dan untuk melakukan pengkajian ulang. (Lismidar, 1990)
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall, 2000, Buku
Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, EGC, Jakarta.
Doenges, M.E.,Moorhouse M.F.,Geissler A.C., 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3,
EGC, Jakarta.
Engram, Barbara, 1998, Rencana
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3, EGC, Jakarta.
Harsono, 1996, Buku Ajar
Neurologi Klinis, Edisi 1, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
Harsono, 2000, Kapita Selekta
Neurologi, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
Hudak C.M.,Gallo B.M.,1996, Keperawatan
Kritis, Pendekatan Holistik, Edisi VI, Volume II, EGC, Jakarta.
Ignatavicius D.D., Bayne M.V., 1991, Medical Surgical Nursing, A Nursing Process Approach, An HBJ
International Edition, W.B. Saunders Company, Philadelphia.
Juwono, T., 1996, Pemeriksaan
Klinik Neurologik Dalam Praktek, EGC, Jakarta.
Mardjono M., Sidharta P., 1981, Neurologi
Klinis Dasar, PT Dian Rakyat, Jakarta.
Satyanegara, 1998, Ilmu Bedah
Saraf, Edisi Ketiga, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA
KLIEN Ny. R DENGAN GANGGUAN SISTEM NEUROLOGI
HERNIA
NUKLEUS PULPOSUS (HNP)
DI
RUANG SYARAF A RUMAH SAKIT Dr. SOETOMO
SURABAYA
I.
PENGKAJIAN (12
Maret 2002)
A.
Identitas
Nama : Ny. R
Umur : 65 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : -
Status : Ibu rumah tangga
Alamat : SBY
MRS : 18-02-2002
DM : Post Op Laminectomy dengan DM HNP
B.
Keluhan utama
Nyeri otot
Paliatif, Nyeri otot,
geringgingan
Kualitatif
dan kuantitatif, nyeri otot
Region, nyeri dirasakan
pada paha, dan bertambah nyeri bila digerakkan atau diangkat sampai menjalar ke
pinggang kiri
Severity, kondisi seperti
ini menyebabkan lebih banyak terlentang, miring kanan dan kiri, terlentang
duduk masi dibantu dan tahan < 10 menit, berdiri belum kuat/mampu dan perlu
bantuan bila berjalan hanya kuat 3 meter, dalam memenuhi aktiivitas sehari-hari
sebagian masih dibantu atau ketergantungan pada orang lain seperti BAB dan BAK,
kebutuhan istirahat terpenuhi.
Time, Nyeri otot dan
gringgian dirasakan apabila digerakkan.
C.
Riwayat keperawatan :
1.
Riwayat penyakit sebelumnya
Tahun 1995 pernah jatuh
karena terpeleset dan tidak bisa bergerak seperti yang dirasakan saat ini
teteapi tidak perlu dioperasi karena bisa disembuhkan dengan perawatan dan
istirahat, mendapat paerawatan di syaraf A RSDS.
Tahun 1998 dengan penyebab
dan sakit yang sama, sembuh tanpa operasi dan menjalani perawatan di syaraf A RSDS.
Tahun 2002 sakitnya yang
sekarang ini
2.
Riwayat penyakit sekarang
Tanggal 18 -02-2002 jatung
dari tangga tidak bisa bergerak dan nyeri sepanjang kaki kiri samapai pinggang
tanggal 6 Maret 2002, telah
dilakukan operasi untuk diperbaiki kelainan sarafnya yang kejepit
Sekarang masih terasa nyeri
pada otot paha dan bertambah bila dibuat gerak samapai pmenjalar ke pinggang
kiri.
3.
Riwayat keluarga
Tidak ada riwayat
keluarganya yang menderita penyakit seperti yang diderita klien.
D. Pola fungsi
kesehatan
1.
Pola persepsi dan tatalaksana
terhadap sehat
Klien masih
merakan kecemasan terhadap kondisi
penyakitnya dan proses penyembuhan , perkembangannya yang sudah dicapai,
hanya mengikuti apa yang diperlukan (tindakan dan pengobatan)
Personil higyine
klien cukup rapi, rambut disisr
Diri klien
merasa bahwa sudah lama dirawat, tentunya kangen dengan kondisi rumahnya,
tetapi tetap sabar dan merasa dirinya tergantungan tidak bisa berbuat banyak
dalam memenuhi kebutuhan diri sendiri.
2.
pola nutrisi dan metabolisme
Makan NS , lauk, sayur
kacang hijau (NS TKTP). Klien tidak ada pantangan dalam makanannnya.
3.
pola aktivitas
Selama ini
setelah dioperasi , tidur terlentang, miring kanan dan kiri, jarang duduk
karena masih terasa sakit/nyeri pada beka soperasi oto paha dan pinggang
apalagi dibuat gerak. Untuk berdiri masih dibantu dan jalan hanya bisa dengan
jarak 3 meter itu masih perlu dituntun. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
dibantu.
4.
pola eliminasi
BAK spontan ,
warna kuning bening, frekuensi 3-4 kali/hari, setiap kali kencing kurang lebih
½-1 gelas perhari.
5.
pola istirahat/tidur
Tidur tidak
tentu waktunya, pokoknya merasa lelah, dengan sendirinya tertidur, dengan
sakitnya kadang masih terasa terganggu.
6.
pola sensoris dan kognitif
Tingkat
pengetahuan klien dan pendidikan baik dna menunjang proses pembelajaran,
konsentrasi baik.
7.
pola hubungan dan peran
Status klien
dalam keluarga sebagai ibu rumah tangga dengan 4 anaknya dan suami. Pola
komunikasi , menggunakan bahasa jawa,dan indonesia, Interaksi, lacar, komonikatif (kooperatif),terbuka, dukungan keluarga
(untuk perawatan dan pengobatan memenuhi. Perilaku, terkontrol, sabar, kesadaran baik
8.
reproduksi dan seksual
Klien termasuk
menopause dengan umur 65 tahun, KB (-), Haid teratur dengan sikulus 30 hari.
9.
penganggulangan stress
dalam mengatasi
masalahnya yan berhubungan dnegan kesehatan dialkukan dengan cara terbuka dan
musyarah mufakat bersama suaminya dan anak-anaknya.
10.
pola tata nilai dan kepercayaan
Klien selalu berdoa sesuai
dengan agama dan kepercayaannya serta bertawakkal dengan harapan tetap dalam
lindungannya dan diberi ketabahan dan kesembuhan sehingga dapat mandiri dan
bisa beibadat seperti sebelumnya.
E. Observasi dan pemeriksaan
fisik
1. Keadaan umum
Status gizi cukup, kesadaran
komposmentis, GCS 456, Penampilan tidur terlentang dengan kepala ditinggikan 2
bantal.
Antopometri : TB
: 160 cm BB :
56 Kg
Tanda vital : T = 120/70 mmHg, N = 88 x/mnt, S = 37 oC, RR = 20 x/mnt
2. Review of system
a. Sistem
pernafasan,
Pernafasan spontan,
Vesikuler, bentuk dada simetris, Retraksi -/-, Rh -/-, Wh -/-, RR 20
kali/menit, reguler
b. system
vaskuler
Tensi 120/70 mmHg, Nadi 88
kali/menit, suhu akral hangat, S1S2 tunggal normal, nyeri dada (-)
c. system
persyarafan
Kesadaran komposmentis,
orientasi baik, GCS 456
Kepala dan leher
ü Sklera putih,
tidak anemis,
ü Conjunctiva tidak
pucat
ü Pupil isokor
ü Leher kaku kuduk
(-), tidak ada pembesaran getah bening
Persepsi sensoris
ü Pendengaran
Dalam batas normal
ü Penciuman
Pilek (-), epitaksis (-)
ü Pengecapan
citan rasa ((+) , sulit menelan (-)
ü Penglihatan
Dalam batas normal
ü Perabaan
Dapat merasakan perbedaan stimulasi terhadap panas, dingin
dan tekan, kaki dan tangan tersa geringgiangan
d. system perkemihan
BAK Lancar spontan produksi
urine 3-4 kali. ½-1 gelas setiap kali kencing warna kuning bening
e. system pencernaan
BU (+) Normal, dapat mengunyah dan menelan, BAB 2
hari sekali liat, kuning
f. system muskoloskletal dan integument
Kemampuan pergerakan sendi
bebas, kekuatan otot ekstremitas atas (5/5) extremitas bawah 5/5, kulit (turgor
baik), akral (hangat) , terasa nyeri pada otot paha, bertambah bil adegerakan
dan nyerinya menjalar pada pinggang
kirinya.
g. system endokrin
Riwayat pertumbuhan dan
perkembangan sesuai dengan usia ( tahun)
h. Sistem reproduksi
perempuan (tidak kelainan
pada genetelatia eksternenya)
i. Sistem hematopoetik
Limfadenopati (-)
3. Pemeriksaan penunjang
1. laboratorium
Yang Diperiksa
|
18-2-2002
|
20-02-2002
|
Hb
LED
Leukosit
Diff count
Ht
Tromb.
Sakar darah puasa
Sakar 2 jpp
Cholesterol
Kreatinin
BUN
Bil total
Bil indireck
SGOT
SGPT
Protein
Alb
As. Urat
Na
K
PTT
APTT
FH
|
15 gr/dl
40 mm/jam
17.200 x 10 9/L
-/-/-/90/10/-
48 %
215 x 109/L
114 mg/dl
-
147 mg/dl
1,03 mg/dl
15,7 mg/dl
0,83 mg/dl
0,12 mg/dl
23,2,
13,5
2,91
3,33
3,34
39
3,7
|
11,2
38,8
N
|
- Radiologi
Hasil tampak
adanya HNP pada lumbal 5- Sakrum 1
- Konsul cardiologi
Inkoplet RBBB
cardiac arest
indeks calss I
j. Penatalaksanaan
1.
Perawatan luka
2.
mobilisasi bertahap
3.
Diit NS TKTP
4.
Obs VT
5.
Injeksi Novalgin 3x1 ampul
6.
Clobazam 2 x10 mg
7.
Rob 1 x 1 amp
8.
Rencana aff jahitan hati ke VII
4. Analisa
data
TGL
|
DATA
|
ETIOLOGI
|
MASALAH
|
||||||||||||||||||||||||
12-
03-
2002
|
Data
Subyejtif
Klien
mengatakan setalah operasi dirasakan lebih nyaman dan tidak sakit seperti
sebelum operasi
Klien
mengatakan rasa nyeri masih dirasakan pada otot paha, dan terasa lebih sakit
bila dilakukan gerakan (miring kanan, kaki diangkat) bahkan menjalasr ke
pinggang kirinya.
Klien
mengatakan dengan duduk masih bisa dengan bantuan atapi tidak tahan samapai
10 menit
Data
Obyektif
Klien
tampak menyeringan bila dilakukan pemeriksaan kaki kirnya dengan diangkat
dengan ketinggian 45 o
Kemampuan
pergerakan sendi bebas, kekuatan otot ekstremitas atas (5/5) extremitas bawah
5/5, kulit (turgor baik), akral (hangat) , terasa nyeri pada otot paha,
bertambah bil adegerakan dan nyerinya
menjalar pada pinggang kirinya.
Pemeriksaan
fisik :
Refleks
fisiologis :
Ekstremitas
atas +2/+2
Ekstremitas
bawah +2/+2
Refleks
patologis (-)
Data
Subyejtif
Selama ini setelah dioperasi , tidur terlentang, miring kanan dan kiri,
jarang duduk karena masih terasa sakit/nyeri pada bekas operasi otot paha dan
pinggang apalagi dibuat gerak. Untuk berdiri masih dibantu dan jalan hanya bisa dengan
jarak 3 meter itu masih perlu dituntun. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
dibantu.
Data
Obyektif
Klien
sedang dalam posisi berbaring dengan kepala ditinggikan 45 o,
Pada
waktu sendiri dengan posisi tidur dengan nasi ditempatkan pada kursi
sambil makan.
Paska
operasi laminectomy hari ke 6
Data
Subyejtif
Klien
mengatakan bagaiamana dengan penyakitnya apakah bisa disembuhkan dengan baik
sehingga dapa tmelakukan aktivitas seperti biasanya.
kLien
mengatakan sudah 6 hari ini masih dirasakan nyeri dan perlu suntikan dan
mengurangi rasa sakit
Klien
menceritakan tentang apa yang dirasakan, dan harapan dari usaha yang telah
dilakukannya.
Data
Obyektif
Klien
tampak termenung
Klien
masih bisa konsentrasi dan menerima proses pemebelajaran
.
|
Post
operasi
laminectomy
Diskontinuitas
Jaringan
Bekas
Gejala
sisa isi nukleus
Nueron
kejepit
Peradangan
Gangguan
sirkulasi/
penekanan
pada saraf
tempat
operasi/cedera
Reaksi
zat kimia/bioaktif
(serotonin
, bradikin dan prostaglandin)
respetor
spesifik
(aksi
potensial)
nyeri
Resptor
spesifik
(aksi
potensial)
ganglion
melalui kornu posterior
medulla
spinalis
saraf
parasimpatis
otot
motorik eksteremitas
Nyeri
gerak
Imobilisasi,
intoleransi gerak
Defisit
perawatan diri
Sakit
Pengalam
dan epengetahuan kurang
Stressor
Peningkatan
katekolamin
Kortisol
meingkat
cemas
|
Nyeri
Defisit perawatan diri
Cemas ringan
|
5. Diagnosa Keperawatan
- Perubahan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan diskontinuitas jaringan sekunder terhadap operasi laminectomy, sindroma sisa
- Cemas berhubungan dengan prognosis, hilangnya fungsi,.
- Defisit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan gerak, nyeri sekunder terhadap paska laminectomy.
B. Asuhan Keperawatan
TGL
|
DX
|
TUJUAN/KRITERIA
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
JAM
|
IMPLEMENTASI
|
12-02-2002
|
1
|
Nyeri
berkurang atau rasa nyaman terpenuhi setelah 7 hari paska operasi
Kriteria :
-
Klien mengatakan tidak terasa nyeri.
-
lokasi nyeri minimal
-
keparahan nyeri berskala 0
-
Indikator nyeri verbal dan noverbal (tidak menyeringai)
|
a. Identifikasi klien dalam
membantu menghilangkan rasa nyerinya
b. Berikan informasi
tentang penyebab dan cara mengatasinya
c. Tindakan penghilangan
rasa nyeri noninvasif dan nonfarmakologis (posisi, balutan (24-48 jam),
distraksi dan relaksasi
d. Terapi
-
clabozam 2 x 10 mg
-
Injeksi Novalgin 3 x 1 ampul
|
a. Pengetahuan yang
mendalam tentang nyeri dan kefektifan tindakan penghilangan nyeri.
b. Informasi mengurangi
ansietas yang berhubungan dengan sesuatu yang diperkirakan.
c. Tindakan ini
memungkinkan klien untuk mendapatkan rasa kontrol terhadap nyeri.
d. Terapi farmakologi
diperlukan untuk memberikan peredam
nyeri.
|
07.00
08.00
09.00
10.00
12.00
13.00
14.00
|
Melakukan
perkenalan dan kontrak dengan klien dankeluarga dalam membantu perawatan dan
permasalah yang dapat dipecahkan bersama.
Mengidentifikasi
tingkat nyeri yang dirasakan klien (lokasi, sifat, frekuensi, lama dan cara
penanganan yan telah dilakukan klien)
Mengobservasi
tanda=tanda vital 120/80, nadi 88 x/mnt
Melakukan
perawatan luka seapseptik dan antiseptik
Mengatur
posisi sehingga klien merasa lebih enak dan
nyaman
Menginjeksi
novalgin 1 ampul IV
Mengklarifikasi
kepada klien tentang obat minum clabosam 10 mg sudah diminumkan.
Memonitor
perkembangan tingkat nyeri
Mengajarakan
klien latihan relaksasi dengan nafs dalam dan panjang berulang-ulang 5-6 kali
dengan frekeunsi 3 kali/hari
Mengobservasi
tanda-tanda vital (tensi 120/70 mmHg, nadi 88 x/mnt)
Memonitor
keadaan klien (klien sedang istirahat.
|
TGL
|
DX
|
TUJUAN/KRITERIA
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
JAM
|
IMPLEMENTASI
|
12-02-2002
|
2
|
Tujuan
: Rasa cemas klien akan
berkurang/hilang setealh diberikan pendidikan kesehatan (penyakit, prognosis)
Kriteria hasil :
Klien mampu mengungkapkan
ketakutan/kekuatirannya.
Respon
klien tampak tersenyum
|
a. Diskusikan mengenai
kemungkinan kemajuan dari fungsi gerak untuk mempertahankan harapan klien
dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari
b. Berikan informasi
mengenai klien yang juga pernah mengalami gangguan seperti yang dialami klien
c. Berikan informasi
mengenai sumber-sumber dan alat-lat yang tersedia yang dapat membantu
klien
d. Berikan support sistem
(perawat, keluarga atau teman dekat dan pendekatan spiritual)
e. Reinforcement terhadap
potensi dan sumber yang dimiliki berhubungan dengan penyakit, perawatan dan
tindakan
|
a.
Menunjukkan kepada klien bahwa dia dapat berkomunikasi
dengan efektif tanpa menggunakan alat khusus, sehingga dapat mengurangi rasa
cemasnya.
b.
Harapan-harapan yang tidak realistik tiak dapat mengurangi
kecemasan, justru malah menimbulkan
ketidak percayaan klien terhadap perawat.
c.
Memungkinkan klien untuk memilih metode komunikasi yang
paling tepat untuk kehidupannya sehari-hari disesuaikan dnegan tingkat
keterampilannya sehingga dapat mengurangi rasa cemas dan frustasinya.
d.
Dukungan dari bebarapa orang yang memiliki pengalaman yang
sama akan sangat membantu klien.
e.
Agar klien menyadari sumber-sumber apa saja yang ada
disekitarnya yang dapat mendukung dia untuk berkomunikasi.
|
07.00
08.00
09.00
10.00
11.00
12.00
|
Mengidentifikasi
tingkat pengentahuan klien tetntang perkembangan yang dirasakan setelah
operasi dan sebelum operasi
Memberi
penejelasakan tentang nyeri, faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya
neyeri, damapak yang mungkin timbul dan alternatif pemcehaan yang dapat
dilakukan untuk mengurangi nyerinya.
Memberi
kesemapatan klien untuk ungkapklan perasaannya dan harapan-harapannya.
Memberi
gambaran tentang klien yang pernah menjalani penyakit dan oeprasi yang
seperti klien alami.
Memberikan
support sistem pada klien dengan harapan dan semangat untuk mencapai
kesembuhan yang optimal, bertahap.
Memberi
petunjuk bahwa klien sudah banyak perubahan dan perbaikan yang baik dari pada
penyakit lainnya disekitar klien di syaraf A
Memberikan
reinforcement terhadap tanggapan klien yang mengatakan perlu kesabaran dan
ketelatenaan serta doa untuk memohon kesembuhan yang terbaik baginya sesuai
agama.
|
TGL
|
DX
|
TUJUAN/KRITERIA
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
JAM
|
IMPLEMENTASI
|
12-02-2002
|
3
|
Kebutuhan
perawatan diri klien terpenuhi setelah post operasi hari ke VII
Kriteria
hasil
- Klien dapat melakukan
aktivitas perawatan diri sesuai dengan kemampuan klien (makan, minum dan BAB
dan BAK sendiri)
- Klien dapat
mengidentifikasi sumber kemampuannya
untuk mandiri dan meminta bantuan sesuai kebutuhan
|
a.
Monitor kemampuan dan tingkat kekurangan dalam melakukan
perawatan diri
b.
Beri motivasi kepada klien untuk tetap melakukan aktivitas
dan beri bantuan dengan sikap sungguh
c.
Hindari melakukan sesuatu untuk klien yang dapat dilakukan
klien sendiri, tetapi berikan bantuan sesuai kebutuhan
d.
Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang
dilakukannya atau keberhasilannya
e.
Kolaborasi dengan ahli fisioterapi/okupasi
|
a.
Membantu dalam mengantisipasi/merencana-kan pemenuhan
kebutuhan secara individual
b.
Meningkatkan harga diri dan semangat untuk berusaha
terus-menerus
c.
Klien mungkin menjadi sangat ketakutan dan sangat
tergantung dan meskipun bantuan yang diberikan bermanfaat dalam mencegah
frustasi, adalah penting bagi klien untuk melakukan sebanyak mungkin untuk
diri-sendiri untuk emepertahankan harga diri dan meningkatkan pemulihan
d.
Meningkatkan perasaan makna diri dan kemandirian serta
mendorong klien untuk berusaha secara kontinyu
e.
Memberikan bantuan yang mantap untuk mengembangkan rencana
terapi dan mengidentifikasi kebutuhan alat penyokong khusus
|
07.00
08.00
10.00
13.00
|
Mengidentifikasi
tingkat kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari (aktif dilakukan
sendiri, dengan bantuan)
Memberi
kesempatan pada klein utnuk mandiri sesuai dengan kemampuan sebatas yang
dianjurkan, tidak mengangkat berat, tidak mendorong barang yang berat dan
sifatnya ringan.
Menganjurkan
kepada kelaurganya untuk membantu klien dalam defekasi dan BAK
Menganjurkan
pada klein untuk melakukan mobilisasi atau aktivitas secara bertahap mulai
dari duduk dengan makan, berdiri dan berjalan (mandiri tau bantuan)
Memberi
reinforcement terhadap kemamapuan yang telah dicapai dan kesanggupannya untuk
teteap mempertahankan melakukan gerak duduk, berdiri dan berjalan secara
bertahap.
|
C. Evaluasi
TGL
|
DX/JAM
|
EVALUASI
|
12-02-2002
|
Dx 1
Jam 12.00
Dx 2
Jam 12.00
Dx 3
Jam 12.00
|
S.
Klien mengatakan tidak terasa
nyeri., lokasi nyeri pada oto paha dan menjalar ke pinggang kiri bila
digerakkkan, kebuthan isitrahat terpenuhi
O
keparahan nyeri berskala 2
Indikator nyeri verbal dan
noverbal (tidak menyeringai)
Ketika klien dilakukna manipulasi
pad akaki kirinya nampak nyeri dan menyeringai
A
Masalah teratasi sebagian
P
Lanjutkan intervensi
S
Klien mampu mengungkapkan
ketcemasannya/kekuatirannya tentang penyembuhan penyakitnya
Klien mengatakan untuk mencapai
kesembuhan diperlukan kesabaran dan ketelatenan unutk berlatih dan berdoa
Berapa lama waktu yang perlukan
untuk mencapai kesembuhan optimal
O
Respon klien tampak tersenyum
Konsentrasi klien baik, Nadi 88
kal/menit, tampak tenang
A
Masalah teratasi
P
Intervensi dipertahankan
S
Klien mengatakan untuk keperluan
BAK jam 12.00 dibantu oleh keluarganya dengan menggunakan pispot yang
dimilikinya sendiri
O
Klien dapat mengidentifikasi sumber
kemampuannya untuk mandiri dan meminta
bantuan sesuai kebutuhan
A
Masalah teratsi sebagian
I
Lanjutkan
|
Catatan Perkembangan
TGL
|
DX/JAM
|
CATATAN PERKEMBANGAN
|
13-03-2002
|
Dx 1
|
|
TGL
|
DX/JAM
|
CATATAN PERKEMBANGAN
|
14-03-2002
|
Dx 1
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar